Tulisan Terakhir Pembela Ahok Sebelum Meninggalnya Ini Sungguh Mengejutkan

Tulisan Terakhir Pembela Ahok Sebelum Meninggalnya Ini Sungguh Mengejutkan

author photo
Saksi ahli yang berada di kubu Ahok dalam gelar perkara kemarin, Profesor Sarlito Wirawan Sarwono dikabarkan tidak bisa menghadiri lantaran telah meninggal pada Senin (14/11/2016) malam. Sebelum meninggalnya, Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI) ini membuat tulisan yang cukup mengejutkan mengenai Ahok dimana menyatakan bahwa Islam dan Tuhan tak perlu dibela. Justru yang harus dibela adalah kaum dhuafa.

Tulisan Terakhir Pembela Ahok Sebelum Meninggalnya Ini Sungguh Mengejutkan

“Demonstrasi dalam rangka membela Tuhan makin banyak. Hal ini membuat saya bertanya, "Mungkinkah membela agama?". Pertanyaan selanjutnya, "Sebegitu lemahkah Tuhan dan Agama sehingga memerlukan pembelaan dari umatnya?"” tulisnya pada paragraf pertama artikel berjudul Mungkinkah Menistakan Agama? yang dirilis di Selasar, Kamis (3/11/2016).

Dituturkan dalam artikel tersebut bahwa menurut pandangannya, Islam dan Tuhan tidak perlu dibela. Justru anak-anak, perempuan, orang yang lemah dan orang fakirlah yang patut untuk dibela.

“Pandangan saya mungkin tidak begitu populer, tetapi untuk saya, Islam dan Tuhan tidak perlu dibela. Anak-anak, perempuan, orang yang lemah dan tak berdaya, orang fakir dan yatim piatulah yang patut dibela, dan hal itulah yang sesuai dengan ajaran Islam” lanjutnya.

Prof Sarlito kemudian membandingkan Ahok dengan pemimpin muslim lainnya dimana Ahok telah mengalokasikan dana untuk perbaikan masjid dan mengumrohkan takmir masjid. Sehingga Ahok dinilai tidak mendiskreditkan Islam.

Sementara itu terkait surat Al Maidah 51, Prof Sarlito menilai bahwa Ahok tidak menista agama.

“Jadi, sebetulnya bukan Ahok yang menista agama Islam, tetapi pihak-pihak yang menuduh Ahok sebagai penista Islam lah, yang sedang menista Ahok,” tulisnya.

Dengan kesiapan tersebut, ternyata Allah berkehendak lain dan memanggilnya di malam sebelum gelar perkara Ahok dimulai. Seorang netizen pun menilai bahwa meninggalnya pria kelahiran 2 Februari 1944 tersebut merupakan salah satu bentuk kasih sayang Allah agar selama dari membela orang yang salah.

“Allah lebih sayang dengan Pak Sarlito, daripada dia berdosa lebih banyak jika membela orang yg telah menistakan Agama Islam,” tulis netizen.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post