Pangeran Saudi Jawab Tudingan 150 Anggota Kerajaan Saudi Positif Corona

Pangeran Saudi Jawab Tudingan 150 Anggota Kerajaan Saudi Positif Corona

author photo
Pangeran Saudi Jawab Tudingan 150 Anggota Kerajaan Saudi Positif Corona


Pangeran Abdul Rahman bin Mosaed bin Abdulaziz Al Saud, Kamis (9/4), menanggapi tudingan 150 pangeran dari keluarga Kerajaan Arab Saudi yang positif terkena virus Corona.

Berita tersebut awalnya dipostingkan oleh Al-Jazeera, kemudian disebarluaskan oleh New York Times (NYT) dan secara massif diterjemahkan ke berbagai media di seluruh dunia dengan berbagai macam bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Pangeran Abdul Rahman menjawab di twitter:

“Jumlah orang yang terinfeksi corona hari ini di Arab Saudi hampir mencapai 3 ribu.
Mari kita asumsikan bahwa berita ini benar dan di antara 3.000 yang terpapar adalah 150 keluarga keluarga Saud (Al Saud).

Al Saud adalah (seluruh) keluarga Saudi, seperti keluarga manapun yang anggotanya tertimpa sakit, semoga Allah memberikan kesembuhan kepada yang sakit di negeriku dan di manapun.

Corona mungkin akan ditemukan obatnya, tetapi kebodohan dan kebencianmu bisa jadi tidak ada obatnya.”

Media “The New York Times” Amerika telah menerbitkan sebuah berita, yang menduga bahwa sekitar 150 pangeran dari keluarga Kerajaan Arab Saudi terinfeksi virus corona.

Sumber yang menjadi acuan berita tersebut, menurut TNYT, adalah “keluarga dekat kerajaan.”

Di waktu yang sama, Pangeran Fahd bin Mush’ab Al Saud merilis foto Gubernur Riyadh, Faisal bin Bandar bin Abdulaziz, sedang berada di kediamannya dan dalam keadaan sehat wal afiat.


Cuitan di twitter ini adalah untuk menanggapi tudingan yang disebarluaskan oleh media Al Jazeera Qatar, diikuti media lainnya di seluruh dunia.

Wajd Waqfi, salah satu jurnalis koresponden AJ Arabic, mempertanyakan objektivitas media dunia terkait berita ini. Dia menanggapi Al Jazeera dengan nada sinis.

“kebodohan dan kedengkian apa yang sedang dibicarakan? Mengapa hanya memusatkan terhadap Al Jazeera saja? Apakah karena ratingnya tinggi dan banyak follower-nya, atau untuk tujuan penyesatan dan perlawanan musuhnya, atau keduanya?”

Menulis berita tanpa sumber yang tervalidasi kebenarannya telah menjadi kebiasaan media. Terutama mereka yang memiliki agenda politik, ekonomi dan agama terhadap Arab Saudi.
Next article Next Post
Previous article Previous Post