Dalam hidup, manusia juga tidak pernah lepas dari yang namanya masalah. Masalah inilah yang kadang membuat kita saling terhubung antara stau dengan yang lain. Banyak orang yang merasa tidak membutuhkan orang lain saat bahagia. Punya banyak uang, bisa pergi kemana-mana dan lain sebagainya.
Namun bagaimana bila ada masalah? Tabiat manusia seringnya langsung mencari teman begitu punya masalah. Menumpahkan apapun yang menyesak dan menyentak hati. Berbagi rasa kepada orang lain.
Tabiat manusia pula, setiap masing-masing kita punya masalah yang berbeda. Tidak jarang, saat kita susah payah datang kepada orang berniat untuk berbagi keresahan, justru yang terjadi adalah orang tersebut yang berbagi keresahan kepada kita.
Tabiat manusia pula, setiap masing-masing kita punya masalah yang berbeda. Tidak jarang, saat kita susah payah datang kepada orang berniat untuk berbagi keresahan, justru yang terjadi adalah orang tersebut yang berbagi keresahan kepada kita.
Alhasil, masalah kita bukan hilang, namun justru malah bertumpuk. Begitulah bila datang kepada manusia yang sama-sama punya masalah.
Allah sudah memberikan solusi atas masalah-masalah kita. Penolong setia yang pasti selalu ada bila kita mau memanggilnya. Apakah itu?
“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (QS. Al-Baqarah: 45-46)
Nah, sabar dan shalat. Dua itu saja sudah cukup untuk menjadi penolong setia kita. Mungkin banyak dari kita yang menganggap kalau berbagi cerita kepada sahabat itu nyata dihadapan kita, sedangkan bila curhat kepada Allah, itu seolah kita tidak berinteraksi.
Di sini, ada kekhusyukan yang belum diraih. Sehingga masih menganggap Allah itu tidak melihat kita. Buang jauh-jauh pikiran itu. Allah itu lebih dekat dari urat nadi kita sendiri.
Allah tidak seperti manusia yang hanya bisa memberi nasihat dan menenangkan. Allah lebih dari itu. Allah akan memberikan bantuan yang nyata dan segera.
Bukankah Allah Maha Menguasai segalanya? Maka mari mulai sekarang jadikan shalat dan sabar sebagai penolong utama. Berhenti menyebar aib masalah kita kepada orang lain yang jelas-jelas punya masalah beraneka rupa.
Karena siapapun yang namanya masih hidup di bumi ini pasti akan menghadapi masalah, karena masalah ada di mana-mana, mulai dari kolong jembatan sampai istana kekuasaan. Dari anak-anak hingga kakek-nenek, semua berhadapan dengan masalah. Prinsipnya setiap jiwa memiliki masalah.
Allah Ta’ala sebagai Pencipta Alam Semesta sudah mengetahui dan karena itu juga telah mempersiapkan metode terbaik dalam menghadapi setiap masalah, yakni dengan sabar dan shalat.
Allah sudah memberikan solusi atas masalah-masalah kita. Penolong setia yang pasti selalu ada bila kita mau memanggilnya. Apakah itu?
“Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu, (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya”. (QS. Al-Baqarah: 45-46)
Nah, sabar dan shalat. Dua itu saja sudah cukup untuk menjadi penolong setia kita. Mungkin banyak dari kita yang menganggap kalau berbagi cerita kepada sahabat itu nyata dihadapan kita, sedangkan bila curhat kepada Allah, itu seolah kita tidak berinteraksi.
Di sini, ada kekhusyukan yang belum diraih. Sehingga masih menganggap Allah itu tidak melihat kita. Buang jauh-jauh pikiran itu. Allah itu lebih dekat dari urat nadi kita sendiri.
Allah tidak seperti manusia yang hanya bisa memberi nasihat dan menenangkan. Allah lebih dari itu. Allah akan memberikan bantuan yang nyata dan segera.
Bukankah Allah Maha Menguasai segalanya? Maka mari mulai sekarang jadikan shalat dan sabar sebagai penolong utama. Berhenti menyebar aib masalah kita kepada orang lain yang jelas-jelas punya masalah beraneka rupa.
