Nenek Ini Tempuh Jarak 7 Km Sejak Subuh Tanpa Alas Kaki Demi Mencari Penghidupan

Nenek Ini Tempuh Jarak 7 Km Sejak Subuh Tanpa Alas Kaki Demi Mencari Penghidupan

author photo
Nenek Ini Tempuh Jarak 7 Km Sejak Subuh Tanpa Alas Kaki Demi Mencari Penghidupan

Nenek Ini Tempuh Jarak 7 Km Sejak Subuh Tanpa Alas Kaki Demi Mencari Penghidupan

Berbagai kisah yang menginspirasi sudah layaknya menjadi sebuah tanda untuk senantiasa bersyukur dalam kehidupan ini. Salah satunya adalah kisah seorang nenek yang terus berjuang mencari penghidupan dengan berjualan sayur.

Yang membuat kagum sekaligus sedih adalah nenek yang diketahui bernama Mbah Jiyem tersebut berjalan sejauh 7 km tanpa alas kaki dan berangkat sejak subuh.

“Saya berangkat biasanya jam 4 subuh, masih gelap terus lewat kuburan buat ke pasar,” ucap nenek berumur 85 tahun tersebut.

Nenek Ini Tempuh Jarak 7 Km Sejak Subuh Tanpa Alas Kaki Demi Mencari Penghidupan
Mbah Jiyem tanpa alas kaki
Sebelum berkeliling, ia terlebih dahulu mengambil dagangannya di pasar seperti sayuran dan kerupuk. Setelah itu nenek asal Kota Reog tersebut menjajakan dagangannya dengan menggendongnya dan menjinjing sisanya.

Tubuh yang sudah renta membuat Mbah Jiyem terlihat bungkuk ketika memanggul sayuran dagangannya. Ia pun berjalan sangat pelan dan sering kali berhenti untuk istirahat di pinggir jalan.

Meskipun perjuangannya cukup melelahkan, namun hasil yang didapat tidaklah sebanding. Akan tetapi ia tetap bersyukur atas rezeki yang didapatnya hari itu.

“Ya cuma 20 ribu sehari, cuma cukup buat makan bersama suami di rumah,” ucapnya.

Kondisi yang renta tidak membuat semua pembelinya tergugah. Justru terkadang ada sebagian pembeli yang bersikap nakal dan menipu Mbah Jiyem. Salah satunya seperti ketika Mbah Jiyem disuruh membeli sesuatu di toko. Ketika Mbah Jiyem kembali, dagangannya hilang dibawa pembeli tersebut.

Namun ada pula pembeli yang merasa kasihan terhadap Mbah Jiyem. Salah satunya adalah Wati yang berkata, “Ya kasihan sehari cuma dapat segitu. Biasanya kalau kesini saya kasih nasi dan sayur buat dibawa pulang biar nanti di rumah tidak masak lagi.”

Bagi Mbah Jiyem, pekerjaan apapun akan ia tekuni selama pekerjaan tersebut halal dan bisa untuk makan. Ia pun tetap bersyukur atas kondisinya tersebut.

Baca Juga:


Semoga kita selalu bersyukur atas nikmat Allah seperti yang dilakukan Mbah Jiyem tersebut.
Next article Next Post
Previous article Previous Post