Tak sedang main-main, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan, sejumlah negara seperti Tokyo, Jepang dan Korea Selatan, saat ini, mempersiapkan langkah-langkah untuk penanggulangan terjadinya kemungkinan gelombang kedua Covid-19.
“Jadi untuk Indonesia kita juga perlu mewaspadai. Pada akhir tahun ini kegiatan-kegiatan masyarakat meningkat akibat adanya liburan panjang. Kemarin kita punya pilkada, dan kita harus betul-betul menjaga agar jangan sampai rem harus diinjak hanya karena covid-19 mengalami eskalasi yang meningkat secara pesat,” kata Sri Mulyani dalam video virtual, Senin (14/12/202)
Dia menambahkan beberapa negara besar juga mulai mempersiapkan kemungkinan terburuk dari situasi krisis kesehatan ini.
"Di Amerika Serikat, di Eropa, bahkan Jerman, sekarang sudah mempertimbangkan akan terjadinya restriksi yang sangat ketat. Prancis mengalami hal yang sama,” imbuhnya.
Bahkan, lanjut mantan direktur pelaksana Bank Dunia ini, negara nordik termasuk Swedia yang semula mendapatkan pujian karena tak ikut melakukan pembatasan sosial, kini mempertimbangkan untuk menempuh kebijakan tidak biasa.
“Swedia yang dulu hampir mendapatkan pujian karena mereka melakukan dan menangani konflik secara tidak konvensional, yaitu membebaskan masyarakat bergerak tanpa adanya protokol kesehatan, sekarang dihadapkan pada kondisi yang luar biasa sangat menentukan,” kata Sri Mulyani.
“Ini menggambarkan bahwa kita tidak boleh under-estimate. Negara yang paling maju, paling disiplin, paling memiliki sistem kesehatan paling kuat pun harus melakukan langkah luar biasa,” sambung dia.
Kata Sri Mulyani, pemerintah Indonesia terus akan melakukan langkah-langkah dan dukungan APBN untuk kesehatan, baik dari pengadaan APD maupun upgrade dari rumah sakit. Serta untuk penanganan tenaga kesehatan maupun untuk mereka yang sekarang harus dirawat akibat covid-19.
Rasa-rasanya, kekhawatiran Sri Mulyani benar juga. Bisa dibayangkan kalau gelombang kedua Covid-19 menyerang Indonesia. Upaya pemulihan ekonomi yang berbiaya mahal bakalan buyar. Dan, yang lebih penting lagi, nyawa rakyat Indonesia menjadi lebih terancam. Mudah-mudahan tidak terjadi.