Kisah Hikmah: Burung Beo Pak Kyai

Kisah Hikmah: Burung Beo Pak Kyai

author photo
Alkisah di sebuah pesantren, Seorang Kyai mempunyai burung Beo yang terlatih untuk berdzikir seperti: Assalamu'alaikum, Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar, dan sebagainya.

Suatu ketika, pintu kurungan terbuka dan burung itu terbang bebas. Sontak para santri mengejar burung milik guru mereka, sementara si burung terbang tidak terkontrol dan tertabrak kendaraan yang melintas dengan kencang hingga terkapar sekarat lalu meninggal.

Burung Beo Pak Kyai
Gambar Hanya Ilustrasi


Pak Kyai terlihat berbeda usai burungnya mati, nampak sekali sedih hingga seminggu lamanya.

Para santri yang melihatnya pun mengira Kyainya bersedih karena burungnya mati, mereka berkata:

"Pak Yai, jika hanya burung yang membuat anda sedih, kami sanggup menggantinya dengan yang bisa berdzikir juga. Tak perlu Pak Yai bermurung hingga sedemikian lamanya!"

Pak Yai menjawab: "Aku bukan bersedih karena burung itu."

Para Santri: "Lantas kenapa Pak yai?"

Pak Yai "Kalian melihat bagaimana burung itu sekarat setelah tertabrak?"

Para Santri: "Ya, kami melihatnya."

Pak Yai: "Burung itu hanya bersuara KKKKAAKK, KKKKHHEEK, KKKKAAKK, KKKKHHEEK,,, padahal sudah terlatih berdzikir sedemikian rupa, namun saat merasakan PERIHNYA sakaratul maut menjemput, hanya perih yang terasa.

Lalu aku teringat diriku, yang setiap hari terbiasa berdzikir, JANGAN-JANGAN NASIBKU SAMA SEPERTI BURUNG ITU, TAK KUAT MENAHAN SAKARAT LALU BUKAN DZIKIR YANG KUUCAPKAN.

Padahal burung itu tidak diganggu setan ketika sakaratul maut, sedangkan manusia diganggu setan saat sakaratul maut. Tidak ada yang tahu bagaimana keadaan kita mati, khusnul khotimah ataukah su'ul khotimah?"

Para Santri pun terdiam dan membenarkan perkataan Kyai mereka, dan mereka pun ikut murung memikirkan hal yang serupa, bagaimana keadaan mereka saat menjemput sakaratul maut?

Ajal tidak akan pernah menunggu kita bertaubat

Justru kita lah yang seharusnya senantiasa menunggu ajal sambil bertaubat.
Jauhilah maksiat meski sesaat, karena bisa jadi kita meninggal saat berbuat maksiat sesaat, lalu dibangkitkan di hari kebangkitan dengan keadaan sedang berbuat maksiat.

"Setiap manusia dibangkitkan sesuai dengan keadaannya saat meninggal. Abid dibangkitkan dalam keadaan Abid, Kafir dibangkitkan dalam keadaan Kafir." (HR.Muslim)

Ya Allah, lindungilah kami di akhir kami.
Panggillah kami dalam keadaan dan tempat yang baik & Khusnul Khotimah.
Jauhkanlah kami dari fitnah setan yang mengganggu saat sakaratul maut.. Aamiin
Next article Next Post
Previous article Previous Post