Karena siapapun yang namanya masih hidup di bumi ini pasti akan menghadapi masalah, karena masalah ada di mana-mana, mulai dari kolong jembatan sampai istana kekuasaan. Dari anak-anak hingga kakek-nenek, semua berhadapan dengan masalah. Prinsipnya setiap jiwa memiliki masalah.
Allah Ta’ala sebagai Pencipta Alam Semesta sudah mengetahui dan karena itu juga telah mempersiapkan metode terbaik dalam menghadapi setiap masalah, yakni dengan sabar dan shalat.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153).
Aid Al-Qarni dalam buku fenomenalnya La Tahzan menuturkan bahwa jika Rasulullah diimpa sebuah ketakutan, maka beliau akan segera melakukan shalat. Suatu waktu beliau berkata kepada Bilal, “Ketenanganku ada pada shalat.”
Lebih lanjut Aid Al-Qarni menjelaskan, “Jika hati terasa menyesak, masalah yang dihadapi terasa sangat rumit dan tiup muslihat sangat banyak, maka bersegeralah datang ke tempat shalat, dan shalatlah.”
Shalat
Shalat adalah media terbaik seorang Muslim mengadukan segala masalahnya kepada Allah Ta’ala.
Kita banyak menemukan riwayat yang menuturkan bahwa Nabi di kala shalat sungguh sangat thuma’ninah dan bisa dikatakan cukup panjang, utamanya kala beliau shalat sendiri di malam hari. Bahkan Situ ‘Aisyah pernah menuturkan, kaki Rasulullah sampai bengkak karena lamanya shalat beliau.
Semua itu tidak lain karena beliau sedang mengadu, memohon, dan berharap kepada Allah agar segala rusan yang berkaitan dengan umat Islam diberikan jalan, diberikan kemudahan, diberikan keberkahan, sehingga umat Islam bisa menjadi umat terbaik yang mampu menjadi tauladan bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.
Kala kita memohon kepada Allah melalui shalat, tentu sangat tidak elok jika dilakukan dengan tergesa-gesa. Harus tenang dan sabar dalam menjalankannya.
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقاً نَّحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya.” (QS. Thaha [20]: 132).
Jadi, shalat sebenarnya bukan semata ritual, ia sumber menyedot dan menyadap kekuatan Ilahiyah untuk setiap jiwa mampu menghadapi masalah dengan tenang, cerdas dan solutif. Sebab dalam shalat ada masa dimana Allah sangat dekat pada seorang hamba, yakni di kala sujud.
“Sedekat-dekat seorang hamba kepada Tuhannya yaitu ketika ia sujud, maka perbanyaklah berdo’a di dalam sujud.” (HR. Muslim).
Dengan demikian mari kita jadikan shalat sebagai media penting dalam hidup kita untuk benar-benar dekat kepada Allah Ta’ala untuk menemukan solusi dari setiap masalah yang kita hadapi. Bukan sekedar ritual dan kurang begitu antusias dalam menjalankannya.
Sabar
Beriringan dengan kala kata shalat, dalam menghadapi masalah kita juga harus bersabar. Menurut Aid Al-Qarni sabar adalah kemampuan jiwa untuk senantiasa berlapang dada, berkemauan keras, serta memiliki ketabahan yang besar dalam menghadapi masalah kehidupan.
Bahkan tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi dengan sabar. Dengan bersabar, masalah apa pun, insya Allah akan tersolusikan.
Seberapa pun besar permasalahan yang kita hadapi, tetaplah bersabar. Karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan. Karena janji Allah adalah kabar gembira bagi orang-orang yang sabar.
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155).
Dengan demikian, usah sedih, apalagi putus asa. Biarlah masalah mewarnai hidup kita, apa pun dan sebesar apa pun. Semua itu pasti akan sirna seiring kita memohon solusi kepada Allah dengan sabar dan shalat. Karena jika Allah sudah berjanji, mustahil Allah tidak menepatinya, yakinlah!