Hukum Memperingati Maulid Nabi Menurut Ustadz Adi Hidayat, Menentang Kelahiran Nabi Keluar dari Islam

Hukum Memperingati Maulid Nabi Menurut Ustadz Adi Hidayat, Menentang Kelahiran Nabi Keluar dari Islam

author photo

 

Hukum Memperingati Maulid Nabi Menurut Ustadz Adi Hidayat, Menentang Kelahiran Nabi Keluar dari Islam


Tepat pada hari Kamis, 29 Oktober 2020 umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Maulid Nabi Muhammad. 


Jika dalam penanggalan Islam, Maulid Nabi diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal 1442 Hijriyah. 


Biasanya Maulid Nabi diperingati dengan mengadakan ceramah di sejumlah masjid. 


Selain itu, umat muslim juga menyambut dengan suka cita perayaan Maulid Nabi dengan memperbanyak sholawat, sedekah dan puasa. 


Akan tetapi perayaan Maulid Nabi ini masih menjadi polemik di tengah masyakarat. 


Lantas, apa sebenarnya hukum merayakan Maulid Nabi? 


Berikut ini penjelasan mengenai hukum merayakan Maulid Nabi yang dijabarakan oleh Ustadz Adi Hidayat.


Ustadz Adi Hidayat menjelaskan soal hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad. 


Merayakan Maulid Nabi ini masih menjadi polemik bagi sebagian kecil masyarakat. 


Pada Maulid Nabi, banyak sekali macam tradisi untuk merayakan. 


Tapi hukum merayakan Maulid Nabi Muhammad, masih menjadi polemik. 


Ustadz Adi Hidayat menjelaskan Maulid Nabi bukanlah ulang tahun. 


Hal ini Ustadz jelaskan dalan channel Al-Muwatta. 


Bermula, Ustadz Adi yang bertanya kepada jamaah, mana yang benar maulid atau maulud? 


"Maulid adalah waktu kelahiran, awas ya hati hati, ada waktu itu saya lihat tulisan yang menjelaskan maulid itu ulang tahun, bukan maulid bukalnlah ulang tahun, ingat baik-baik kalau peringatan itu menggunakan eid seperti eid ul milad (peringatan hari kelahiran) kalau cuma maulid itu waktu kelahiran," ujar ustadz Adi. 


Maulid : Waktu Kelahiran 


Maulid Nabi : Waktu Kelahiran Nabi


Maulud : Nabinya 


Maulud Nabi : Nabinya yang lahir 


Ustadz Adi menjelaskan bahwa Maulid Nabi tidak ada hukumnya, kelahiran seseorang tidak ada hukumnya. 


"Karena itu kelahiran nabi, dimana kita mau mletekkan hukum di kelahiran nabi, lahir ya lahir dan itu adalah kodrat allah swt," kata Ustadz Adi. 


Menurut Ustadz Adi, hukum itu terletak dari perbuatan seseorang bukan dari kelahiran seseorang. 


"Hukum itu terletak pada perbuatan bukan pada benda dan bukan terletak pada waktu, jadi jika ada perbuatan yang melekat pada benda itu maka munculah hukum," ujar Ustadz Adi. 


"Contoh golok, jika golok digunakan puntuk menyembelih hewan berarti sunnah, tapi kalau golok untuk melukai seseorang maka hukumnya haram," ujarnya. 


Jadi Maulid tidak ada hukumnya yang melekat hukumnya itu bagaimana kita menyikapi hari kelahirannya. 


"Jadi kalau kalian menolak maulud, maulid dengan pengertian seperti ini maka anda keluar dari Islam, saya menentang maulid nabi, berarti anda menentang kelahiran nabi," katanya. 


Ustadz Adi juga menjelaskan coba pahami Maulid Nabi dengan ke empat surah ini. 


