Begini Tanda Baiknya Keislaman Seorang Muslim │ Seorang muslim haruslah memiliki jiwa keislaman yang benar dan memang saat ini tak banyak yang bisa seperti itu. Salah satu tanda baiknya keislaman seorang muslim yaitu meninggalkan berbagai hal yang tidak bermakna bagi dirinya. Artinya jika tidak ada hubungan yang menyangkut dirinya, maka ia akan meninggalkan perkara tersebut.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda dalam hadistnya, “Tanda dari baiknya keislaman seseorang aalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” (HR Ibnu Majah)
Meskipun hadist tersebut sangat singkat, namun sesungguhnya di dalam hadist itu tersimpan makna yang agung. Hal yang senada dituturkan pula oleh Abu Dzar.
“Barang siapa yang menganggap perkataannya sebagai bagian dari amalannya, maka ia akan sedikit bicara, kecuali dalam hal yang bermanfaat baginya.”
Maka jika diperjelas, seorang muslim memiliki cakupan iman dan ihsan dimana keduanya menjadi syariat agama yang bersifat lahir dan batin. Karenanya seorang muslim akan terbagi menjadi golongan muhsin atau golongan berbuat baik dan golongan yang berbuat buruk atau musii.
Jadi ketika memilih untuk menjadi seorang muslim yang baik, ia harus menyibukkan dengan segala yang bermanfaat bagi dirinya dan sekaligus meninggalkan hal yang buruk. Demikian juga dalam hal meninggalkan sesuatu yang tidak patut dilakukan seperti melakukan sesuatu yang makruh ataupun berlebihan dalam sesuatu yang mubah.
Sementara seorang muslim yang buruk adalah kebalikannya dimana ia akan menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang tidak berguna dan melakukan sesuatu yang makruh ataupun berlebihan dalam mubah.
Baca Juga:
Jadi apakah Anda termasuk muslim yang baik ataukah muslim yang buruk? Segera renungkan dan perbaiki sebelum terlambat.
Wallahu A’lam
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah bersabda dalam hadistnya, “Tanda dari baiknya keislaman seseorang aalah meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat baginya.” (HR Ibnu Majah)
Meskipun hadist tersebut sangat singkat, namun sesungguhnya di dalam hadist itu tersimpan makna yang agung. Hal yang senada dituturkan pula oleh Abu Dzar.
“Barang siapa yang menganggap perkataannya sebagai bagian dari amalannya, maka ia akan sedikit bicara, kecuali dalam hal yang bermanfaat baginya.”
Maka jika diperjelas, seorang muslim memiliki cakupan iman dan ihsan dimana keduanya menjadi syariat agama yang bersifat lahir dan batin. Karenanya seorang muslim akan terbagi menjadi golongan muhsin atau golongan berbuat baik dan golongan yang berbuat buruk atau musii.
Jadi ketika memilih untuk menjadi seorang muslim yang baik, ia harus menyibukkan dengan segala yang bermanfaat bagi dirinya dan sekaligus meninggalkan hal yang buruk. Demikian juga dalam hal meninggalkan sesuatu yang tidak patut dilakukan seperti melakukan sesuatu yang makruh ataupun berlebihan dalam sesuatu yang mubah.
Sementara seorang muslim yang buruk adalah kebalikannya dimana ia akan menghabiskan waktunya untuk sesuatu yang tidak berguna dan melakukan sesuatu yang makruh ataupun berlebihan dalam mubah.
Baca Juga:
- Bagaimanakah Hukum Merekam Hubungan Suami Istri, Meski Untuk Konsumsi Sendiri?
- Sebagaimana Kamu Berbuat Baik
- Astaghfirullah, Berbuat Baik Tapi Dikecam Allah. Mengapa?
Jadi apakah Anda termasuk muslim yang baik ataukah muslim yang buruk? Segera renungkan dan perbaiki sebelum terlambat.
Wallahu A’lam