Anak Ini Mengaku Mencuri Uang Gurunya, Perlakuan Sang Ibu Sungguh Diluar Dugaan

Anak Ini Mengaku Mencuri Uang Gurunya, Perlakuan Sang Ibu Sungguh Diluar Dugaan

author photo
Anak Ini Mengaku Mencuri Uang Gurunya, Perlakuan Sang Ibu Sungguh Diluar Dugaan

Anak Ini Mengaku Mencuri Uang Gurunya, Perlakuan Sang Ibu Sungguh Diluar Dugaan

Bagi seorang anak, ibu merupakan tempat perlindungan sekaligus tempat kepercayaannya. Tak heran apabila seorang ibu sudah tidak mempercayai ucapan anaknya sejak kecil, maka anak tersebut akan tumbuh menjadi pribadi yang tertutup dari keluarga dan lebih memilih kenyamanan di luar rumah. Anak pun akan menjadi pribadi yang enggan mengemukakan kebenaran karena tetap akan dianggap salah dan tak dipercaya.

Sama seperti kisah ini dimana seorang ibu ditelepon oleh guru anaknya pada jam anaknya tengah belajar di sekolah. Sang guru mengatakan bahwa anak ibu itu telah mencuri uang miliknya yang berada di laci sekolah. Guru itu juga mengatakan bahwa anak tersebut sudah mengakui kesalahannya dan polisi tengah datang ke sekolah untuk melakukan penindakan atas pencurian tersebut.

Namun sebelum kembali mendengar ucapan guru tersebut, ibu sang anak kemudian berkata, “Tidak peduli anak saya melakukan kesalahan apapun, tolong jangan dahulu memukuli atau memarahi anak saya, tunggu saya sampai saya datang, saya akan mengatasi semuanya.”

Ibu anak itu pun meminta untuk berbicara lewat telepon dengan anaknya yang telah dituduh mencuri dan mengatakan bahwa ia akan segera datang ke sekolah.

Maka ketika sang ibu telah sampai di sekolah, nampak sebuah mobil polisi sudah berada di halaman parkir sekolah. Sang ibu kemudian masuk ke dalam ruang dan mendapati ada 2 orang guru, 2 orang polisi dan satu kepala sekolah yang mengerubungi anaknya.

Guru yang merasa uangnya dicuri itu kemudian berkata dengan nada tinggi, “Anakmu pagi ini mengambil uang saya sebesar satu juta dari laci meja saya. Dia sudah mengakuinya dan apa yang akan kamu lakukan terhadap anakmu!”

Namun sang ibu tidak merespon kemarahan guru wanita tersebut, melainkan mendekati anaknya yang tampak gemetar dan duduk di lantai. Bajunya yang nampak kotor dengan wajah penuh bekas air mata, membuat sang ibu pun langsung memeluknya.

Anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu kemudian berkata,” Mama! Mereka mau memasukkan saya ke dalam penjara, saya sangat takut..”

Sang ibu kemudian bertanya dengan lembut kepada anaknya, “Anakku, jujur sama mama, mama akan percaya!”

Anak itu kemudian menggelengkan kepala dan berkata, “Saya tidak melakukannya.”

Setelah menenangkan anaknya, ibu itu kemudian berdiri dan berkata, “Saya percaya kepada anak saya, dia berkata tidak mencuri maka dia tidak mencuri!”

Anaknya yang berada di samping sang ibu pun merasakan sebuah ketentraman karena ada yang membela dan percaya kepadanya.

Namun meski demikian, guru yang merasa kehilangan uangnya tersebut tetap bersikukuh dengan ucapannya sembari tersenyum dingin bahwa anak dari ibu tersebut telah mengakuinya.

Ibu yang bijak itu kemudian meminta kepada sang guru untuk menjelaskan bagaimana anaknya bisa mengakui pencurian tersebut, dimana uang tersebut dicuri dan apa buktinya sehingga berani menangkap anaknya.

Polisi yang berusaha netral ikut menimpali jawaban sang ibu, “Memang benar tidak ada bukti, tetapi anakmu sendiri sudah mengakuinya.”

Guru yang terlanjur emosi itu kemudian menceritakan kronologisnya bagaimana ia menyelidiki perbuatan muridnya tersebut. Sang ibu kemudian menoleh kepada anaknya dan bertanya, “Apakah yang dikatakan gurumu itu benar?”

Anak tersebut kemudian berkata sembari terlihat masih kaget dengan kejadian tersebut.

“Bu guru sejak awal tidak mengijinkan saya masuk ke kelas. Dia langsung memanggil polisi, saya sangat takut. Tapi bu guru berkata jika kamu mengakuinya, maka kamu boleh pulang..” ucap anaknya.

Mendengar ucapan anaknya yang masih polos itu membuat sang ibu justru berbalik marah kepada guru tersebut.

“Pertanyaan yang disertai ancaman, apa ini yang dinamakan menyelidiki? Saya mau mengadukan kamu dengan tuduhan memfitnah!” ucap sang ibu sambil membawa anaknya pulang.

Selama dalam perjalanan pulang, anak tersebut sangat berterima kasih dan memeluk ibunya dengan erat.

“Terima kasih mama,” ucapnya polos.

Ternyata ucapan anaknya benar-benar terbukti karena setelah sampai di rumah, pihak sekolah menghubunginya lagi dan berkata bahwa uang milik guru yang menuduh anaknya telah ditemukan. Ternyata uang tersebut tanpa sadar telah ia pindahkan sendiri ke laci yang lain.

***

Lihatlah bagaimana sedikit saja seorang ibu tidak mempercayai ucapan anaknya dengan bijak, maka selama-lamanya sang anak akan tidak lagi mau menceritakan masalahnya. Ia pun akan menjadi pribadi yang tertutup di keluarga karena orang tua tidak akan mempercayai apa yang ia ucapkan meskipun berupa sesuatu yang benar.

Karenanya sosok ibu yang percaya kepada anaknya sendiri seperti kisah diatas merupakan ibu yang bijaksana, meskipun berada dalam kondisi yang begitu tersudut. Ia pun telah menumbuhkan kepercayaan diri sang anak untuk berani dalam hal kebenaran karena ada yang akan mendukung dan membelanya.

Baca Juga:


Semoga kita semua bisa lebih bersikap bijak dan tidak langsung menghukum anak tanpa ada penjelasan darinya. Wallahu A’lam

Next article Next Post
Previous article Previous Post