Demi Bisa Selesaikan Sekolah Anaknya, Kakek Ini Harus Tetap Berjualan Di Usianya Yang Telah Senja

Demi Bisa Selesaikan Sekolah Anaknya, Kakek Ini Harus Tetap Berjualan Di Usianya Yang Telah Senja

author photo
Kehidupan yang jauh dari kata cukup membuat sebagian orang harus terus berjuang mencari penghidupan meski sudah memasuki usia senja. Itu juga yang dilakukan oleh seorang kakek bernama Sadino (66 tahun) yang tertangkap kamera tengah memikul dua buntelan karung putih di depan TK Pembina Desa Getas Pejaten Jati Kudus Jawa Tengah.

Di tengah terik matahari, ia dengan cekatan membuka karung tersebut dan mengeluarkan sejumlah mainan tembak-tembakan dari bambu. Bapak 5 anak ini kemudian merapikan dagangannya sembari menunggu para siswa TK keluar.

Demi Bisa Selesaikan Sekolah Anaknya, Kakek Ini Harus Tetap Berjualan Di Usianya Yang Telah Senja
Sadino jualan mainan dari bambu di usia senja (seputarkudus.com)
Diungkapkan oleh kakek Sadino bahwa dirinya masih tetap berjualan di usia yang senja dikarenakan harus menyelesaikan pendidikan anaknya yang sekarang menginjak bangku SMK. Meski kehidupannya cukup sulit, ia bangga bisa menghantarkan sang anak bersekolah di tingkat atas.

“Saya tidak mau menyusahkan anak. Saya harus berjualan untuk mendapatkan uang. Empat anak saya telah menikah dan telah hidup sendiri-sendiri,” ungkap Sadino, seperti dikutip dari Seputar Kudus.

Ayah yang berusaha bersikap adil terhadap anak-anaknya ini menuturkan bahwa penghasilan yang didapatnya tidaklah besar yakni antara 40 ribu hingga 50 ribu.

“Penghasilan tersebut masih kotor, karena belum terpotong untuk kebutuhan makan sehari-sehari selama di Kudus. Kalau di rata-rata saya bisa dapat bersih sekitar Rp 30 ribu sehari,” ungkap Sadino.

Keluarga kakek Sadino sendiri tinggal di Madiun dan ia pulang ke sana per tiap 10 hari. Sementara saat di Kudus, ia tinggal dengan seorang kenalannya di Desa Ploso Kudus. Setiap harinya ia berangkat setelah subuh dan pulang pukul 5 sore dimana setiap ada sekolah dasar atau TK yang dilewatinya, ia pun akan terlebih dahulu singgah.

“Alhamdulilah masih ada teman yang mau menampung saya. Kalau tidak saya biasanya tidur di Pom Bensin,” tutup Sadino.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post