Kisah Keluarga: Karena Bagaimana pun, Aku Mencintaimu

Kisah Keluarga: Karena Bagaimana pun, Aku Mencintaimu

author photo
Kisah Keluarga: Karena Bagaimana pun, Aku Mencintaimu │ Sudah puluhan tahun ia menghidupi anak dan istrinya dari hasil mengayuh becak. Walaupun istrinya tidak pernah mengeluhkan berapa pun pendapatannya, ia tetap ingin mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Maka pagi hari di hari senin itu, ia memutuskan untuk berangkat ke kota demi mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan lebih tinggi.

Semalaman ia sudah begitu khawatir bagaimana kalau ia tidak memperoleh pekerjaan yang lebih baik. Kekhawatiran itu justru dibalas senyuman manis istrinya yang menenangkan. Setelah seharian melamar kerja ke sana ke mari, akhirnya pada sore hari ia berhasil diterima kerja di salah satu pabrik tekstil dengan gaji yang lumayan besar.

Kisah Keluarga: Karena Bagaimana pun, Aku Mencintaimu

Ia pun pulang ke rumah dengan begitu gembira. Ia ingin memberikan kejutan pada istrinya dengan berita gembira tersebut. Begitu sampai di rumah ia mecari-cari istrinya, namun tak kunjung ditemukannya. Rupanya sang istri tengah membersihkan diri di kamar mandi. Begitu masuk dapur, aroma lezat makanan menyerbu hidungnya.

Di meja makan telah tertata apik makanan hasil buatan tangan istrinya yang menggugah selera. “Hemm rupanya pihak perusahaan telah terlebih dahulu memberi kabar gembira ini pada istriku, hingga ia telah menyiapkan makanan untuk merayakannya”. Pikirnya dalam hati.

Begitu istrinya keluar dari kamar mandi, ia pun segera menceritakan bahwa dirinya telah diterima di perusahaan tekstil dengan gaji lumayan besar. Mereka pun berpelukan penuh suka cita.

“Selamat suamiku, ini untukmu”. Ucap istrinya seraya memberikan secarik kertas yang dilipat dua. Dibukanya kertas tersebut dan dibacanya tulisan tangan sang istri yang menulis: “Selamat sayang.... Aku tahu kau akan berhasil hari ini. Makan malam ini sengaja ku persiapkan untukmu sebagai wujud rasa sayang dan betapa aku mencintaimu”.

Mereka pun menikmati makan malam yang terasa begitu lezat itu dengan penuh kenikmatan. Tanpa disuruh, ia pun membantu istrinya membereskan piring bekas makan. Namun tanpa sengaja ia melihat ada secarik kertas lain yang terjatuh dari kantung baju istrinya.

Dipungutnya kertas tersebut lalu dibacanya: “Jangan khawatir sayang.... kalaupun engkau tidak mendapatkan pekerjaan baru hari ini, kita bisa berusaha kembali pada esok hari, insyaAllah. Jangan pernah berputus asa dari rahmat-Nya. Makan malam ini sengaja ku persiapkan untukmu sebagai wujud rasa sayang dan betapa aku mencintaimu”.

Terharu hatinya membaca tulisan itu. Rupanya makan malam istimewa yang disiapkan istrinya bukan disebabkan karena ia telah tahu bahwa dirinya diterima kerja. Istrinya sama sekali belum mengetahui apakah ia berhasil mendapatkan pekerjaan atau belum. Makan malam itu disiapkan untuk menyambut dua kemungkinan, entah dirinya diterima kerja atau pun tidak. Ini artinya istrinya tetap menerima dan mencintainya apa pun hasil usaha yang diperolehnya.

Dalam hati ia menangis, tangisan penuh syukur pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang telah menganugerahkan istri sebaik itu dalam kehidupannya. “Istriku.... sungguh aku pun begitu mencintaimu”. Ucapnya lirih disela isak tangisnya yang tertahan.

***

Sungguh indah, rumah tangga yang didasari oleh rasa cinta. Maka suami istri akan saling merasakan suka dan duka yang dirasakan pasangan hidupnya. Pasangan suami istri seperti itu laksana satu tubuh dimana ketika salah satu anggotanya merasakan sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun akan turut merasakannya. Hingga satu sama lain akan saling mendukung, akan saling menghilangkan kesusahan dan akan saling berbagi kebahagiaan.
Next article Next Post
Previous article Previous Post