Gara-gara Angkut Barang, Mobil Pribadi Ini Kena Tilang Oleh Aparat Kepolisian? Lho Kok Bisa?
Ya, Hal itulah yang dialami pemilik akun instagram bernama muhammadfahmimuzaki. Dalam postingannya, dia mengatakan bahwa ia baru saja ditilang karena membawa barang dalam mobil pribadinya,
Pemilik akun menuliskan dengan caption seperti ini:
Ini mobil pribadi apa mobil barang mas?ya mobil pribadi pak.Cuma saya tadi belanja alat musik.Maaf anda saya tilang.Kopeett!!!! Lucunya negeri ini.Milik pribadi aja ditilang apalagi hasil nyuri.
Postingan tersebut juga dikomentari oleh Pengguna Facebook Didi Susanto dan sontak menjadi viral di sosmed
Begini tulis akun Didi Susanto dil laman Facebooknya,
***Saya Tidak Mengakui Negara Tai Ini***
Habis belanja alat musik, kena tilang karena mobil penuh barang? Tai!
itu mungkin hanya oknum polisinya saja yg iseng2 cari duit
Tai lah. Semua polisi sama saja.
Iya. Saya generalisir SEMUA POLISI, biar mereka semua ikut malu, ikut berusaha mengubah kondisi tai ini, tidak lalu lepas tangan berlagak bego (atau asli bego) sambil ngomong, "Itu kan bukan saya." <<<jawaban tai.
//itu polisi kan cuma menegakkan peraturan//
Hanya manusia tai yg mau menegakkan peraturan tai.
Kalau saya belanja satu set alat musik dari toko trus gimana bawanya ke rumah?
Bawa satu per satu bolak balik?
Pakai jasa paket? Mahal tai!
Sewa mobil barang? Mahal tai!
Mobil2 waktu musim mudik, barang2 sampai numpuk ke atas kemana tilangnya?
//harusnya komplain disampaikan kepada mereka pembuat peraturan dan kebijakan//
Ya. Semua. Manusia tai membuat peraturan tai.
Presiden, DPR, kepolisian, sampai ke eksekutornya, polisi, semua yg terlibat dengan peraturan tai ini ya tai semua. Keluarganya makan hasil tai. Biar ikut malu. Harus ikut malu.
Gak terima? Silakan polisikan (baca: silakan tai-kan).
*Nasehat orang tua saya dulu, "Jadilah apapun yg km mau, asal jangan jadi polisi."
//kalau km gak mengakui negara ini, kenapa gak pindah saja ke negara lain//
PASTI PINDAH!
Dulu saya gak bisa milih mau dilahirkan di negara mana. Jadi, sekarang, ketika tanggung jawab saya di negara tai ini selesai semua dan ternyata masih ada peraturan tai seperti ini, saya pasti pergi.
//negara ini tidak butuh pengakuanmu, pengakuanmu tidak penting, negara ini tetap ada entah km akui atau tidak//
Ini pernyataan sikap.
Sikap saya jelas penting bagi saya, manusia yg bukan tai harus mengambil sikap, kalau tai ya cuma mengambang mengikuti air yg membawanya.
Jadi, kalau ini tidak penting buat negara dan para tai lainnya, saya tidak peduli.
Dan seperti halnya Emha Ainun Nadjib, saya juga mengambil sikap TIDAK MENGAKUI NEGARA INI.
Hingga saat ini postingan tersebut telah mendapatkan banyak share di facebook, Hingga mencapai 1800 lebih. Nah, menurut kalian gimana? Ada yang pernah mengalami hal serupa?
Ya, Hal itulah yang dialami pemilik akun instagram bernama muhammadfahmimuzaki. Dalam postingannya, dia mengatakan bahwa ia baru saja ditilang karena membawa barang dalam mobil pribadinya,
Pemilik akun menuliskan dengan caption seperti ini:
Ini mobil pribadi apa mobil barang mas?ya mobil pribadi pak.Cuma saya tadi belanja alat musik.Maaf anda saya tilang.Kopeett!!!! Lucunya negeri ini.Milik pribadi aja ditilang apalagi hasil nyuri.
Postingan tersebut juga dikomentari oleh Pengguna Facebook Didi Susanto dan sontak menjadi viral di sosmed
Sumber: Facebook |
Begini tulis akun Didi Susanto dil laman Facebooknya,
***Saya Tidak Mengakui Negara Tai Ini***
Habis belanja alat musik, kena tilang karena mobil penuh barang? Tai!
itu mungkin hanya oknum polisinya saja yg iseng2 cari duit
Tai lah. Semua polisi sama saja.
Iya. Saya generalisir SEMUA POLISI, biar mereka semua ikut malu, ikut berusaha mengubah kondisi tai ini, tidak lalu lepas tangan berlagak bego (atau asli bego) sambil ngomong, "Itu kan bukan saya." <<<jawaban tai.
//itu polisi kan cuma menegakkan peraturan//
Hanya manusia tai yg mau menegakkan peraturan tai.
Kalau saya belanja satu set alat musik dari toko trus gimana bawanya ke rumah?
Bawa satu per satu bolak balik?
Pakai jasa paket? Mahal tai!
Sewa mobil barang? Mahal tai!
Mobil2 waktu musim mudik, barang2 sampai numpuk ke atas kemana tilangnya?
//harusnya komplain disampaikan kepada mereka pembuat peraturan dan kebijakan//
Ya. Semua. Manusia tai membuat peraturan tai.
Presiden, DPR, kepolisian, sampai ke eksekutornya, polisi, semua yg terlibat dengan peraturan tai ini ya tai semua. Keluarganya makan hasil tai. Biar ikut malu. Harus ikut malu.
Gak terima? Silakan polisikan (baca: silakan tai-kan).
*Nasehat orang tua saya dulu, "Jadilah apapun yg km mau, asal jangan jadi polisi."
//kalau km gak mengakui negara ini, kenapa gak pindah saja ke negara lain//
PASTI PINDAH!
Dulu saya gak bisa milih mau dilahirkan di negara mana. Jadi, sekarang, ketika tanggung jawab saya di negara tai ini selesai semua dan ternyata masih ada peraturan tai seperti ini, saya pasti pergi.
//negara ini tidak butuh pengakuanmu, pengakuanmu tidak penting, negara ini tetap ada entah km akui atau tidak//
Ini pernyataan sikap.
Sikap saya jelas penting bagi saya, manusia yg bukan tai harus mengambil sikap, kalau tai ya cuma mengambang mengikuti air yg membawanya.
Jadi, kalau ini tidak penting buat negara dan para tai lainnya, saya tidak peduli.
Dan seperti halnya Emha Ainun Nadjib, saya juga mengambil sikap TIDAK MENGAKUI NEGARA INI.
Hingga saat ini postingan tersebut telah mendapatkan banyak share di facebook, Hingga mencapai 1800 lebih. Nah, menurut kalian gimana? Ada yang pernah mengalami hal serupa?