Ustaz Adi Hidayat atau UAH menemukan obat COVID-19 yang bersumber dari Hadits. Obat ini sebagai hasil risetnya selama 6 bulan pandemi COVID-19.
Hal ini diungkapkan UAH saat menjadi penceramah diacara Dies Natalis ke-64 Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (10/9/2020).
Direktur Quantum Akhyar Institute ini mengatakan, obat ini lebih tepat disebut dengan pendekatan Thibbun Nabawi (pengobatan ala Rasulullah).
Terbukti cara ini telah dipakai oleh Pemerintah Tiongkok saat Wuhan dilanda pandemi COVID-19. Hebatnya Tiongkok saat COVID-19 menyerang Wuhan, presidennya mengumpulkan semua tim medis, dokter, ahli herbal untuk menangani pandemi tersebut.
"Ada sekitar 1000 list yang mereka petakan termasuk dari sisi muamalah dan masya Allah, Tiongkok dapat keluar dari masalah COVID-19. Artinya, mereka melihat peluang dan rahmat Allah yang diisyaratkan Nabi sehingga mereka bisa memanfaatkan peluang tersebut," beber UAH.
UAH menegaskan bahwa hasil risetnya ini bisa diuji oleh siapa saja yang ingin membuktikan kebenarannya. Meski UAH tidak menyampaikan secara detail jenis herbalnya, dia menyatakan bahwa obat Thibbun Nabawi sangat efektif menangani COVID-19.
UAH mengatakan selain mengonsumsi herbal ini, seseorang harus membangun persepsi yang positif sebagai salah satu cara untuk sembuh dari segala penyakit. Hal ini sudah dijelaskan dalam Alquran. Ada zikirnya diajarkan oleh Alquran, misalnya doa Nabi Ibrahim, doa Nabi Ayyub 'alaihissalam yang divonis orang tak akan sembuh, ternyata Allah menyembuhkannya lewat doa beliau yang populer.
"Allahumma annii massaniyadh-dhurru wa Anta Arhamur Roohimiin (Ya Allah Tuhanku, sungguh aku telah ditimpa penyakit (derita) dan Engkau Tuhan yang Maha Penyayang dari semua penyayang). (Surah Al-Anbiya: Ayat 83).
Kemudian juga harus bersikap optimistis bahwa sakit itu akan sembuh. Kita lihat bagaimana Alquran mengajarkan ayat-ayat optimistis seperti Surah Al-Insyirah: "Fainna Ma'al 'usri Yusro (karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan). Ada juga ayat di Surah Al-Baqarah: "Laa Yukallifullahu Nafsan illaa Wus'aha (tidaklah Allah membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya).
"Saya sudah Zoom dengan 9 direktur rumah sakit dan beberapa pakar. Saya tidak katakan ini obat. Saya lebih menyukai namanya pendekatan Thibbun Nabawi. Saya juga sudah meriset gejala COVID-19 ini," jelas UAH.
UAH membeberkan persepsi bagaimana peluang yang dibaca oleh Tiongkok sehingga menjadikan ini sebagai rahmat. Mereka bisa selamat dari hantaman COVID-19 dan bisa meningkatkan ekonominya.
"Ketika saya riset gejalanya mulai dari imun menurun, pernafasan terganggu dan lain sebagainya, saya cari referensi dari Hadis Nabi dan Masya Allah Alhamdulillah ditemukanlah satu herbal yang mencakup semua gejala tadi. Dan dunia internasional belum mengetahui ini," uangkap UAH.
Di Indonesia juga belum ditemukan materinya. Ini hanya ada di dua tempat di dunia. Di zaman Nabi ini juga telah dipraktikkan. Gejala serupa juga pernah ditangani Nabi dengan pendekatan bisa diminum, bisa juga dimasukkan ke hidung. Setelah saya cek, ternyata materinya sudah ada di jurnal internasional. Namun, UAH merahasiakan jurnalnya.
"Ini hanya kami dapatkan dari 2 tempat di dunia yaitu Himalaya dan Saudi Arabia bagian timur. Saya sudah pesan langsung dari Himalaya. Ketika saya pesan, ternyata herbalnya harus masuk dulu ke China Wuhan. Alamatnya ternyata tercantum nama Wuhan," beber UAH.
UAH juga mengungkapkan herbal ini bisa dipakai untuk obat diabetes. Penggunaannya hanya boleh dikonsumsi dua pekan. "Saya ingin katakan betapa ini rahmat dari Allah yang harus kita syukuri," ucapnya.
Di akhir paparannya, UAH mengatakan jika negara membutuhkan ini, silakan diuji. "Saya tidak akan mengambil manfaat apapun dari ini melainkan karena kecintaan kami kepada Indonesia. Hanya satu saja, sebutkan bahwa referensinya dari Hadis Nabi," kata UAH.