Kisah Pilu Seorang Ibu: Ditandu Selama 8 Jam, Malah Ditolak di Puskesmas

Kisah Pilu Seorang Ibu: Ditandu Selama 8 Jam, Malah Ditolak di Puskesmas

author photo
Kisah Pilu Seorang Ibu: Ditandu Selama 8 Jam, Malah Ditolak di Puskesmas


Kisah pilu dialami Ibu Mariana (42), warga Makkaliki, Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Karena akses jalan di kampungnya yang tidak bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat, ia pun harus ditandu ke Puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis, Rabu (16/9).

Daniel, keponakan Mariana mengatakan, tantenya tersebut terpaksa ditandu menuju Puskesmas setelah dua hari yang lalu Mariana tidak dapat makan karena tersedak tulang ikan yang tersangkut di tenggorokannya.

"Tante saya sempat menerima infus di pustu di desa. Namun karena kondisinya semakin melemah, maka harus segera dibawa ke puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis," kata Daniel, Kamis (17/9).

Ia menjelaskan, Mariana ditandu dengan menggunakan beberapa batang bambu dan sarung melewati jalan setapak yang merupakan satu-satunya akses penghubung ke desanya itu. Kondisi jalan terbilang licin dan berkubang mengingat saat ini memasuki musim hujan.

"Kami berangkat pukul 9 pagi tujuan ke Puskesmas Kalumpang. Namun, di tengah perjalanan tiba-tiba mengubah arah tujuan yang awalnya ke Puskesmas Kalumpang berubah tujuan ke Puskesmas Karataun karena kondisi jalan sulit dilalui dan jaraknya jauh," tuturnya.

Mereka tiba di Puskesmas Karataun sekitar pukul 17.00 WITA setelah menempuh perjalanan selama 8 jam. Namun, saat sampai di Puskesmas Karataun, mereka ditolak dan tidak mendapatkan pelayanan medis sebab fasilitas kesehatan (faskes) milik Mariana yang tertera di BPJS Kesehatan bukan puskesmas tersebut.

"Faskes tante saya (Mariana) yang tertera di kartu BPJS bukanlah di puskesmas tersebut sehingga tak mendapatkan pelayanan," ujar Daniel.

Mendapat penolakan itu, Mariana lalu memilih menjalani pengobatan tradisional di salah satu warga Desa Karataun yang bisa menyembuhkan tersedak tulang ikan di tenggorokan itu.

"Syukur, setelah menjalani pengobatan tradisional, tulang yang tersangkut di tenggorokan tante saya bisa dikeluarkan. Kini tante saya sudah bisa makan lagi," sambungnya.

Ia pun berharap, pemerintah setempat bisa lebih memberikan perhatian di daerahnya, khususnya dalam pembangunan infrastruktur jalan dan layanan kesehatan.

"Sebagai warga, saya sangat prihatin dengan kondisi daerah saya dan apa yang harus mereka hadapi ketika sewaktu-waktu membutuhkan pertolongan medis," ujarnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Mamuju, Firmon, menyatakan seharusnya pasien dilayani lebih dulu meskipun fasilitas kesehatan (faskes) yang tertera di BPJS Kesehatan pasien bukan di Puskesmas tersebut.

"Masalah administasi di belakang, pasien harus dilayani dulu. Saya akan tegur jika hal itu dilakukan, makanya saya mau kroscek dulu," serunya.
Next article Next Post
Previous article Previous Post