Firasat Tajam Syekh Ali Jaber Sebelum Ditusuk Alpin Andrian

Firasat Tajam Syekh Ali Jaber Sebelum Ditusuk Alpin Andrian

author photo
Firasat Tajam Syekh Ali Jaber Sebelum Ditusuk Alpin Andrian


Syekh Ali Jaber menjadi korban penikaman oleh orang tak dikenal saat sedang berdakwah di Bandar Lampung pada Ahad (13/9/2020).

Karena kejadian itu, Syekh Ali Jaber mendapatkan 10 jahitan di tangan kanannya yang terluka karena pisau pelaku penikaman.

Ternyata, sebelum menjadi korban penusukan, Syekh Ali Jaber sudah punya firasat tak enak. Namun ia tak mau ambil pusing dengan hal itu, karena niatnya untuk berdakwah sangat kuat.

Hal itu diungkapkan dalam podcast Deddy Corbuzier terbaru, Rabu (16/9/2020).

"Firasatnya luar biasa, tadi beliau (Syekh Ali Jaber ) cerita, setelah sekian lama nggak pakai jubah hitam, kok pas hari itu kok pakai jubah hitam, biasanya putih Syekh?," kata Gus Miftah, Rabu (16/9/2020).

"Biasanya memang pakai warna putih atau abu-abu," jawab Syekh Ali Jaber membenarkan.

Syekh Ali Jaber saat mengenakannya merasakan perasaan yang tidak biasanya. Ia pun mengaku sudah cukup lama tidak menggunakan jubah berwarna hitam.

"Cukup lama nggak pakai, terakhir pas acara kultum lah, untuk acara jemaah jarang," kata Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber pun bersyukur memakai pakaian hitam. Jika tidak, ia yakin jemaahnya akan semakin panik melihat bajunya bersimbah merah darah.

"Saya pakai hitam jadi terlihat basah saja, ndak terbayang kalau pakai putih bagaimana jemaah," tuturnya.

Syekh Ali Jaber pun percaya tak ada sesuatu di dunia ini yang kebetulan. Mulai dari pemilihan baju yang ia pakai, hingga kejadian yang menimpanya.

"Saya mempercayai satu hal. Tidak ada sesuatu yang terjadi kebetulan. Semua ditentukan oleh Allah. Semua dituntun oleh Allah. Kita lari dari takdir ke takdir. Saya percaya ketika kita reaksi dengan takdir, marah, emosi, takdir ini nggak akan berubah. Kalau bisa mengubah saya marah, maka saya hanya tenang diam," kata Syekh Ali Jaber.

Syekh Ali Jaber pun membongkar rahasia ketenangannya saat insiden terjadi. Saat itu, ia justru mengucap syukur, bukan menyesali apalagi mengumpat.

"Dan saya belajar ketika ucapkan alhamdulillah itu, dan ini yang saya ajarkan ke jamaah-jamaah.. kalau ada yang meninggal biasa kita ucap innalillahi, jangan. Pertama ucap alhamdulillah, kenapa? Karena ini ujiannya. Jadi ketika musibah kita mengucapkan (alhamdulillah) tidak hanya pas senang. Karena itu tidak mudah," ujarnya.

"Pasti ketika kena musibah, begini begitu, beda sama orang yang meyakini ini musibah dari Allah, lalu ucap alhamdulillah. Berarti kita masih memuji Allah, di situ kita rasakan ketenangan yang luar biasa," lanjutnya.

Syekh Ali Jaber mengaku terkejut dan tak menyangka saat penusukan terjadi.

Baca Juga:

Beruntung, saat peristiwa itu Syekh langsung mengelak sehingga terkena bagian lengan sebelah kanan.

Jika saja Syekh Ali tak mengelak, sasaran pelaku seperti tertuju di bagian leher atau dada. Karena kejadian itu, Syekh Ali Jaber mendapatkan 10 jahitan di tangan kanannya yang terluka karena pisau.
Next article Next Post
Previous article Previous Post