Di Gereja, Mahasiswa UIN Juga Sholat, Bahkan Nangis Saat Pendeta Bersholawat

Di Gereja, Mahasiswa UIN Juga Sholat, Bahkan Nangis Saat Pendeta Bersholawat

author photo
14 mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, jurusan study perbandingan agama dan resolusi konflik Fakultas Ushuluddin mendatangi Gereja Kristen Jawa (GKJ) Margoyudan, Jalan Mongonsidi, Solo. Pada saat malam misa natal, Kamis (24/12) lalu.

14 mahasiswa UIN ikut natal
14 Mahasiswa UIN ikut Natal  / © Merdeka.com


Seperti dilansir dari Tribun, Kedatangan Taufik (mahasiswa UIN Jogja) di acara (misa natal 2015 di gereja) tersebut merupakan inisiatifnya sendiri. Ia bersama 13 orang rekannya berangkat dari Yogyakarta pukul 10.30, mengendarai dua mobil. Mereka menyempatkan diri berwisata di Kota Solo, saat siang.

“Pak Wahyu (Pendeta GKJ Margoyudan Solo) adalah dosen kami di Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam. Beliau mengajar mata kuliah teks suci Al-Quran dan kitab agama lain. Kami ingin mengucapkan selamat Natal saja dengan datang ke sini,” bebernya.

Taufik mengimbuhkan, meski ada Fatwa haram mengucapkan selamat Natal, tak menyurutkan niatnya maupun belasan rekan seagamanya.

Ketika mendengar Pendeta Wahyu Nugroho mengumandangkan Sholawat Nabi, Saat ibadah Natal di GKJ (Gereja Kristen Jawa) Margoyudan, Kamis (24/12/2015), Kedua tangan Taufik gemetar, pipinya berlinangan air mata.

"Saya tidak menyangka pak pendeta bersholawat di depan ribuan jemaat di sini. Saya benar-benar terharu. Tangan saya sampai gemetar waktu merekam gambar momen itu. Baru kali pertama saya menyaksikan dan merasakan indahnya toleransi beragama," kata mahasiswa UIN Kalijaga Yogyakarta itu, usai menghadiri ibadah malam Natal.

Pendeta Wahyu Nugroho memaparkan kehadiran para mahasiswa itu saat ibadah Malam Natal sangat berarti.

Baca Juga: Masuk Gereja, Ini Alasan 14 Mahasiswa UIN Yogyakarta

Ia mengatakan sangat tersentuh ada orang-orang yang menjunjung tinggi nilai toleransi beragama.

"Saya bersyukur, ini menunjukkan bahwa Islam di Indonesia tidak seperti yang dipikirkan beberapa orang. Untuk menghormati kehadiran mereka, ijinkan saya bersholawat, karena Natal kali ini bebarengan dengan Maulid Nabi," tutur Wahyu kemudian menyenandungkan Sholawat Nabi di hadapan para jemaat.

Bahkan saat berlangsungnya malam misa natal kemarin mereka meminta izin kepada Wahyu untuk melaksanakan sholat maghrib dan isya, akan tetapi karena tidak ada ruang untuk sholat mereka melaksanakan sholat di ruang milik pendeta sekaligus dosen mereka.

"Saat ibadah berlangsung kan melewati waktunya sholat Magrib atau Isya gitu. Mereka minta izin untuk melaksanakan salat. Dan pak pendeta memberikan kamarnya untuk mereka sholat," kata Sekretaris umum GKJ Margoyudan, Winantyo Atmojo DJ, seperti dilansir dari merdeka.

***

Benar-benar ini adalah mencampuradukkan aqidah dan ibadah, namun dilakukan oleh mereka yang katanya "terpelajar" bahkan mereka sangat terharu kala sang pendeta melantunkan sholawat. Padahal, shalawat adalah ibadah Islam.

Allah SWT berfirman :

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bersholawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (QS. Al Ahzab : 56)
Baca Juga: Jangan Menggurui Al Qur'an Tentang Arti "Toleransi"

Misa natal adalah ibadah kristen yang sudah ditegaskan kekufurannya jika mengikutinya. Hanya Islam agama yang diridhoi Allah Ta’ala (lihat QS Al-Maaidah: 3) dan masalah tauhid tidak boleh dicampur dengan kekufuran yang tidak diridhai oleh Allah Ta’ala (lihat QS Ar-Ruum: 7).

Wallahu A'lam
Next article Next Post
Previous article Previous Post