Titin (50) mengaku tak menaruh curiga sebelumnya jika nasi yang dikonsumsi bersama dua cucunya mengandung beras plastik.
Namun, setelah nasi tersebut dikunyah dia merasakan ada yang mengganjal di mulutnya.
Setelah dikeluarkan didapati biji plastik yang tercampur dalam nasi. Ketika dipastikan kembali ditemukan biji plastik dalam karung beras yang diterima dari bantuan sosial (Bansos) Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Titin tidak sendirian, ada 8 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Desa Sukatani, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, termasuk dirinya yang mengalami hal serupa yaitu menemukan beras plastik dari bantuan pemerintah tersebut.
"Saya pikir itu batu kecil yang tidak terbuang saat mencuci beras, tapi saat saya keluarkan nasi dalam mulut, saya dapati ada biji plastik. Saya langsung melihat ke dalam karung beras dan mendapati puluhan biji plastik dalam karung beras," katanya dikutip Antara, Selasa (22/9/2020).
Mengetahui bahaya dari mengonsumsi beras plastik, petugas Puskesmas Bojongpicung langsung melakukan pengecekan kesehatan terhadap beberapa orang warga yang sempat memasak dan mengkonsumsi beras bantuan dari pemerintah pusat yang bercampur dengan biji plastik.
Petugas Puskesmas Bojongpicung Asep Yanto, mengatakan hasil pemeriksaan kesehatan warga yang mengkonsumsi beras bercampur biji plastik tidak ada yang mengeluhkan gangguan kesehatan. Sebagian besar tidak tahu kalau beras yang mereka masak bercampur dengan biji plastik.
Namun, petugas kesehatan akan terus memantau kondisi kesehatan warga yang sudah mengkonsumsi beras bercampur biji plastik tersebut hingga beberapa pekan ke depan. Pengecekan kondisi kesehatan secara berkala tersebut, untuk memastikan tidak terjadi gangguan pencernaan ataupun gangguan kesehatan lainnya.
"Sejauh ini, mereka yang sudah menjalani pemeriksaan kesehatan, tidak ada yang mengeluhkan gangguan kesehatan atau keluhan lain. Kami akan pantau terus secara berkala kondisi kesehatan tiga orang warga yang sudah mengkonsumsi beras bercampur biji plastik itu," katanya.
Barang bukti diamankan
Polres Cianjur mendalami laporan terkait dugaan biji plastik yang ditemukan dalam beras oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Sukatani, Kecamatan Bojongpicung. Pihak kepolisian pun telah mengamankan barang bukti dua karung beras.
Kapolres Cianjur AKBP Mochamad Rifai mengatakan pihaknya telah meminta keterangan dari sejumlah saksi penerima bantuan, bahkan anggota polsek dan polres telah mendatangi lokasi untuk mendalami kasus dan melakukan cross check ke lapangan.
"Temuan di lapangan ada 8 KPM yang menerima beras bercampur butiran plastik sudah dimintai keterangan. Rencananya supplier dan pihak lainnya akan dipanggil untuk diperiksa dan dimintai keterangan terkait biji plastik dalam beras," kata Kapolres di Cianjur, dikutip Antara, Selasa (22/9/2020).
Bahkan pihaknya akan memanggil ulang warga penerima bantuan setelah mendapat keterangan dari supplier guna memastikan apakah butiran plastik sengaja dimasukkan atau ada unsur kelalaian karena hingga saat ini petugas masih mengumpulkan data dan keterangan.
Dampak mengonsumsi beras plastik
Mengonsumsi beras plastik memiliki sejumlah dampak buruk bagi kesehatan. Dilansir dari doktersehat.com, beras plastik bisa menyebabkan rusaknya organ seperti hati dan gagal ginjal jika dikonsumsi.
Bukan itu saja, Ketua Tim Pangan dan Gizi Jatim Andriyanto mengatakan zat yang terkandung dalam beras palsu ini bersifat karsinogen dan bila dikonsumsi dalam jangka panjang bukan tidak mungkin akan menyebabkan kanker bahkan kematian.
Gejala awal yang ditimbulkan dari mengonsumsi beras plastik adalah mual. Rasa ini muncul karena kandungan plastik yang termakan tadi menempel pada saluran pencernaan. Nah efek jangka panjang bisa menyebabkan kanker kolom dan lambung. Rasa yang ditimbulkan hampir mirip ketika orang menderita sakit maag.
Kemudian mengalami pusing. Rasa sakit kepala ini muncul seiring adanya gangguan pada saluran pencernaan tadi.