Salut! Meski Anak Seorang Bupati, Wanita Ini Tak Malu Berjualan Angkringan

Salut! Meski Anak Seorang Bupati, Wanita Ini Tak Malu Berjualan Angkringan

author photo
Salut! Meski Anak Seorang Bupati, Wanita Ini Tak Malu Berjualan Angkringan

Salut! Meski Anak Seorang Bupati, Wanita Ini Tak Malu Berjualan Angkringan

Menjadi anak seorang petinggi dalam pemerintahan tidak selamanya harus hidup dalam kemewahan ataupun ketenaran. Seperti itu pula yang ditunjukkan oleh Yune Prana Elzuhriya dan suaminya Iwan Surya Purnawan. Keduanya lebih memilih membuka usaha angkringan dibandingkan usaha yang mewah.

Yune yang berusia 38 tahun diketahui merupakan anak Bupati Gunungkidul dan ia bersama suaminya membuka usaha bernama ‘Angkringan Batik’. Usaha tersebut merupakan satu-satunya penopang kehidupan mereka dan sebagai tempat usahanya, ia menggunakan halaman depan rumahnya yang berada di Jalan Pangarsan, Purbosari, Wonosari Gunungkidul.

Tak ada konsep mewah maupun tempat strategis yang Yune bersama suaminya rintis. Justru usaha yang dibuka sejak 26 Mei 2016 itu hanya berkonsep sederhana.

“Anak Bupati buka angkringan, kenapa harus malu, Ibu (Bupati Gunungkidul Badingah) justru mendukung. Dulu ibu juga jualan di pasar,” ucap Yune, sebagaimana dilansir dari situs resmi Gunungkidul, Rabu (13/07/2016).

Dahulu angkringan hanya merambah kalangan bawah, namun kini angkringan telah diterima oleh semua kalangan. Menurutnya, di angkringan pembeli bisa makan dan minum dengan santai. Bahkan seseorang bisa berkenalan satu sama lain di sana.

“Nah kita ingin yang kesini itu makan, minum dan bersosialisasi satu sama lain, sehingga akan menambah pergaulan dan saling berbagi,” tambahnya.

Untuk harga dari setiap menunya, Yune menghargainya sama persis dengan warung lain.

“Semua menu itu kita memasak sendiri dari gorengan, lauk, nasi juga kita masak sendiri,” tuturnya.

Sementara bagi Iwan Surya Purnawan sebagai suami, dirinya lebih memilih usaha angkringan agar resikonya tidak terlalu besar. Jika pun tidak laku, ia dan keluarga bisa mengkonsumsinya sendiri.

“Jika ada yang pesan, kami juga buka layanan antar gratis. Tinggal SMS atau WA pesan apa saya antar sendiri,” ungkapnya.

Dalam satu hari keduanya bisa memperoleh laba kotor sekitar 300 ribu hingga 350 ribu. Sebuah penghasilan yang tidak terlalu besar untuk seorang anak Bupati. Meskipun begitu ia tetap bersyukur dan memiliki impian untuk membuat suasana angkringannya penuh dengan batik. Nantinya para pembeli bisa bersantap sembari melihat-lihat berbagai batik yang dipajang disana.

“Dilihat dari nominal, penghasilan saya tidaklah besar. Tapi dengan kunci ketekunan dan kesabaran siapa tahu besok bisa buka cabang,” pungkas Iwan.

Baca Juga:


Semoga usaha keduanya semakin maju dan diberkahi Allah. Aamiin

Next article Next Post
Previous article Previous Post