Benarkah Indonesia Bakal Jadi 'Kelinci Percobaan' Vaksin Corona China?

Benarkah Indonesia Bakal Jadi 'Kelinci Percobaan' Vaksin Corona China?

author photo
Benarkah Indonesia Bakal Jadi 'Kelinci Percobaan' Vaksin Corona China?


Vaksin Corona COVID-19 dari Sinovac, China, akan memasuki uji klinis tahap III. Indonesia jadi salah satu negara yang ikut berpartisipasi karena vaksin akan diberikan pada sekitar 1.620 warga di bawah pengawasan Bio Farma dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Terkait hal tersebut, ada sebagian orang yang menganggap masyarakat Indonesia dijadikan 'kelinci percobaan' untuk vaksin China.

Beredar kabar pula di media sosial yang menyebutkan bahwa uji coba vaksin virus corona atau Covid-19 dari Tiongkok hanya dilakukan di Indonesia.

Kabar tersebut dibagikan oleh akun Facebook Ahmad Ghozali pada Selasa 21 Juli 2020, dengan mengklaim bahwa Indonesia hanya dijadikan kelinci percobaan vaksin virus corona oleh Tiongkok.

Bersamaan dengan klaim yang dibagikan, akun Facebook Ahmad Ghozali menuliskan narasi sebagai berikut:

"Dalam Sejarah Pemimpin Dunia, Hanya Di Rezim Saat Ini Yang Bahagia Melihat Rakyatnya Akan Di Jadikan Kelinci Pecobaan Vaksin Corona Dari China. Sedangkan China Sendiri Tak menguji Coba Pada Rakyatnya Sendiri," demikian bunyi narasi tersebut.

Menanggapi rumor tersebut, Vaksinolog dr Dirga Sakti Rambe, MsC, SpPD, menjelaskan bahwa vaksin Corona itu sebetulnya sudah lebih dulu menjalani uji klinis di China.

Memang sudah menjadi standar operasional pembuatan vaksin bahwa tahap uji klinis III dilakukan pada populasi yang lebih luas.

Oleh sebab itu negara seperti Brasil dan Bangladesh juga ikut berpartisipasi.

"Tidak betul kalau dianggap sebagai kelinci percobaan. Itu sudah jadi prosedur standar. Namanya kita mau menggunakan vaksin baru, tentu perlu diuji coba dulu. Dari mana pun datangnya vaksin itu kita perlu coba dulu di orang Indonesia," kata dr Dirga, Senin (27/7/2020).

Lebih lanjut dr Dirga menjelaskan bahwa relawan yang akan ikut uji klinis juga sudah disaring agar memenuhi kriteria tertentu. Tujuannya untuk memastikan bahwa vaksin benar-benar aman digunakan sehingga masyarakat tidak perlu khawatir.

"Itu semua sudah ada protokolnya yang berlaku di seluruh dunia. Jadi enggak sembarangan orang diambil. Enggak. Orangnya harus sehat, usianya harus sekian, tidak ada penyakit tertentu, dan ini dipantau secara ketat," kata dr Dirga yang menambahkan bahwa penelitian uji klinis ini sifatnya suka rela.
Next article Next Post
Previous article Previous Post