Lindungi Penusuknya dari Amukan Massa, Syekh Ali Jaber: Dia Manusia Bukan Sampah

Lindungi Penusuknya dari Amukan Massa, Syekh Ali Jaber: Dia Manusia Bukan Sampah

author photo
Lindungi Penusuknya dari Amukan Massa, Syekh Ali Jaber: Dia Manusia Bukan Sampah


Pelaku penusukan Syekh Ali Jaber pada Ahad, 13 September 2020 di Lampung diselamatkan oleh korbannya sendiri.

Hal ini diungkapkan Syekh Ali Jaber saat menjadi tamu di podcast Deddy Corbuzier yang tayang di kanal Youtubenya, Rabu siang, 16 September 2020.

"Saya lihat pelaku dihakimi, saya langsung berdiri dan berteriak jangan, saya bilang, 'kasihan dia,' jamaah berteriak,' kami kasihan Syekh,' tapi saya minta dia diamankan, jangan dihajar sampai petugas keamanan datang," katanya.

Syekh Ali Jaber ditusuk pria bernama Alpin Andrian saat tengah berdakwah di Lampung. Saat itu, ia tengah menghadiri wisuda hafalan Al Quran.

Secara tiba-tiba, Alpin berlari ke atas panggung dan hendak menghunjamkan pisau ke lehernya. Dalam hitungan detik, ulama asal Madinah, Arab Saudi itu dengan cepat bergerak sehingga pisau itu hanya menghunjam lengannya.

Semula, Syekh Ali Jaber mengira pria yang berlari ke atas panggung itu hendak meminjam ponsel kepada dirinya untuk membuat vlog bersama anak yang diwisuda dan ibunya. Sebab sebelumnya, ia menantang wisudawan untuk naik ke atas mimbar untuk menyimak hafalan Al Quran dan cara membacanya.

"Waktu itu, saya mau buat vlog memakai ponsel ibu wisudawan itu dan mengatakan, 'Selamat ibu dan anaknya mendapat hadiah umrah,' tapi memori ponselnya penuh makanya saya bilang ke jamaah untuk pinjam hpnya," tutur Syekh Ali Jaber.

Bahkan saat diserang, ia belum tersadar. Pisau itu sebagian patah, sebagian masih tertancap di lengannya. "Saya lihat reaksi jamaah lambat karena mereka kaget. Pas saya berdiri, jamaah mulai tahan dia, saya lihat kok ada pisau, baru terasa sakit, kayak film kartun. Saya lepas pisaunya. Awalnya sakit karena agak dalam. Jadi yang mencopot pisau yang patah ya saya sendiri," kata dia.

Meski mendapatkan serangan, Syekh Ali Jaber masih merasa untung.

"Untung saya pakai jubah hitam, belasan tahun saya sudah lama enggak pakai jubah hitam, selalu putih, kalau warna putih bisa stres jamaah yang rata-rata anak-anak itu karena hitam saja baju sudah basah semua," katanya.

Ia lalu mengamalkan apa yang dipelajarinya. Saat pertama kali mengalami musibah, hal yang harus dilakukan adalah memuji Tuhan. "Saya mengucap alhamdulillah, baru innalillah, karena ujian manusia datang saat dia mengalami musibah, apakah dia masih ingat untuk memuji Tuhan," ujarnya.

Deddy Corbuzier kemudian menanyakan apa tanggapan saat orang-orang menyamakan serangan terhadap dirinya sebagai ulama ini serupa dengan kejadian sewaktu Paus Paulus Yohannes II ditembak. Saat itu, Paus justru meminta jemaatnya untuk memaafkan pelaku.

Syekh Ali Jaber yang menjadi WNI sejak 2012 ini mengaku tidak dendam terhadap Alpin. Ia justru mengaku merasa tenang dan adem. "Tidak ada merasa gelisah, waswas, justru saya pikirkan untuk selamatkan dia, benar, enggak ada merasa marah, Jujur saja, saya merasa Allah memberikan ketenangan kepada saya," katanya.

Ia justru merasa kasihan terhadap Alpin. Saat massa menghajar Alpin dan coba ia leraikan, Syekh Ali Jaber berucap,

"Dia memang salah, tapi memang bukan begitu caranya. Dia tetap manusia, mohon diamankan sampai datang kepolisian. Bahkan waktu diamankan ada jemaah yang kesal, mau ditarik kakinya. Saya cegah dan bilang, 'Eh ini manusia bukan sampah.'" kata dia.

Baca Juga:

Ia pun meminta agar kasusnya ini tidak dikaitkan dengan gerakan apapun. "Tolong ini adalah kasus saya pribadi, karena enggak ada yang terjadi secara kebetulan, semua atas izin Allah, saya harus belajar berbaik sangka."
Next article Next Post
Previous article Previous Post