Suami Istri Tidak Harmonis, Anak pun Tragis

Suami Istri Tidak Harmonis, Anak pun Tragis

author photo
Anak adalah titipan Allah SWT yang dilahirkan dalam keadaan fitrah. Dimana dalam dirinya belum ada pengetahuan apa pun ketika akan berubah menjadi janin. Selama berada dalam kandungan ia terus merekam kejadian yang ia rasakan dan ia dengar. Ia berusaha untuk mengetahui bagaimana keadaan di luar sana.

Suami Istri Tidak Harmonis, Anak pun Tragis


Maka, selama berada dalam kandungan, kondisi lingkungan sekitar, khususnya yang dekat dengan sang ibu yang sedang mengandung harus disterilkan atau dijauhkan dari berbagai macam hal buruk. Hal ini demi membuat rasa nyaman pada bayi dan juga ibunya. Terutama dalam perkataan dan sentuhan keras pada ibu itulah yang patut dihindari.

Tentu kita sering melihat seorang anak yang tidak sempurna bukan, padahal ibu dan ayahnya tidak memiliki kecacatan fisik sama sekali? Misalnya, ada anak yang terus mengeluarkan cairan dari hidungnya. Sedangkan ayahnya adalah dokter ahli bedah dan ibunya seorang arsitek. Tapi, mengapa anaknya memiliki kekurangan?

Memang benar, setiap manusia memiliki kekurangan. Tapi, kekurangan dalam hal fisik yang tidak dimiliki oleh kedua orang tuanya tentu menjadi hal yang ganjil atau tidak wajar bukan? Nah, inilah salah satu penyebab dari ketidak harmonisan suami istri. Mengapa demikian?

Kita sering menemukan seorang istri yang mengandung, mulai dari awal kandungan hingga akhirnya melahirkan selalu saja bertengkar dengan suaminya. Ini menyebabkan darah tinggi istri memuncak. Sehingga, mau tidak mau janin yang ada di dalamnya ikut naik darahnya, hingga menyebabkan sambungan sel-sel pada otaknya pecah. Jika hal ini terus terjadi, maka akan banyak pula sel yang pecah. Maka tak heran, jika anak yang dilahirkannya akan mengalami gangguan kesehatan.

Maka, sebagai suami istri yang telah menjalin rumah tangga, rasa kepercayaan pada pasangan harus ditumbuhkan. Hal ini demi menjaga keutuhan dan keharmonisan dalam rumah tangga.

Salah satu cara yang dilakukan suami adalah meyakinkan istriya bahwa ia adalah suami yang baik, yang mampu bertanggung jawab kepadanya dan anak-anaknya. Dan sebagai istri harus mampu menjadi penenang bagi suami, membawa ketentraman dan kedamaian baginya dengan penuh kasih sayang. Dengan begitu, anak yang akan terlahir ke dunia ini tidak akan merasakan derita akibat ketidak harmonisan suami istri.
Next article Next Post
Previous article Previous Post