Sebenarnya Tidaklah Susah

Sebenarnya Tidaklah Susah

author photo
Sebenarnya tidaklah susah untuk mengetahui mana yang benar dan yang salah dalam pertarungan kehidupan ini. Yang penting kita mau menggunakan ketulusan hati dan mengoptimalkan akal untuk membanding-bandingkan berita dan cerita yang sampai ke telinga.

Sebenarnya Tidaklah Susah


Allah tidak memberikan pemandangan instan kepada kita hingga bisa mengetahui benar dan salah dengan otomatis. Tapi Allah perlihatkan peristiwa demi peristiwa, kejadian demi kejadian, selanjutnya tugas akal kita untuk menyeleksi. Karena di sanalah letak beban taklif terhadap kita.

Perlu diingat, apapun kewajiban dalam agama kita ini dimulai syaratnya dengan “berakal”. Siapa yang tidak berakal tidak ada kewajiban terhadapnya. Karena kemampuan akal inilah yang akan diuji. Kemampuan akal dalam memperhatikan dan menangkap tanda-tanda atau ayat-ayat kebenaran dari Allah.

Di sana akan teruji, apa sebenarnya yang ada dalam hati seseorang.

Orang yang benar itu adalah yang mampu menilai apa adanya. Jujur dengan dirinya sendiri. Melihat segala yang terjadi dengan kacamata bening. Betul-betul bening, bukan bening dalam pengakuan.

Orang yang memiliki hati yang sakit dan mengandung kebencian akan melihat si A yang melakukan ratusan kebaikan, tiba-tiba ada satu hal yang tidak tepat dalam pandangannya, akan menjadikan satu hal itu sebagai senjata untuk menyerang siapa yang di bencinya tersebut. Segala kebaikan orang itu akan kelihatan salah dalam pandangannya. Bahkan dengan sedikit kesalahan ia akan melihatnya lebih hina dari pada syetan.

Begitu juga sebaliknya, ketika si hati sakit yang menyimpan dendam melihat si B yang dicintainya melakukan ribuan kezaliman, tiba-tiba ada satu kebaikan dalam pandangannya, maka berubahlah si zalim menjadi pahlawan kebenaran.

Tidak ada manusia yang sempurna. Cukuplah bisa dihitungnya kesalahan seseorang menempatkan dirinya sebagai orang baik. Dan tidak pantas menempatkan orang yang bergelimang kejahatan bak malaikat di saat ada segelintir kebaikan muncul dari dirinya. Secuil kebaikan yang ia lakukan itu untuk melanggengkan kejahatannya demi mengelabui orang-orang yang kebeningan hatinya sudah tercemar.

Ya Allah, perlihatkan kepada kami yang benar itu benar adanya dan beri kami kekuatan untuk mengikutinya. Ya Allah, perlihatkan kepada kami yang batil itu batil adanya dan beri kami kemampuan untuk menjauhinya. Aamiin.

Oleh: Zulfi Akmal, Lc
Next article Next Post
Previous article Previous Post