Meski Diejek Teman Sekelas, Bocah 11 Tahun Ini Tetap Kumpulkan Rongsokan Demi Bayar Hutang Orangtua

Meski Diejek Teman Sekelas, Bocah 11 Tahun Ini Tetap Kumpulkan Rongsokan Demi Bayar Hutang Orangtua

author photo
Banyak anak-anak yang hidupnya selalu membebankan orangtua. Segala keinginannya harus dituruti meski kadang tak mampu dijangkau oleh ibu dan ayahnya. Tak salah jika saat ini banyak orangtua yang harus banting tulang demi keinginan dan gengsi anak-anaknya tersebut.

Namun tengoklah sosok Supri yang masih berusia 11 tahun dan tinggal di Poris Pawad Kota Tangerang. Dengan kondisi kehidupan keluuarganya yang serba sulit, ia tak sedikit pun mau membebankan kedua orangtua. Bahkan Supri yang masih duduk di kelas 3 SD ini rela mengumpulkan barang bekas demi membantu ekonomi kedua orangtuanya.

Meski Diejek Teman Sekelas, Bocah 11 Tahun Ini Tetap Kumpulkan Rongsokan Demi Bayar Hutang Orangtua
Supri dan adiknya, Putri sedang mencari rongsokan (Kompas.com)
Supri sendiri bersekolah di SD Al Barkah, Buaran Indah Tangerang. Ia pun belajar untuk mengelola waktu kapan harus sekolah dan kapan harus mencari rongsokan.

“Buat bantu orangtua bayar hutang,” ucapnya, sebagaimana dikutip dari Kompas, Kamis (10/11/2016).

Dari hasil usahanya tersebut, Supri sedikitnya bisa mengumpulkan uang 10 ribu dan ia berikan kepada ayahnya, Daryo untuk membayar hutang dan memenuhi kebutuhan hidup.

Supri dan keluarga tinggal di lapak barang rongsokan di daerah Buaran Indah, tepatnya di pinggir sawah atau di luar area pemukiman. Karena keadaannya tersebut, Supri kerap mendapatkan ejekan dari teman sekelasnya.

Dituturkan oleh ayahnya bahwa Supri seharusnya sudah menginjak kelas 5 SD. Hanya saja, ia memutuskan untuk berhenti sekolah selama 2 tahun dan pindah sekolah dari SDN pelwad 2 ke SD Al Barkah.

Supri ternyata sering mendapatkan ejekan sebagai anak tukang rongsokan di sekolah barunya tersebut.

“Dia sering nangis dan cerita ke saya karena diejek anak tukang rongsok,” kata Daryo.

Supri enggan membalas ejekan temannya dan lebih memilih untuk diam. Namun efek dari diamnya tersebut justru membuat Supri jarang masuk sekolah. Bahkan Supri kerap mendapatkan kekerasan fisik dari teman-temannya.

“Nanti kalau enggak masuk, gurunya ke rumah, tanya kenapa Supri enggak masuk,” ungkap Daryo.

Daryo hanya bisa berucap bahwa kondisi hidup keluarganyalah yang membuat Supri menjadi seperti itu dan Supri lebih memilih untuk mengumpulkan barang bekas bersama dengan adiknya yang bernama Putri.

Daryo juga membenarkan jika Supri ingin membantu melunasi hutang keluarga. Namun Daryo selaku ayah tetap ingin agar Supri bisa memperoleh pendidikan yang layak dan bisa mengubah ekonomi keluarga.

“Intinya jangan sampai kayak saya dan kakak-kakaknya,” ujar Daryo.

Diketahui bahwa Supri merupakan anak keempat dimana ketiga kakaknya putus sekolah lantaran keterbatasan ekonomi. Daryo sekeluarga pun sudah 11 tahun mencoba mengadu nasib di Tangerang.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post