Meski Memiliki Keterbatasan Fisik, Prinsip Pasangan Suami Istri Ini Patut Dijadikan Contoh

Meski Memiliki Keterbatasan Fisik, Prinsip Pasangan Suami Istri Ini Patut Dijadikan Contoh

author photo
Meski Memiliki Keterbatasan Fisik, Prinsip Pasangan Suami Istri Ini Patut Dijadikan Contoh

Meski Memiliki Keterbatasan Fisik, Prinsip Pasangan Suami Istri Ini Patut Dijadikan Contoh

Seorang manusia diciptakan Allah dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Namun terkadang Allah memberikan takdir lain berupa keterbatasan fisik yang bisa terjadi karena bawaan lahir maupun peristiwa kecelakaan yang menimpanya. Meski berupa kekurangan, namun sesungguhnya dalam pandangan Allah hal itu merupakan sebuah kasih sayangNya yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya.

Tak jarang diantara mereka ada yang enggan untuk meminta-minta di balik keterbatasan fisiknya. Mereka tidak ingin orang mengasihani keadaan yang terjadi kepada mereka.

Seperti halnya yang terjadi pada pasangan suami istri asal Yogyakarta yang bernama Parjan dan Erni Neni. Kedua sosok tersebuat patut dijadikan teladan karena meski Parjan mengalami kebutaan dan Erni mengalami kritinisme, mereka dengan giat mencari rezeki dengan berjualan roti keliling di sekitaran Jalan Gejayan, Fakultas MIPA UNY, Fakultas Peternakan UGM hingga Selokan Mataram Yogyakarta.

Sebelum berjualan roti, Parjan menggeluti usaha pijat dimana ia terlebih dahulu menyewa rumah dan peralatan lain yang menghabiskan biaya 5 juta rupiah. Namun ternyata usahanya tersebut gagal dan kurang berkembang untuk mencukupi kebutuhan. Tak hanya itu mereka pun mahir dalam membuat sapu. Hanya saja mereka kesulitan untuk memasarkan produk kebersihan tersebut. Akhirnya usaha roti keliling pun menjadi pilihan mereka.

Untuk tempat tinggal, saat ini mereka menempati rumah milik kakak sepupu Erni yang berada di Jalan Tongkol 9 nomor 3 Minomartani Sleman.

Kehidupan yang keras pun telah mereka rasakan seperti ketika hendak mengumpulkan bekal untuk pulang kampung di saat lebaran. Mereka ditangkap oleh petugas karena mengamen di Malioboro. Mereka pun harus tinggal di panti selama 13 hari dan tidak bisa berlebaran di kampung halaman.
Kini mereka setiap harinya mengambil roti dari produsen sebanyak 200 buah. Namun jika ada pesanan mereka pun menambahnya menjadi 300 hingga 400 buah.

Kepedulian pun tampak di masyarakat dan juga pengurus masjid setempat dimana mereka seringkali mendapat sembako gratis. Bahkan sejumlah pembeli pun terkadang enggan untuk menerima kembalian sebagai bentuk kepedulian mereka.

Erni ternyata bukanlah istri Parjan yang pertama karena sebelumnya Parjan telah menikah namun kandas karena alasan ekonomi. Kini bersama dengan Erni, Parjan dikaruniai 2 orang putri dimana yang sulung sudah menikah dan ikut dengan suaminya di Jakarta. Sementara yang kedua masih berusia 20 tahun dan tengah mencari pekerjaan.

Baca Juga:


Semoga Allah memberikan kemudahan bagi pasangan Parjan dan Erni dalam mencari rezeki yang Allah jaminkan untuk mereka. Aamiin
Next article Next Post
Previous article Previous Post