Dikucilkan 16 Tahun, Pria Berkaki Tidak Sempurna Ini Kini Jadi Guru Ngaji

Dikucilkan 16 Tahun, Pria Berkaki Tidak Sempurna Ini Kini Jadi Guru Ngaji

author photo
Dikucilkan 16 Tahun, Pria Berkaki Tidak Sempurna Ini Kini Jadi Guru Ngaji

Dikucilkan 16 Tahun, Pria Berkaki Tidak Sempurna Ini Kini Jadi Guru Ngaji

Sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dengan bentuk yang sebaik-baiknya dibandingkan dengan makhluk lainnya. Meskipun begitu Allah menguji manusia dengan berbagai cobaan lewat bentuk fisik untuk mengetahui sejauh mana ia mampu bersyukur kepadaNya dibalik cemoohan orang lain.

Seperti itu pula yang dialami oleh Dadi Iskandar (39 tahun) yang tinggal di Kampung Buaran 02/03 Buaran Serpong, Tangerang Selatan. Kondisi fisiknya berbeda dari kebanyakan warga kampungnya dimana ukuran kaki kanan yang dimilikinya berukuran sangat kecil.

Apa yang menimpa tubuhnya tersebut sebenarnya terjadi sejak kecil. Awalnya ketika lahir, kondisi tubuhnya masih normal. Akan tetapi ketiga berusia 3 bulan, orang tuanya pun membawa Dadi ke puskesmas untuk diberi imunisasi polio.

Ternyata setelah mendapatkan imunisasi tersebut, tubuh Dadi yang masih kecil mendadak demam tinggi dan setelah itu kaki kanan Dadi pun terlihat tumbuh tidak sempurna.

“Yah, namanya sudah nasib, mau diapain lagi. Kita cuma bisa ikhlas.” Ucapnya

Sejak saat itu Dadi yang terus beranjak tumbuh sempat mengalami minder dan kerap kali mendapat ejekan dari teman seumurannya. Alhasil ia merasa dikucilkan selama 16 tahun dari pergaulannya karena kondisinya yang tak sempurna.

Akan tetapi semua berubah setelah ia mendapatkan nasehat dari guru ngajinya. Dalam nasehat tersebut sang guru berpesan bahwa Dadi harus bangkit dan tidak boleh menutup diri.

Sang guru berkata, “Dadi, kamu harusnya bersyukur dikasih ujian begini sama Allah. Kita tidak tahu apa yang terjadi terhadap kita kedepannya.”

Pesan yang disampaikan gurunya itu pun membuat Dadi menjadi lebih bersemangat dan berubah menjadi seorang yang religius sekaligus periang. Rasa minder karena dikucilkan dahulu pun berusaha ia kubur dalam-dalam dan mulai kembali bersosialisasi dengan masyarakat. Alhasil ia kini bisa berumah tangga dan memiliki 3 orang putra.

Dalam hal mencari nafkah, ia kini menjadi seorang guru ngaji privat dari rumah ke rumah. Dadi juga dulu bukanlah seorang anak yang manja dimana sehingga ia berusaha mencari uang sendiri dengan jalan menjadi pembungkus arang dan tukang cukur rambut. Apa yang dilakukannya tersebut, ia jalani di sela-sela menjadi seorang guru ngaji hingga saat ini.

“Waktu itu saya berpikir mau kerja apa saja karena melamar pekerjaan tidak diterima dimana-mana.” tuturnya

Tak hanya itu saja, ia kini membuka warung kecil-kecilan yang menyediakan sejumlah kebutuhan pokok dan makanan ringan.

Kini Dadi pun menjadi sosok yang pandai bersyukur, meski di tengah kondisinya yang tidak normal dan kehidupan yang pas-pasan.

Baca juga:


Semoga menjadi inspirasi untuk para muslim lainnya yang kini merasa dikucilkan atau minder karena keterbatasan fisik.

Next article Next Post
Previous article Previous Post