Surat Cinta untuk Saudaraku ‘Kaum Muslimin’ Pembela Ahok

Surat Cinta untuk Saudaraku ‘Kaum Muslimin’ Pembela Ahok

author photo
Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala puji atas karunia Allah yang memberikan iman di hati kita semua, yang karenanyalah kita semua bersaudara, menjadikan Allah Swt sebagai satu-satunya Tuhan dan Nabi Muhammad Saw sebagai suri tauladan terindah di dunia dan akhirat. Sholawat dan salam tidak lupa selalu kami sampaikan kepada kekasih tercinta yang menangis di masa lalu untuk kita semua di masa sekarang dan di masa yang akan datang dialah Baginda Nabi Muhammad Saw .

Surat Cinta untuk Saudaraku ‘Kaum Muslimin’ Pembela Ahok


Wahai saudaraku kaum muslimin pembela Ahok,

Sungguh ironis dan sakit kronis apa yang kami rasakan saat ini, mungkin ini juga dirasakan sebagian besar umat Islam yang lain dimanapun ia berada. Saudaraku, tak tergerak kah hatimu minimal untuk sedih bahwa kitab suci kita dinistakan begitu saja?

Terlepas dari situasi politik yang ada dan siapa yang berbicara, sungguh kebodohan yang nyata apabila ada seseorang minoritas melecehkan kaum mayoritas baik dari segi adat, budaya, terlebih lagi agama. Terlalu sensitif dan diskriminatif ketika seorang nasrani menggunakan ayat Alquran untuk membodohi kaum muslim bahwa mereka telah dibodohi oleh ayat Alquran atau pembawa ayat Alquran.

Wahai saudaraku kaum muslimin pembela Ahok,

Sikapmu yang terus membelanya dengan segala upaya, ucapanmu yang memojokkan dan menyalahkan saudara seiman yang tidak sependapat denganmu adalah perilaku yang membuat kami bersedih di atas kesedihan yang terjadi di tanah air Bhinneka tunggal ika ini.
Sebenarnya, apa hujjahmu terus membelanya?

1. Apa karena dia beralasan tidak ada niat melecehkan Alquran ? Tidak perlu cerdas wahai saudaraku, orang normal saja paham maksud dari video tersebut.

2. Apa bahasa yang diucapkan tidak termasuk melecehkan? ini sudah dibahas secara ilmiah oleh pakar kaidah bahasa dari sisi linguistik.

3. Apa karena engkau beralasan karena kami mendukung lawan politik Ahok dan menjadikan agama sebagai alat politik? kalau itu alasanmu, sebelum ada tragedi penistaan ini dan siapapun lawan politiknya niscaya kita akan mendukung siapapun lawanya selama dia muslim. Karena apa? karena kami ahli iman yang beriman kepada apapun yang ada didalam Alquran. Terlebih lagi ayat yang melarang kami menjadikan seorang kafir menjadi pemimpin adalah ayat yang sudah sangat terang benderang jelasnya.

4. Apa karena engkau pikir kami tidak boleh membawa-bawa agama dalam urusan dunia? Lalu untuk apa agama diadakan dan wahyu diturunkan kepada Rasul? Bagaimana bisa engkau beralasan dia diperbolehkan menistakan Alquran karena kami dulu yang memulai membawa dalil-dalil agama? Lalu mengapa para pendeta dan kaum Nasrani lainya boleh menyeru untuk memilih dia menurut kitab sucinya tetapi kita dilarang untuk menyeru pemimpin kafir karena kitab suci Alquran .

5. Apa lagi hujjah dan alasanmu wahai ahli iman? sebanyak dan sebesar apapun hujjahmu maka akan musnah selagi yang engkau bela adalah nafsumu dan batinmu tertutup untuk sinar Alquran .

