Ditampar 3 Kali Oleh Allah, Pemakan Riba Ini Bertobat Dan Jadi Penjual Brownies

Ditampar 3 Kali Oleh Allah, Pemakan Riba Ini Bertobat Dan Jadi Penjual Brownies

author photo
Riba merupakan salah satu yang harus dijauhi oleh umat muslim karena buruknya hal tersebut dan berbuah dosa. Bahkan dosa riba yang paling ringan adalah seperti menzinahi ibu kandung. Naudzubillah.

Allah pun berusaha menyadarkan setiap pemakan riba untuk kembali ke jalan-Nya. Salah satunya seperti yang dialami oleh seorang pegawai bank BUMN yang bergerak di bidang perkreditan. Pria bernama Prasetyo Budi Widodo ini selalu berusaha mengarahkan konsumen untuk mengkredit dalam jangka tahunan sehingga bunga atau keuntungan untuk dirinya menjadi lebih besar.

Ditampar 3 Kali Oleh Allah, Pemakan Riba Ini Bertobat Dan Jadi Penjual Brownies

Ia pun berhasil menjadi pegawai teladan dan bahkan menjadi ujung tombak perusahaan karena lihai memasarkan kredit. Kesombongannya kemudian muncul seiring penampilannya yang diinginkan setiap orang seperti berpakaian rapi, memiliki mobil dan rumah mewah.

Ternyata Allah sayang kepadanya hingga Prasetyo mendapatkan tamparan Allah sebanyak 3 kali. Tamparan pertama adalah setelah bertahun-tahun bekerja di bank BUMN, ia harus menanggung hutang salah satu anggota keluarga dan terancam dipenjara jika tidak juga diselesaikan. Alhasil dalam waktu 4 jam semua hartanya seperti mobil dan perhiasan raib guna membayar hutang.

Prasetyo pun berubah menjadi seorang bankers yang hanya menggunakan motor inventaris kantor. Di bulan yang sama, ia kemudian mendapat tamparan kedua yakni anaknya sakit dan terpaksa menginap di rumah sakit lebih dari 2 minggu. Setelah keluar ternyata anaknya belum juga sembuh sehingga harus masuk lagi rumah sakit.

Tamparan ketiga datang kepada pasangan hidupnya dimana sang istri harus menjalani perawatan di rumah sakit selama seminggu lantaran penyakit yang datang tiba-tiba.

Prasetyo pun merenung dan berusaha mengintrospeksi diri. Setiap hari ia mulai rajin shalat, puasa senin kamis dan bersedekah. Hampir di setiap shalat ia selalu menangis mempertanyakan nasibnya.

Sampai pada suatu hari saat ia mengikuti kajian, ia pun mengetahui bahwa selama ini dirinya telah memberikan nafkah untuk keluarga dari jalan yang dilarang Allah dan bahkan dilaknat-Nya. Prasetyo kemudian mendengar hadist bahwa Allah akan mengganti semua yang ditinggalkan demi Allah.

“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363)

Hal itu pun semakin menguatkannya untuk resign atau keluar dari pekerjaannya. Namun ia masih bingung dengan sejumlah pengeluaran rutin setiap bulannya yang terbilang besar.

Guna melunasi semua hutangnya, Prasetyo kemudian menjual rumahnya. Namun hingga beberapa lama iklan rumahnya belum juga ada yang berminat. Alhasil ia pun belum berani untuk mengundurkan diri.

Ternyata godaan semakin besar datang dari pihak perusahaan dimana ia diberangkatkan ke Bali untuk mendapatkan penghargaan. Bahkan sekembalinya ke kantor, ia mendapatkan jatah kenaikan pangkat dan gaji. Namun tekatnya untuk segera keluar membuatnya menolak secara halus semua hal tersebut.

Bahkan dirinya pernah berdebat sengit dengan atasan karena memanjangkan jenggot dan memilih untuk shalat saat rapat berlangsung.

Seorang teman pun menyarankan untuk beribadah lebih kuat sehingga setiap dini hari, Prasetyo langsung mendirikan shalat taubat, shalat hajat, shalat tahajud, shalat witir dan terus berdzikir hingga subuh. Setelah subuh berjamaah, ia kemudian membaca Al Qur’an sebanyak 10 ayat.

Pada bulan Agustus 2016, doanya terjawab dimana seseorang dari Jakarta melihat iklan rumahnya dan langsung membeli tanpa menawar dan melihat dahulu kondisi aslinya. Hutang KPR-nya pun terlunasi dan sisanya ia hendak gunakan untuk modal usaha.

Yang mengejutkan adalah pembeli rumah tersebut mengizinkan Prasetyo dan keluarga untuk tinggal sementara di rumah itu hingga menemukan rumah yang baru.

Prasetyo begitu merasakan skenario Allah yang begitu Indah untuk menuju jalan-Nya. Maka tepat pada tanggal 24 Agustus 2016, dirinya mengajukan pengunduran diri dan tepat 1 Oktober 2016, ia sudah tidak lagi bekerja di bank BUMN yang membuatnya memakan riba.

Kini ia memilih untuk menjadi penjual brownies buatannya sendiri bersama dengan istri. Dengan brand “Little Brown Brownies” yang terletak di Gelora Indah 1 Ruko No. 9A Komplek GOR Satria Purwokerto, ia pun berharap keberkahan dan keridhoan Allah.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post