Nikah Bermaharkan Secangkir Kopi, Pasangan Ini Membuat Kepala KUA Kaget

Nikah Bermaharkan Secangkir Kopi, Pasangan Ini Membuat Kepala KUA Kaget

author photo
Setiap mempelai wanita tentu menginginkan mahar atau maskawin yang berkesan saat pernikahannya. Begitu juga dengan mempelai wanita asal Banyuwangi yang melaksanakan pernikahannya pada hari Minggu, 11 September 2016 lalu. Bukan emas atau berlian yang diinginkannya, melainkan secangkir kopi.

Nikah Bermaharkan Secangkir Kopi, Pasangan Ini Membuat Kepala KUA Kaget
Mempelai wanita sedang meminum kopi yang menjadi mahar pernikahan (Ira Rachmawati/Kompas.com)
Pasangan Wastiti Putri SW (30 tahun) dan Angga Yudistira (33 tahun) ini memang mengagetkan banyak pihak terkait mahar yang diberikan.

Sebelum akad nikah digelar, Angga terlebih dahulu meracik kopi Arabica campuran Gayo dan Ijen Raung dengan cara cold brew di hadapan para penghulu dan tamu undangan. Setelah itu akad nikah kemudian digelar dan ketika Angga berhasil mengucapkan ijab kabul dengan sah, ia pun langsung memberikan secangkir kopi tersebut pada Wastiti untuk diminum.

“Perfect,” ucap Angga yang disambut tepuk tangan tamu undangan, sebagaimana dikutip dari Kompas, Minggu (11/9/2016).

Mahar berupa kopi tersebut memang menjadi keinginan dari mempelai wanita lantaran ia dan sang suami sama-sama penikmat kopi. Mereka pun sengaja memilih mahar tersebut agar tampak berbeda dengan pernikahan pada umumnya.

“Selain itu, kalau diminum kan kopinya jadi satu dengan tubuh. Harapannya ya tidak terpisah sampai tua dan di surga,” ucap Wastiti.

Sementara itu menurut Angga, kopi memiliki filosofi yang sederhana dan jujur. Ia pun berharap pernikahannya dengan Wastiti bisa layaknya filosofi tersebut.

“Walaupun rasanya pahit, kopi masih ada rasa manisnya kok. Warnanya juga hitam lambang kejujuran. Harapannya nanti pahit manisnya pernikahan kami akan kami nikmati, juga jujur layaknya kopi,” tutur Angga.

Angga bukanlah seorang peracik kopi sehingga untuk momen pernikahan tersebut, ia terlebih dahulu belajar kepada seorang barista kopi di Banyuwangi. Pembelajarannya sudah dilakukan sejak tiga bulan lalu dan baru dioptimalkan saat 3 hari menjelang pernikahan.

“Saya kaget katanya buat maskawin. Saya pikir guyon. Sengaja saya pilihkan blend Arabica antara biji kopi Gayo Honey dengan biji Ijen Raung yang orang bilang kopi Ijen Blue Mountain. Ini jenis kopi yang hanya didapatkan setahun sekali dan pohonnya di antara lereng gunung Ijen dan Gunung Raung. Untuk memetiknya butuh waktu sekitar satu jam jalan lebih untuk tracking ke sana. Rasanya selain pahit ada dominan rasa manis,” pungkasnya.

Sementara menurut Mustain Hakim selaku Kepala KUA Kecamatan Banyuwangi, dirinya langsung terkejut ketika mempelai wanita mengajukan maskawin berupa secangkir kopi. Bahkan Mustain sempat merayu agar menambahkan maskawin lain dalam pernikahan tersebut.

“Saya sempat merayu untuk menambahkan barang lain, tetapi pengantin tidak mau. Ya sudah tidak apa-apa. Maskawin dengan membaca Al Qur’an saja bisa. Yang penting ada maknanya. Sudah 15 tahun menjadi penghulu dan menikahkan 5000 lebih pasangan, baru kali ini yang pakai mahar secangkir kopi. Semoga bahagia untuk kedua pasangan,” ungkapnya.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post