Felix Siauw: Selama ini Mereka Nuduh Orang Lain Anti-Pancasila, Emang Omnibus Law itu Pancasilais?

Felix Siauw: Selama ini Mereka Nuduh Orang Lain Anti-Pancasila, Emang Omnibus Law itu Pancasilais?

author photo
Felix Siauw: Selama ini Mereka Nuduh Orang Lain Anti-Pancasila, Emang Omnibus Law itu Pancasilais?



Katanya DPR itu wakil rakyat, dan namanya wakil itu harusnya ya nurut sama yang ngasih tugas, manut ama atasannya, ya itu rakyat. Tapi agaknya kebanyakan wakil rakyat itu ga paham.



Dulu, rakyat ga mau BBM naik, disurvei 90% ga rela, ya tetep aja dinaikin. Sekarang juga sama, omnibus law, apapun penjelasannya, rakyat gamau, eh digas juga, tengah malam lagi.



Demi apa coba mereka gitu? Yang jelas bukan demi rakyat. Demi pengusaha kali? Tapi kok tega-teganya, ngadu rakyat bentrok ama polisi, jatuh banyak korban. Ini semua demi siapa sih?



Udah gitu masih juga muka tembok, kalo kata orang betawi, budeg. Bukan cuma diem seribu bahasa, mikrofon orang lain juga dimatiin. Nggak mau introspeksi, merasa bener sendiri, salahin orang lain.



Jadi udah tau kan, bukan radikalisme yang mereka selalu koarkan yang jadi masalah, bukan juga intoleransi, bukan masalahnya. Tapi kerakusan, keserakahan, gila duit, itu yang buat hancur Indonesia



Selama ini mereka nuduh orang lain anti-pancasila, sekarang rakyat udah tau siapa yang sebenernya anti-pancasila, ya yang tukang tuduh itu. Emang omnibus law itu pancasilais?



Terus siapa sih yang dukung pemerintah yang ngotot omnibus law disahkan DPR sampe-sampe di tengah malem? Padahal siang aja biasanya mereka molor? Ya para buzzer dan influencer bayaran.



Sekali lagi, demi apa sih mereka yang nge-sah-in undang-undang yang bikin rusuh ini? Udah ngeliat kekacauan kayak gini, kok masih aja tega-teganya pertahanin untuk bela pengusaha?



Memang susah kalau hidup itu hanya diukur dari banyaknya duit yang didapet ya. Itulah kenapa perlu Islam yang dijadiin sistem kepemimpinan. Supaya orang punya contoh, para pemimpin yang nggak bisa dibeli, karena jiwanya udah kebeli sama Allah.



By Felix Siauw


Next article Next Post
Previous article Previous Post