Dulu Mati-Matian Usir Penjajah Kini Hidup Nelangsa di Gubuk Reot

Dulu Mati-Matian Usir Penjajah Kini Hidup Nelangsa di Gubuk Reot

author photo
Dulu Mati-Matian Usir Penjajah Kini Hidup Nelangsa di Gubuk Reot


Pak Ici. Demikian nama kakek ini. Usia memang sudah tak muda lagi. Kulit sudah mengendur, berkerut di sekujur tubuh. Tapi lihatlah, kakek itu masih gagah. Tetap tegap.

Pak Ici adalah veteran perang. Seorang pejuang. Kakek 87 tahun itu pernah mempertaruhkan nyawa demi kemerdekaan negeri. Indonesia yang kita cintai bersama ini.

Raga pak Ici boleh makin rapuh, tapi tidak dengan jiwa nasionalismenya. Dia masih bangga saat mengenakan seragam prajurit dengan baretnya.

Singgahlah ke halaman Instagram @suarasemangat. Di sana, kalian bakal melihat sisa kegagahan Pak Ichi. Akun itu mengunggah foto gagah pak Ichi, berlatar rumah bambu di Kampung Nangela itu.

Setelah kemerdekaan, gedung-gedung beton memang tumbuh subur di sana-sini, tapi veteran yang mengucurkan keringat untuk kemerdekaan negeri tersebut tetap tinggal di gubuk reot itu.

Jangan membayangkan rumah-rumah megah para pejabat yang penuh fasilitas mutakhir --yang sebagian ditinggal penghuninya karena sedang menginap di bui gegara korupsi. Rumah Pak Ichi sangat sederhana --bila tak boleh disebut memprihatinkan.

Ukurannya hanya 4X6 meter. Itupun dibelah jadi dapur dan bilik tidur. Luas rumah itu mungkin sama dengan kamar di pribadi rumah-rumah pejabat di kompleks-kompleks mewaha itu. Mungkin pula jauh lebih sempit ketimbang garasi tempat tongkrongan mobil-mobil miliarder penanam gedung beton di kota-kota.

Dinding bambu kusam pun sudah bolong di sana-sini. Intiplah dapurnya dari lubang dinding itu. Jangan harap menemukan kitchenset seperti dapur para selebritas yang sering dibuat pamer masakan lezat-lezat di YouTube.

Mungkin perabot mewah di bilik masak itu hanya kompor gas, yang entah sudah sejak kapan tahun menyemburkan api untuk membakar wajan dan panci makan pak Ici.

Gelas, piring, dan perlengkapan makan lain nangkring di atas rak besi. Mungkin tak serapi barisan Pak Ici waktu menuju medan perang. Wajan menggantung di dinding bambu lapuk yang sudah lelah menanggung beban itu.

Baskom juga teronggok di lantai berlapis anyaman bambu. Tabung gas melon hijau bersanding dengan tempat sampah plastik.

Jangan pula kalian berangan-angan Pak Ici punya mobil. Untuk menuju rumah veteran renta di Sindanggalih, Kecamatan Karangpawitan, Garut, Jawa Barat, itu harus melewati jalan setapak yang hanya cukup dilewati motor.

Tapi, di balik potret sederhana itu, dari dalam rumah sempit itu, hati Pak Ici sungguh luas untuk negeri ini. Semoga sehat selalu Pak Ici.
Next article Next Post
Previous article Previous Post