Dicurigai Terjangkit Corona, Syamsi: Kami Diusir dari RS, Pulang ke Rumah Malah Ditolak Warga

Dicurigai Terjangkit Corona, Syamsi: Kami Diusir dari RS, Pulang ke Rumah Malah Ditolak Warga

author photo
Dicurigai Terjangkit Corona, Syamsi: Kami Diusir dari RS, Pulang ke Rumah Malah Ditolak Warga


Syamsi Hadi,  meminta bantuan dari pemerintah terkait nasib istrinya setelah diusir warga di tempat tinggalnya karena dicurigai terjangkit virus Corona alias COVID-19.

Syamsi mengaku masih kebingungan untuk mencari tempat isolasi bagi istrinya yang kini terpaksa menginap di sebuah hotel di Jakarta Selatan. Syamsi mengaku alasannya memilih membawa istrinya ke hotel untuk diisolasi karena tak mendapatkan kamar di sejumlah rumah sakit.

"Di RS kami diusir, pulang ke rumah warga menolak. Mau di hotel sampai kapan? Semoga Pemda DKI peduli sama kami," kata dia.

Kemudian Syamsi menjelaskan alasannya untuk menemani sang istri isolasi diri di hotel ketimbang di rumah. Alasan pertama, ia khawatir kalau pulang ke rumah, kemudian hasil litbangkesnya dinyatakan positif, maka besar kemungkinan anggota keluarga lainnya juga akan terpapar.

Selain itu, ia mencurahkan adanya penolakan dari warga sekitar rumahnya. Aksi penolakan itu, kata dia, karena warga meminta Syamsi menunggu hingga keluar hasil pemeriksaan yang dijalani sang istri.

"Sejak kami dipulangkan belum ada hasil Litbangkes, warga sekitar rumah keberatan kami pulang," ujarnya.

Awal Mula Istri Sakit hingga ODP Corona

Syamsi pun lalu menceritakan awal mula sang istri mengalami gejala-gejala yang mirip virus Corona.

“Awalnya istri saya demam hingga 39 derajat celcius. Dia juga batuk dan flu berat, sesak napas, hingga tensi darahnya naik. Itu terjadi hari Minggu 15 Maret,” kata Syamsi.

Minggu malam, Syamsi mengaku sempat membawa istrinya berobat ke salah satu rumah sakit di Jakarta Selatan. Setelah diperiksa di IGD, istrinya diisolasi karena terdapat indikasi terpapar virus corona Covid-19.

Apalagi, kata dia, sang istri mempunyai riwayat perjalanan luar Jakarta pada tanggal 9 Maret hingga 13 Maret dikarenakan tugas kantor.

"Dokter lantas merujuk istri saya untuk diisolasi di RSPAD Gatot Subroto, RSPI Sulianti Saroso, atau RS Polri Kramatjati. Tapi ruang isolasi di semua RS itu penuh,” kata Syamsi.

Keesokan harinya, sang Istri menjalani tes swab Covid-19 dan dikirimkan ke Litbangkes Kemenkes RI. Sembari menunggu hasil tes swab itu, istri Syamsi dikategorikan sebagai orang dalam pengawasan (ODP) corona.

Selasa, 17 Maret 2020, kondisi sang Istri tidak kunjung membaik. Suhu badan dan tensi darah masih naik turun disertai batuk dan tenggorokan sakit yang tidak juga hilang. Namun, pada hari itu, sang Istri justru diminta pulang beserta tiga pasien lainnya.

Syamsi pun mengutarakan keheranannya. Sebab, saat kondisi Istri belum membaik dan hasil tes belum ke luar, pihak rumah sakit malah meminta pasien untuk pulang.

Akhirnya mereka memutuskan untuk isolasi diri di sebuah kamar hotel kawasan Tebet, Jakarta Selatan. Syamsi mengaku tidak diberikan edukasi apapun dari rumah sakit soal mekanisme isolasi diri tersebut.

"Sama sekali tidak, cuma dikasih tulisan, isinya, kalau sebelum ada hasil Litbangkes ada perubahan kondisi, segera istri dibawa ke RSUD rujukan atau hubungi hotline Covid-19," kata dia.
Next article Next Post
Previous article Previous Post