QS. Ash Shaff (Satu barisan) – surah 61 ayat 6 [QS. 61:6] 


وَ اِذۡ قَالَ عِیۡسَی ابۡنُ مَرۡیَمَ یٰبَنِیۡۤ اِسۡرَآءِیۡلَ اِنِّیۡ رَسُوۡلُ اللّٰہِ اِلَیۡکُمۡ مُّصَدِّقًا لِّمَا بَیۡنَ یَدَیَّ مِنَ التَّوۡرٰىۃِ وَ مُبَشِّرًۢا بِرَسُوۡلٍ یَّاۡتِیۡ مِنۡۢ بَعۡدِی اسۡمُہٗۤ اَحۡمَدُ ؕ فَلَمَّا جَآءَہُمۡ بِالۡبَیِّنٰتِ قَالُوۡا ہٰذَا سِحۡرٌ مُّبِیۡنٌ 


Wa-idz qaala ‘iisaabnu maryama yaa banii israa-iila innii rasuulullahi ilaikum mushaddiqan limaa baina yadai-ya minattauraati wamubasy-syiran birasuulin ya’tii min ba’diiismuhu ahmadu falammaa jaa-ahum bil bai-yinaati qaaluuu hadzaa sihrun mubiinun; 


Artinya : 


"Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” 


Surat Al-Baqarah Ayat 129 


رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ 


Arab-Latin:


Rabbanā wab'aṡ fīhim rasụlam min-hum yatlụ 'alaihim āyātika wa yu'allimuhumul-kitāba wal-ḥikmata wa yuzakkīhim, innaka antal-'azīzul-ḥakīm 


Terjemah Arti: 


Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. 


QS. Yunus (Nabi Yunus) – surah 10 ayat 57 


یٰۤاَیُّہَا النَّاسُ قَدۡ جَآءَتۡکُمۡ مَّوۡعِظَۃٌ مِّنۡ رَّبِّکُمۡ وَ شِفَآءٌ لِّمَا فِی الصُّدُوۡرِ ۬ۙ وَ ہُدًی وَّ رَحۡمَۃٌ لِّلۡمُؤۡمِنِیۡنَ 


Arab Latin : 


Yaa ai-yuhaannaasu qad jaa-atkum mau’izhatun min rabbikum wasyifaa-un limaa fiish-shuduuri wahudan warahmatul(n)-lilmu’miniin(a); 


Artinya : 


Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Alquran) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman. 


QS. Yunus (Nabi Yunus) – surah 10 ayat 58  


قُلۡ بِفَضۡلِ اللّٰہِ وَ بِرَحۡمَتِہٖ فَبِذٰلِکَ فَلۡیَفۡرَحُوۡا ؕ ہُوَ خَیۡرٌ مِّمَّا یَجۡمَعُوۡنَ 


Arab Latin : 


Qul bifadhlillahi wabirahmatihi fabidzalika falyafrahuu huwa khairun mimmaa yajma’uun(a); 


Artinya : 


Katakanlah (Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” 


Surat at-Taubah Ayat 128 


لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ 


Arab-Latin: 


laqad jā`akum rasụlum min anfusikum 'azīzun 'alaihi mā 'anittum ḥarīṣun 'alaikum bil-mu`minīna ra`ụfur raḥīm 


Terjemah Arti: 


Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. 


Surat at-Taubah Ayat 129 


فَإِنْ تَوَلَّوْا فَقُلْ حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ ۖ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ 


Arab Latin : 


fa in tawallau fa qul ḥasbiyallāhu lā ilāha illā huw, 'alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-'arsyil-'aẓīm 


Artinya : 


Jika mereka berpaling (dari keimanan), maka katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung". 


Cara Menyikapi Maulid Nabi 


1. Harus Bahagia 


"Umat dulu bukan umat Nabi Muhhamd karena bukan pada zamannya, tapi mereka gembira, masa kita yang jelas jelas sudah umatnya tidak gembira ketika menyambut Maulid nabi muhammad," kata Ustadz Adi. 


2. Bagi Nabi Muhammad dalam menyikapi hari kelahirannya ia melaksanakan puasa. 


"Nabi muhammad dahulu ditanyam kenapa sering puasa senin kamis, karena hari ini hari saya dilahirkan (Nabi Muhammad)," uajr Ustadz Adi. 


3. Jangan Mencela seseorang dan jangan berbuat Maksiat. 


4. Sahabat para Nabi Muhammad membuat surat penghormatan Nabi seperti puisi memuji Nabi Muhhamd dalam bentuk sholawat, sejarah tentang Nabi dan masih banyak lagi. 


5. keluarkan ayat qurannya 


Surat Al-Ahzab Ayat 21 


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا 


Arab-Latin: 


Laqad kāna lakum fī rasụlillāhi uswatun ḥasanatul limang kāna yarjullāha wal-yaumal-ākhira wa żakarallāha kaṡīrā 


Terjemah Arti: 


Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. 

Next article Next Post
Previous article Previous Post