Dulu Sesumbar Jadi Negara Paling Aman dari Corona, Israel Kini Kena Batunya Sendiri, Sekarang Malah Dinobatkan Sebagai Wilayah dengan Tingkat Infeksi Covid-19 Tertinggi di Dunia

Dulu Sesumbar Jadi Negara Paling Aman dari Corona, Israel Kini Kena Batunya Sendiri, Sekarang Malah Dinobatkan Sebagai Wilayah dengan Tingkat Infeksi Covid-19 Tertinggi di Dunia

author photo
Dulu Sesumbar Jadi Negara Paling Aman dari Corona, Israel Kini Kena Batunya Sendiri, Sekarang Malah Dinobatkan Sebagai Wilayah dengan Tingkat Infeksi Covid-19 Tertinggi di Dunia


Wabah corona masih mengintai semua negara di bumi.

Covid-19 telah menyebar ke berbagai negara di dunia, termasuk yang katanya paling aman yaitu Israel.

Di awal-awal virus ini menggemparkan dunia, Israel sempat dinobatkan sebagai negara teraman.

Mengutip Tribunnews.com (19/4/2020), Israel dinobatkan sebagai negara teraman corona oleh Deep Knowledge Ventures, perusahaan konsorsium yang berbasis di Hong Kong.

Saat itu, dari 40 negara teraman di pandemi Covid-19, Israel menempati peringkat teratas dengan total skor 632.32 dari 76 kriteria penilaian.

Dilansir dari Nikkei Asian Review Senin (6/4/2020), beberapa parameter itu di antaranya jumlah kasus virus corona, angka kematian, ukuran geografis dan demografi, kapasitas rumah sakit, dan keahlian medis.

Kemudian kriteria lainnya seperti GovTech atau sistem e-government dan kemampuan pertahanan.

Namun, kini Israel justru memiliki tingkat infeksi tertinggi di dunia menurut tabulasi per kapita yang dibuat oleh dua outlet berita TV Israel, dikutip dari The Jerusalem (5/9/2020).

Dengan kondisi tersebut, Israel akan mengambil langkah pencegahan.

Melansir The Jerusalem Post, kabinet virus corona Israel, pada kamis menyetujui lockdown di 30 kota dan kota-kota dikategorikan sebagai 'zona merah', yang berarti mereka memiliki infeksi dan morbiditas tingkat coronavirus sangat tinggi.

Menurut tabulasi per kapita yang dibuat oleh dua outlet berita TV Israel, tingkat infeksi baru Israel adalah yang tertinggi di dunia.

Menggunakan data dari Universitas Johns Hopkins di Amerika Serikat, laporan tersebut mengatakan negara Yahudi itu rata-rata mencatat 199,3 kasus baru per hari per 1 juta populasi selama periode tujuh hari yang berakhir pada 2 September.

Lockdown Israel akan dimulai pada senin, sehari setelah rencana 'lampu lalu lintas' Koordinator Proyek Coronavirus Nasional Ronni Gamzu berlaku.

Itu menggunakan warna merah untuk pembatasan yang paling parah dan hijau untuk yang paling tidak parah.

Lockdown akan berlangsung selama seminggu dan mencakup kota-kota berikut:

Abu Snan, Umm el-Fahm, Elad, Aablin, Bukata, Beit Jann, Bnei Brak, Jaljulia, Jat, Daliat al Karmel, Zemer, Tiberias, Taibe, Tira, lingkungan di Yerusalem timur, Kasra Samia, Kabiye-Tabash-Hajajre, Kafr Bara, Kafr Kana, Kafr Kasem, Lakia, Mateh Asher, Ma'aleh Iron, Nazareth, Ein Ma'ahal, Isfiya, Arar, Fureidis, Kalansua, Rechasim dan Sha'ar Hanegev.

Sementara itu, jumlah kematian akibat virus korona untuk 27 negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara mencapai 61.259 pada hari Jumat, dengan 2.441.801 kasus yang dikonfirmasi.

Lebih dari 2.068.000 orang telah pulih. Saat ini ada sekitar 312.000 kasus aktif.

Namun, meski Israel memimpin dalam infeksi per kapita, negara Timur Tengah yang paling terpukul tetap Iran, dengan 380.746 kasus dan 21.926 kematian. (*)

Menurut halaman: hot grid.id
Next article Next Post
Previous article Previous Post