Salut! Anak Pemulung Ini Bisa Masuk Fakultas Kedokteran UGM Tanpa Biaya Sepeser Pun

Salut! Anak Pemulung Ini Bisa Masuk Fakultas Kedokteran UGM Tanpa Biaya Sepeser Pun

author photo
Salut! Anak Pemulung Ini Bisa Masuk Fakultas Kedokteran UGM Tanpa Biaya Sepeser Pun

Salut! Anak Pemulung Ini Bisa Masuk Fakultas Kedokteran UGM Tanpa Biaya Sepeser Pun

Adalah Muhammad Wiskha Al Hafiidh Suskalanggeng, seorang anak pemulung yang telah berhasil lolos ujian masuk Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta. Atas karunia Allah disertai perjuangannya, impian untuk menjadi seorang dokter pun nampak di depan mata.

Awalnya pemuda yang akrab disapa Wiskha ini sempat meragukan kemampuannya apakah bisa masuk ke Fakultas bergengsi tersebut. Pasalnya untuk bisa masuk ke Program Studi Pendidikan Dokter membutuhkan nilai dan biaya yang cukup tinggi.

Dilansir dari situs resmi UGM (16/07/2016), Dwi Asih Prihati selaku ibunda Wiskha berkata, “Awalnya ia sempat ragu, tapi saya terus meyakinkannya bahwa ia mampu masuk pendidikan dokter.”

Wiskha pun bisa masuk ke fakultas tersebut setelah mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada bulan Juni lalu.

“Saya sempat ikut jalur SNMPTN tapi gagal. Ibu saya terus meyakinkan dan menyemangati saya untuk ikut SBMPTN. Saya langsung belajar giat agar lolos dan akhirnya impian saya sebentar lagi tercapai,” ucap Wiskha.

Meski terlahir dari keluarga yang sehari-harinya mengumpulkan barang bekas, namun semangat Wiskha untuk belajar dan menggapai cita-citanya tak pernah padam. Kini dengan hasil kerja kerasnya, ia pun bisa membanggakan ayah dan ibunya.

Secara ekonomi, ayah Wiskha yang akrab disapa Sus mengatakan bahwa kondisi keluarganya sangat sulit. Setiap hari ia mengendarai motor bututnya mencari barang rongsokan ke rumah-rumah warga. Tak hanya itu saja, terkadang ia juga kerja serabutan agar bisa memenuhi kebutuhan keluarga.

Ketika ditanya mengenai tempat tinggalnya sekarang, ayah Wiskha mengatakan bahwa ia kini tinggal di rumah saudara karena saudaranya sedang merantau ke Kalimantan.

“Kami tinggal di rumah saudara. Dia sekarang merantau ke Kalimantan. Saya diminta merawat rumahnya,” ucap Sus.

Dengan pendapatan sekitar 900 ribu rupiah setiap bulannya, ia berhasil mencetak ketiga anaknya menjadi seorang siswa yang pintar dan berprestasi. Bahkan ketiganya mendapatkan bantuan pendidikan di semua jenjang pendidikan.

Wiskha sejak kecil memang telah berprestasi. Terbukti dari berbagai kejuaraan yang berhasil ia menangkan seperti juara 2 Olimpiade Fisika se-Jawa & Bali pada tahun 2015. Wiskha juga merupakan siswa dengan nilai kelulusan tertinggi se-SMA 1 Sleman dan nomor 4 se-DIY.

Baca Juga:


Semoga Wiskha bisa belajar dengan sungguh-sungguh dan menjadi dokter yang berguna bagi masyarakat. Aamiin
Next article Next Post
Previous article Previous Post