Dampak Corona, Stress Akibat PHK Sebabkan Rentetan Bunuh Diri

Dampak Corona, Stress Akibat PHK Sebabkan Rentetan Bunuh Diri

author photo
Dampak Corona, Stress Akibat PHK Sebabkan Rentetan Bunuh Diri


Dampak Corona bukan hanya menyebabkan kematian akibat virus itu sendiri, tetapi juga faktor lain seperti stress.

Berhentinya roda perekonomian telah menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan meningkatkan stres yang bersangkutan.

Beberapa kasus PHK telah berujung kepada tindakan bunuh diri. Masalah ini juga harus menjadi perhatian pemerintah, tentang perlunya pelayanan psikolog bagi mereka yang stres.

Kasus terbaru tentang warga bunuh diri akibat stres buntut PHK terjadi di Jombang, Jawa Timur.

Seperti diberitakan beritajatim, Anang Junaedi (23), warga Desa Sumbermulyo, Kecamatan Jogoroto, Jombang mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di dapur rumahnya, Kamis (16/4/2020).

“Berdasarkan keterangan keluarga, korban di-PHK sejak satu bulan ini. Sejak itu, korban cenderung tertutup, bahkan mengurung diri di rumah,” ujar Kapolsek Jogoroto AKP Bambang Setyobudi.

Bambang menjelaskan, Anang ditemukan menggantung di dapur. Korban ditemukan oleh Sri Rahayu (51). Sri berteriak minta tolong.

Warga berdatangan memberikan bantuan. Kejadian itu kemudian dilaporkan ke polsek setempat. Jasad Anang langsung dibawa ke RSUD Jombang. “Korban meninggal di rumah sakit tersebut,” kata Bambang menambahkan.

Hasil visum luar, lanjut Bambang, tidak ditemukan bekas kekerasan pada tubuh korban. Artinya, yang bersangkutan meninggal karena bunuh diri.

“Dugaannya, mengalami depresi karena terkena PHK,” pungkas Bambang.

Masih ada beberapa kasus serupa yang terjadi di berbagai daerah yang cukup memprihatinkan.

Surat PHK di Kantong (Bali)


Wabah Covid-19 mengakibatkan banyak karyawan hotel dan villa dirumahkan, bahkan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Bali. Kondisi ini disikapi beragam oleh para karyawan yang terkena PHK.

Seorang pegawai villa, IMJ (34) ditemukan tewas di rumahnya, Perumahan Alam Tegal Banjar Pendem, Desa Dalung, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Bali, pada Kamis (2/4/2020). Polisi menemukan surat pemutusan hubungan kerja (PHK) saat memeriksa jenazah korban.

"Memang di sakunya ditemukan surat PHK," kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Badung Iptu Ketut Oka Bawa, Jumat (3/4/2020). Oka menyebut, tak ditemukan bekas kekerasan dari tubuh jenazah tersebut.

Ditagih Cicilan Mobil (Karawang)


Pemilik taksi online bernama Juna Lismi (33) nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Ia ditemukan di kebun yang terletak di Lilingir, RT 02/06, Cipayung, Cikarang, Kabupaten Bekasi pada Senin 6 April 2020.

"Anak korban sempat melihat bapaknya melepaskan tali tambang ayunan yang ada di dalam rumahnya. Korban lalu menyembunyikan tali itu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus, saat, Selasa 7 April 2020, dikutip dari vivanews.

Setelah tahu ternyata korban nekat gantung diri, istri dan anak korban lantas meminta tolong kepada warga sekitar.

Warga sekitar pun menurunkan korban dari tali tambang dan menurunkan korban ke tanah. Tapi, korban sudah meninggal dunia saat ditolong oleh warga. Polisi lantas menginterogasi para saksi termasuk keluarga korban.

Berdasar pengakuan istri korban, sebelum bunuh diri, korban sempat didatangi seseorang yang menagih cicilan kendaraan miliknya.

Mobil yang dicicil biasa dipakai korban untuk bekerja sehari-hari. Diduga kuat hal inilah yang jadi pemicu korban nekat gantung diri.

"Dari keterangan istri korban, bahwa sebelumnya ada seorang laki laki yang datang ke rumahnya menagih cicilan kredit mobil. Setelah itu korban sering melamun karena sudah 2 bulan tidak narik," kata Yusri Yunus lagi.
Next article Next Post
Previous article Previous Post