Sabtu Pagi, Merapi Luncurkan Awan Panas Sejauh 1,5 Kilometer, Terjauh Sejak Siaga

Sabtu Pagi, Merapi Luncurkan Awan Panas Sejauh 1,5 Kilometer, Terjauh Sejak Siaga

author photo
Sabtu Pagi, Merapi Luncurkan Awan Panas Sejauh 1,5 Kilometer, Terjauh Sejak Siaga



Aktivitas Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta masih tinggi. Berdasarkan kondisi terkini, gunung tersebut melontarkan awan panas pada Sabtu (16/1) pukul 04.00 WIB.


Jarak luncuran mencapai 1,5 kilometer, jangkauan terjauh sejak status Merapi dinaikan menjadi siaga, pada 5 November 2020. 


"Terjadi awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 16 Januari 2021 pukul 04.00 WIB," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, dalam laporannya, Sabtu (16/1). 


Hanik menyebut awan panas itu teramati memiliki tinggi kolom erupsi mencapai 500 meter. Sementara jarak luncur ke bawah mencapai 1,5 km. 


"Teramati kolom erupsi setinggi 500 meter, arah luncuran ke hulu Kali Krasak dengan jarak luncur sekitar 1,5 km. Awan panas tercatat di seismogram dengan amplitudo max 60 mm dan durasi 150 detik. Angin saat kejadian bertiup ke timur," ucapnya. 

        

Dalam periode pengamatan Sabtu (16/1) pukul 00.00-06.00 WIB, Gunung Merapi teramati meluncurkan 1 kali guguran lava pijar. 


"Teramati guguran lava pijar 1 kali jarak luncur 500 meter ke hulu Kali Krasak," kata Hanik. 


Sementara laporan aktivitas Gunung Merapi periode Jumat (15/1) pukul 18.00-24.00 WIB, teramati ada 17 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur mencapai 600 meter. 


"Teramati guguran lava pijar 17 kali dengan jarak luncur 400-600 meter ke hulu Kali Krasak," kata Hanik. 


Hingga saat ini, BPPTKG masih menetapkan status Merapi pada tingkat Siaga (Level III). Dengan status ini, potensi radius bahaya yaitu 5 kilometer dari puncak Merapi.


Meski aktivitas Merapi menunjukkan peningkatan, BPPTKG belum merekomendasikan manaikkan status dari siaga (level III) ke awas (level IV). Peningkatan status gunung api ditentukan oleh prediksi luasan daerah terdampak bencana dan ancaman korban jiwa. 


Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Magelang, Gunawan Iman Santoso mengatakan, pihaknya menunggu instruksi BPPTKG terkait penanganan bencana Merapi.


Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magelang saat ini telah mengevakuasi lebih dari 600 pengungsi warga rentan. Mereka terdiri dari anak-anak, ibu hamil, warga usia lanjut, dan disabilitas.


Jumlah pengungsi akan bertambah, tergantung perubahan status Merapi. “Jadi akan ada perubahan kalau status awas. Kalau status awas, maknanya dikosongkan. Tentu jumlah pengungsi akan bertambah, termasuk warga yang tidak rentan,” kata Gunawan.


Next article Next Post
Previous article Previous Post