Cita-cita Siti Zubaidah Sebelum Suami Meninggal Dibakar Massa

Cita-cita Siti Zubaidah Sebelum Suami Meninggal Dibakar Massa

author photo
Siti Zubaidah (25) tak bisa menyembunyikan wajah bersedih di mukanya. Suaminya Muhammad Al Zahra alias MA (30) meninggal dunia dengan tragis saat dibakar massa karena dituduh mencuri ampli. Mimpinya bersama suami, tahun ini bisa belil rumah harus kandas.

Cita-cita Siti Zubaidah Sebelum Suami Meninggal Dibakar Massa
Siti Zubaidah


Rumah bercat biru tipe 36 yang ditinggali Siti Zubaidah, terus didatangi sejumlah pelayat. Rumah yang berlokasi di Kampung Jati, Desa Cikarang Kota, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi kini tampak suram setelah ditinggal pergi MA untuk selamanya.

Siti dan suaminya sudah tinggal di rumah sewa itu sejak tahun 2012 lalu atau setahun setelah mereka menikah. Di rumah itu Siti dan MA sudah dikaruniai satu orang anak yang pertama bersama Alif Saputra (4).

Dan kini Siti masih mengandung anak keduanya yang sudah berusia 7 bulan.

"Suami saya memang ingin beli rumah tahun ini untuk kami tinggal bersama. Makanya suami kerja keras," katanya.

Namun, cita-citanya itu harus kandas setelah peristiwa mengerikan terjadi pada Selasa 1 Agustus 2017 lalu.

Di hari naas itu, MA dituduh mencuri tiga unit ampli milik mushola Al Hidayah di Kampung Cabang Empat RT2 RW 1, Desa Urip Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi. Awalnya, MA bersama-sama warga melaksanakan shalat berjamaah di dalam mushola. Hingga MA pergi meninggalkan mushola paling akhir.

Usai MA meninggalkan mushola, ada seorang warga melihat ampli mushola hilang. Hingga MA pun dituding mencuri barang milik mushola tersebut. Warga yang mengatahui alat pengeras suara itu hilang langsung mengejarnya. Tepat di Pasar Muara, MA tertangkap warga hingga dipukuli sampai tak sadarkan diri. Tak lama kemudian, MA pun menjadi sasaran amuk massa dan dibakar di lokasi kejadian.

Kini, Siti Zubaedah, hanya bisa merelakan nasib yang dialaminya. Dia hanya bisa tawakal menjalani kehidupan ini tanpa disertai suami untuk selama-lamanya.

Bahkan, sampai sekarang Siti masih percaya bila aksi main hakim sendiri itu salah sasaran.

“Saya yakin, suami saya tidak seperti itu. Suami saya bukan pencuri yang dituduhkan,” kata Siti.

Wanita berhijab itu menjelaskan, jika suaminya MA sehari-hari berprofesi sebagai tukang servis alat pengeras suara atau amplier. Bahkan, Siti meyakini amplier yang ada di lokasi kejadian adalah milik suaminya yang baru saja dibeli dari orang lain.

“Suami saya sering membeli ampli bekas dari orang lain. Di rumah ampli itu diperbaiki untuk dijualnya kembali,” jelas Zubaedah.

Pengakuan Siti atas pekerjaan suaminya itu dibuktikan dengan banyaknya ampli bekas yang terlihat di rumah kontrakan milik MA. Dimana mana keperluan untuk service ampli berserakan di pojok pojok ruangan.

Sedang menurut Pandi, 40, selaku orangtua Siti mengatakan, saat kejadian berlangsung, menantunya itu dalam hal ini MA sedang menurunkan amplifire dari sepeda motor untuk menghindari aksi pencurian. Naasnya, upaya MA malah dianggap lain. Pandi menjelaskan, menantunya justru dianggap melakukan pencurian ampli milik mushola.


Baca Juga:


“Menantu saya adalah orang yang taat dan rajin beribadah. Saya yakin dia mau menurunkan amplifire karena hendak shalat. Tapi malah diteriaki maling,” jelasnya.

Next article Next Post
Previous article Previous Post