Media Arab Saudi Soroti Kasus Covid-19 dan Bisnis Haji & Umrah di Indonesia yang Terancam Tutup

Media Arab Saudi Soroti Kasus Covid-19 dan Bisnis Haji & Umrah di Indonesia yang Terancam Tutup

author photo
Media Arab Saudi Soroti Kasus Covid-19 dan Bisnis Haji & Umrah di Indonesia yang Terancam Tutup


Media Arab News menyoroti persoalan lonjakan kasus covid-19 dan pengaruh terhadap bisnis travel Haji dan Umrah di Indonesia.

Dalam sebuah artikel berita yang diterbitkan pada Kamis, 30 Juli 2020.

Media itu mengatakan bahwa Indonesia sedang menghadapi implikasi kesehatan dari lonjakan kasus besar virus Corona.

Lonjakan kasus di Indonesia dapat membuat operator Tour Haji dan Umrah sangat terpengaruh dari segi ekonomi.

Setelah keputusan pihak berwenang Arab Saudi yang mengatakan bahwa hanya 1.000 jamaah yang diizinkan melakukan haji tahun ini.

Dikhawatirkan 60 persen dari operator Travel Haji dan Umrah Indonesia mungkin terpaksa gulung tikar.

Media itu mengutip pernyataan sekretaris Asosiasi Operator Haji dan Umrah Indonesia, Muharom Ahmad yang mengatakan bahwa karyawan terpaksa dirumahkan.

"Mayoritas operator Tour haji dan umrah telah merumahkan karyawan mereka karena tidak adanya kegiatan perjalanan," katanya.

Sisanya yang 40 persen telah berhasil bertahan karena mereka memiliki cabang bisnis lain yang dapat terus berkembang selama pandemi, seperti makanan dan minuman atau pendidikan.

Jumlah kasus konfrimasi virus Corona di Indonesia pada hari ini, Kamis (30/7/2020) mencapai 106.336 kasus.

Asosiasi itu mewakili lebih dari 1.300 bisnis Tour Haji dan Umrah di negara mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Kesemuanya telah terakreditasi dan terverifikasi oleh Kementerian Agama Indonesia.

Pemerintah Indonesia mengumumkan pembatalan pelaksanaan ibadah Haji 2020 pada 2 Juni 2020 lalu.

Jauh dari itu, Kerajaan Arab Saudi telah menutup serangkaian pelaksanaan ibadah Umrah sejak 27 Februari 2020.

Ahmad memperkirakan bahwa penangguhan perjalanan Haji dan Umrah selama setahun dapat membebani bisnis tour sekitar Rp 32 triliun.

"Pendapatan itu akan mengalir ke vendor dan mitra kami, seperti maskapai penerbangan, hotel, katering, dan pemasok pakaian dan fasilitas perjalanan jamaah," katanya.

Media itu mengungkapkan bahwa, sejak Maret sebagian besar operator travel tidak dapat menjalankan bisnis mereka, kecuali memproses pengembalian uang.

Sebagaimana disebutkan oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, saat ini jumlah jamaah umrah dan haji Indonesia mengalami kenaikan dibandingkan 5 tahun terakhir.

Pada 2014-2015, jumlah jamaah umrah Indonesia mencapai 649.000 orang.

Sementara pada 2018-2019, jumlahnya mencapai 974.650 jamaah.

Bahkan kata Muhadjir, jumlah jamaah umrah sempat tembus 1,5 juta orang pada 2017-2018.

Kini, banyak operator Travel Haji dan Umrah mulai menggeser bisnisnya menjadi produk makanan dan minuman.

Ahmad mengatakan pandemi itu bukan satu-satunya alasan operator Travel keluar dari jalur bisnisnya.

Meningkatnya popularitas paket Umrah secara online, melakukan perjalanan sendiri adalah faktor lainnya.

Karena Arab Saudi memperbolehkan jamaah untuk mengunjungi negaranya dan melakukan umrah dengan visa turis, tanpa perlu meminta bantuan operator travel.

Media itu mencatat, dalam dua tahun terakhir, rata-rata 1 juta lebih jamaah asal Indonesia melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk Umrah.

Indonesia juga menjadi negara dengan memiliki kuota haji terbesar di dunia tahun ini, yaitu 221.000 jamaah.

Media itu mengungkapkan bahwa dari jumlah tersebut, sebanyak 17.680 adalah "jamaah khusus," yang menggunakan operator tour haji dan umrah secara pribadi.

Ahmad, yang telah berkecimpung dalam bisnis tour & travel sejak 2005, mengatakan sekitar 30 persen jamaah haji yang terdaftar di perusahaannya telah membatalkan rencana mereka sepenuhnya.

Sisanya setuju untuk menunda perjalanan mereka sampai tahun depan, setelah Kementerian Agama RI mengumumkan bahwa mereka yang terdaftar di tahun 2020 menjadi prioritas di tahun 2021.

"Kami masih berhasil memiliki sekitar 200 jamaah haji yang siap berangkat sebelum mereka semuanya membatalkannya," katanya.

Lebih lanjut, Ahmad menambahkan bahwa ia tidak tahu kapan haji dan Umrah akan dilanjutkan.

“Beberapa dari kita, dengan pandangan pesimis, memperkirakan bahwa paling cepat kita bisa kembali berbisnis pada bulan Maret tahun depan. Semuanya sangat tidak pasti sehingga sulit untuk membuat rencana bisnis saat ini, ” pungkasnya.

Hingga kini, belum ada terdengar kabar yang disampaikan oleh Kerajaan Arab Saudi kapan pelaksanaan ibadah Umrah dilanjutkan.
Next article Next Post
Previous article Previous Post