Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya usai salat Jumat (22/1/2021) menjadi saksi pria bernama Benedict Tegar Julio mengucapkan syahadat.
Pria kelahiran Semarang 29 Juli 1994 ini semula beragama Katolik.
Ayah dan ibunya kini bahkan masih beragama Katolik.
Ia mengaku mempelajari Islam selama satu tahun.
Dari studi perbandingan dengan agama Katolik yang sebelumnya ia anut, ia akhirnya meyakini bahwa Islam adalah agama yang benar.
Ikrar Benedict itu dituntun langsung oleh Dr. H. M. Sujak, Kepala Badan Pengelola Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya.
Namun sebelum proses ikrar dua kalimat syahadat, Kiai Sujak minta Benedict menceritakan secara singkat kenapa ia mantap masuk Islam.
Menurut Benedict, ia masuk Islam karena yakin bahwa agama inilah yang benar setelah satu tahun mempelajari agama Islam dan Katolik yang sebelumnya dia anut.
Kiai Sujak pun bertanya, apakah Benedict sanggup menjalankan lima rukun Islam. Di antaranya salat lima waktu dalam sehari semalam.
“Kalau di Katolik kan hanya seminggu sekali,” kata Kiai Sujak.
Benedict terus terang mengaku berat untuk kali pertama. Tapi lama-lama aktifitas beribadah itu akan menjadi biasa.
Karena itu ia mengaku sanggup. “Insyaallah,” kata Benedict.
Kiai Sujak lalu mengingatkan Benedict bahwa ikrar dua kalimat syahadat ini tidak hanya disaksikan manusia atau jamaah salat Jumat yang hadir, tapi yang lebih penting disaksikan langsung oleh Allah SWT.
Kiai Sujak mengatakan bahwa saat ini makin banyaknya muallaf terutama di kalangan orang terdidik karena mereka bisa membandingkan agama Islam dengan agama lain secara rasional dan intelektual.