Mahfud MD: Virus Corona Seperti Istri, Kelihatan Mudah Dikontrol Padahal Tak Bisa

Mahfud MD: Virus Corona Seperti Istri, Kelihatan Mudah Dikontrol Padahal Tak Bisa

author photo
Mahfud MD: Virus Corona Seperti Istri, Kelihatan Mudah Dikontrol Padahal Tak Bisa


Pelaksanaan Halal Bihalal keluarga besar Universitas Sebelas Maret (UNS) digelar secara daring melalui aplikasi zoom meeting. Dengan menghadirkan Menko Polhukam Mohammad Mahfud MD untuk mengisi acara ceramah.

Dalam kegiatan itu, Mahfud meluruskan kebijakan "hidup berdamai dengan pandemi Covid-19" atau new normal yang akan dihadapi masyarakat.

Mahfud mengibaratkan tatanan hidup baru atau hidup berdamai dengan virus Corona sebagai pasangan yang baru saja memulai hidup sebagai suami istri.

Meskipun semula tadinya tidak saling kenal, maka pasangan baru itu harus sudah membiasakan hidup serumah dengan pasangannya.

”Saya dapat kiriman meme dari pak Luhut (Menko Kemaritiman) bunyinya begini, "Corona is like your wife, is easily you try to control it then you realize that you can't, then you learn to live with it’ (Corona itu seperti istrimu, yang sepertinya mudah untuk dikontrol, tapi pada akhirnya kamu sadar bahwa kamu tak bisa, kemudian kamu belajar untuk berdamai dengan keadaan itu),” jelasnya.

Selain berbicara soal new normal, Mahfud MD dalam ceramah daringnya sampaikan halalbihalal itu merupakan tradisi Islam, bukan ajaran primer Islam. Tradisi Islam yang baik akan mendapat pahala dan bisa ditetapkan menjadi sunah.

"Perkembangan agama Islam tumbuh karena adanya budaya yang berperan menyebarkan kepercayaan ini," paparnya Rabu (27/5/2020).

Seperti melihat halalbihalal dari sudut pandang sejarah dan tradisi di Indonesia. Dahulu halah bihalal ini disebarkan oleh para wali, salah satunya yaitu Sunan Bonang.

Saat itu, lanjut Mahfud MD, Sunan Bonang mengumpulkan orang-orang sekampung dan para santrinya. Kemudian menyampaikan bahwa jika seseorang telah melakukan ibadah puasa dengan baik dan melakukan dengan sungguh-sungguh maka dosanya akan diampuni.

"Hal ini disampaikan berdasarakan hadis nabi yang berbunyi,'Barang siapa berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan dan kehati-hatian maka seluruh dosannya diampuni,” imbuhnya.

Namun terdapat hadis lainnya yang di diriwayatkan oleh Abu Hurairah berpendapat bahwa orang yang berpuasa tidak diampuni dosanya meskipun berpuasa dengan baik, jika melupakan satu hal yaitu tidak meminta maaf kepada saudara yang telah dilanggar hak-haknya.

Sehingga saling meminta maaf menjadi kewajiban bagi umat muslim, tidak hanya setelah bulan Ramadhan tetapi ketika terjadi permasalahan bisa langsung dilakukan. Sunan Bonang mengajarkan untuk saling bermaafan dan silaturahim dengan sesama.

“Memperluas jaringan itulah inti dari silaturahim,” lanjut Mahfud MD.

Mahfud juga sebut, sikap masyarakat dalam menghadapi kondisi saat ini, sebenarnya pernah terjadi pada jaman Nabi wabah semacam ini pernah terjadi. Secara tersirat 'lockdown' pernah dilakukan di masa lalu dengan istilah yang berbeda.

"Saat itu yang dilakukan adalah dengan melarang warganya untuk masuk ke daerah yang terkena wabah, dan orang yang ada di wilayah wabah tidak diperbolehkan keluar karena akan menularkan penyakit," ujarnya.
Next article Next Post
Previous article Previous Post