Bos Kalbe Farma Umumkan Harga Obat Covid-19 Rp 3 Juta per Dosis

Bos Kalbe Farma Umumkan Harga Obat Covid-19 Rp 3 Juta per Dosis

author photo
Bos Kalbe Farma Umumkan Harga Obat Covid-19 Rp 3 Juta per Dosis


Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius secara resmi menyebutkan harga obat antivirus Covifor atau Remdesivir yang dikerjasamakan dengan perusahaan asal India Hetero yakni PT Amarox Pharma Global.

"Harga sekitar Rp 3 juta per pile (dosis), dan harga sangat tergantung dengan volume," ujarnya, di Jakarta, Kamis, 1 Oktober 2020.

Menurut Vidjongtius, harga obat Covid-19 itu bisa berubah di kemudian hari bila volume permintaannya meningkat. "Harga sangat tergantung dengan volume. Jika volumenya meningkat, harga bisa ditinjau kembali,” ucapnya.

Sebelumnya Gilead Science Inc. pada Juni lalu mengumumkan harga obat antivirus Remdesivir ini dipasarkan dengan harga US$ 2.340 atau Rp 33 juta per pasien untuk pengobatan selama 5 hari.

Gilead memperluas voluntary non-exclusive license kepada Hetero untuk memproduksi dan mendistribusikan Remdesivir di 127 negara. Indonesia termasuk dalam 127 negara itu dalam rangka memperluas akses ke pengobatan Covid-19.

Adapun Hetero adalah perusahaan di India yang pertama kali meluncurkan Remdesivir generik. Perusahaan itu telah memasok sekitar 800.000 dosis obat untuk lebih dari 100.000 pasien di berbagai negara.

Selain itu, Hetero juga telah memasok Remdesivir ke Asia, Afrika, dan beberapa Negara Amerika Latin serta Commonwealth of Independent States (CIS). Hal ini terdapat dalam perjanjian lisensi dengan Gilead.

Kalbe Farma dalam pengadaan obat ini hanya bertugas memasarakan dan mendistribusikan obat bekerjasama dengan Amarox Pharma Global. Sementara produksi obat dilakukan di fasilitas produksi induk usaha Amarox Pharma Global yakni Hetero di India.

Adapun, Hetero adalah perusahaan farmasi generik dan produsen obat antiretroviral terkemuka di India. Anak usahanya Amarox Pharma Global juga sudah menerima persetujuan Emergency Use Authorization (EUA) untuk Remdesivir dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM).

Lebih jauh, Vidjongtius menyebutkan, pihaknya tidak membatasi berapa nilai investasi yang disiapkan untuk pengadaan obat Covid-19 tersebut. “Untuk investasi, buat kami di Kalbe, ini lebih kepada pengadaan barang impor dari India. Jadi kami tidak membatasi berapa investasi yang kami siapkan ini lebih kepada modal kerja,” ucapnya.
Next article Next Post
Previous article Previous Post