Wahai saudaraku kaum muslimin pembela Ahok,

Wahai ahli iman saudaraku yang kami mencintaimu karena Allah, sadarlah ! para ulama dan habaib adalah pewaris ilmu dan perjuangan dakwah nabi Muhammad Saw memasuki zona politik bukanlah karena ingin mendapat jabatan, bukan pula karena ingin mendapat kekayaan serta keuntungan duniawi lainya. Lalu mengapa engkau berpaling mendengar seruanya yang merupakan risalah dari Nabi Muhammad Saw ?

Wahai saudaraku kaum muslimin pembela Ahok,

Engkau yang duduk dis ana yang memiliki wewenang dan mendukungnya untuk bisa menjadi pemimpin di ibu kota negeri ini, akal kami tak bisa menjangkau daya berpikir kalian sejauh apa dan demi apa. Bila alasanmu mendukungnya karena demi kemajuan bangsa dan negara ini maka kami semakin tidak mengerti lagi karena yang kalian dukung adalah seorang yang terlibat banyak skandal hukum dan beritanya sudah masyhur. Bila dari sisi agama dia menistakan, sebagian rakyat yang mewakili bangsa dia gusur tanpa prikemanusiaan, dan konstitusi negara yang diwakili lembaga dan ayat ayat hukumnya dia tak indahkan, lalu dari sisi mana engkau bisa turut serta mendukungnya menjadi seorang pemimpin ?

Wahai saudaraku kaum muslimin pembela Ahok,

Ingatlah cerita pemimpin sejatimu yang menangis merindukanmu didepan para sahabat, yang menderita sakit demi dirimu di akhir hayatnya, dan yang bangun di padang masyar untuk memperjuangkanmu dihadapan-Nya kelak. Wahai ahli iman apakah segala carut marut politik dan hawa nafsu didalam ragamu ini telah melupakanmu kepada perjuangan dan pengorbanan Rasulullah Saw?

Tidakah kita ingat cerita Rasulullah saw disaat dia dibujuk untuk tidak menyebarkan agama Islam sebagai gantinya akan dijadikanya raja, diberikanya harta dunia, dan dipilihkanya wanita-wanita yang cantik nan jelita. Namun apa jawabnya ? “Demi Allah, seumpama matahari diletakan supaya aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan menghentikannya, sehingga Allah memberikan kemenangan kepadaku atau aku akan binasa dalam berjuang"

Wahai ahli iman yang memiliki tanggung jawab lebih besar dari lainya,

Bapak Presiden RI, Bapak Ketua Partai Politik pendukung Ahok, Kepala Kepolisian RI, Kepala Kejaksaan Agung, Kepala Lembaga Pengadilan RI, dan siapapun yang memiliki iman di hatinya dan wewenang pada jabatanya juga rasa cinta kepada bangsa dan negara Indonesia .

Saya hamba Allah dan masyarakat Indonesia dengan ini mengingatkan bapak/ibu semua untuk :

1. Memproses Ahok secara hukum atas segala pelanggaran yang telah dibuatnya secara tuntas meliputi : Kasus RS Sumber Waras, reklamasi Teluk Jakarta, dan penistaan kitab suci Alquran dan semua kasus lainya yang dianggap bermasalah dan menguap begitu saja

2. Menarik dukungan Ahok untuk bisa maju dalam pemilihan Gubernur DKI

3. Menjadikan Indonesia negara hukum yang tidak tumpul ke atas dan tajam kebawah

Demikian surat cinta ini saya tulis sebagai Muslim dan masyarakat Indonesia yang cinta dan peduli terhadap Agama, Bangsa dan Negaranya. Semoga Allah menjadikan bangsa ini bangsa besar yang dapat rukun dan menghargai sesama sesuai Pancasila dan UUD 1945 .

Cirebon, 9 Oktober 2016 / 8 Muharram 1438 Hijriah
Santri merangkap Mahasiswa


Alfaqir Muhammad Rizky Akbar Soleh
Next article Next Post
Previous article Previous Post