Sempat Ditipu Travel, Tunanetra Yang Juga Hafidz Ini Bersyukur Bisa Berangkat Ke Tanah Suci

Sempat Ditipu Travel, Tunanetra Yang Juga Hafidz Ini Bersyukur Bisa Berangkat Ke Tanah Suci

author photo
Sempat Ditipu Travel, Tunanetra Yang Juga Hafidz Ini Bersyukur Bisa Berangkat Ke Tanah Suci
Imam Suhandri, calon haji tunanetra saat berada di Asrama Haji Surabaya (Nur Faishal/Viva.co.id)
Sempat Ditipu Travel, Tunanetra Yang Juga Hafidz Ini Bersyukur Bisa Berangkat Ke Tanah Suci

Keterbatasan fisik seperti tunanetra tidak menjadi halangan bagi seorang muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah lewat melaksanakan rukun islam yang kelima. Salah satunya adalah calon haji tunanetra bernama Imam Suhandri yang berumur 50 tahun dan bertempat tinggal di Mojojajar, Kecamatan kemlagi, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.

Keberangkatannya menuju tanah suci akan didampingi bersama dua orang yang ia anggap sebagai saudaranya sendiri. Sementara pihak keluarga tidak ada yang ikut melaksanakan ibadah haji lantaran keterbatasan biaya.

“Saya didampingi dua orang yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri,” ucapnya di Poliklinik Asrama Haji Embarkasi Surabaya, sebagaimana dikutip dari Antara, Selasa (23/8/2016).

Meski memiliki keterbatasan dalam penglihatan, Imam ternyata merupakan seorang Hafidz Qur’an dan menjadi pengobat alternatif.

“Saya sendiri termasuk haji sokeh atau haji yang berangkat karena sokongane wong akeh (dibantu banyak orang),” ucapnya yang sering juga diundang untuk mendoakan orang-orang.

Sebelumnya ia sempat mengalami penipuan yang dilakukan oleh KBIH atau travel di tahun 2009. Alhasil uang sebesar 35 juta yang sudah disetorkan dibawa kabur oleh pemilik KBIH asal Mojosari, Mojokerto.

“Saya mendaftar haji tahun 2009 dan rencananya berangkat tahun 2013, tapi saya dan ratusan orang ditipu KBIH sehingga batal,” lanjutnya.

Namun semangatnya untuk bisa berhaji tetap kuat sehingga Imam berusaha mengumpulkan kembali dana untuk ongkos naik haji. Ia pun bersyukur ada beberapa pasiennya yang membantu mengurusi pendaftaran dan juga ikut menyumbangkan dana haji.

“Saya bersyukur banyak pasien yang sering saya bantu akhirnya kasihan dan menolong saya untuk mengurus porsi haji ke Kemenag Mojokerto, ada yang membantu sejuta atau 500 ribu hingga saya mendaftar lagi,” tuturnya.

Tak hanya itu saja, bahkan dua orang yang mendampinginya dan telah ia anggap sebagai saudara merupakan para pasien yang sering Imam tolong. Ia pun menuturkan akan mematuhi keduanya selama melaksanakan ibadah haji di tanah suci.

“Saya akan patuh kepada dua pendamping saya itu, saya tidak boleh lepas dari mereka,” tambahnya.

Sementara itu terkait kesempatannya untuk bisa melaksanakan haji di tahun ini, Imam mengaku sangat bahagia dan bersyukur karena sudah bisa melengkapi rukun islam.

“Saya sangat bersyukur, bahkan semakin dekat, saya semakin bersemangat,” pungkas penghafal lulusan Pesantren Tebuireng tersebut.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post