Mengapa Bisa Ada Pembuat Hadist Palsu? Ternyata Ini Alasannya

Mengapa Bisa Ada Pembuat Hadist Palsu? Ternyata Ini Alasannya

author photo
Dalam ilmu hadist terdapat apa yang disebut dengan hadist palsu atau hadist maudhu’. Hadist jenis itu merupakan perkataan dusta yang dibuat atau direkaya dan kemudian dinisbahkan kepada Rasulullah. Bahkan hadist palsu lebih buruk dibandingkan dengan hadist yang lemah atau dhaif.

Rasulullah sendiri telah mengecam siapa saja yang membuat kedustaan mengatasnamakan dirinya.

Mengapa Bisa Ada Pembuat Hadist Palsu? Ternyata Ini Alasannya

Rasulullah bersabda, “Siapa saja yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka bersiaplah menempati tempat duduknya di neraka.”

Meski demikian, tetap saja ada yang berusaha membuat hadist atau keterangan palsu dan menyandingkannya atas nama Rasulullah. Berikut adalah beberapa alasan atau motivasi para pembuat hadist palsu tersebut.

1. Guna Mendekatkan Diri Kepada Allah

Kelompok pembuat hadist palsu ini sebenarnya memiliki tujuan untuk memotivasi manusia agar berbuat amal kebaikan ataupun menakut-nakuti orang untuk melakukan perbuatan munkar. Biasanya pemalsu hadist ini merupakan kalangan zuhud dan penganjur kebaikan. Kelompok ini pun merupakan seburuk-buruknya pembuat hadist palsu karena manusia menerima hadist tersebut lantaran percaya kepada mereka.

Salah satu contohnya adalah Maisarah ibn Abdi Rabbihi. Dalam Adh Dhuafaa, Ibnu Hibban meriwayatkan dari Ibnu Mahdi, ia berkata: “Aku bertanya kepada Maisarah ibn ‘Abdi Rabbihi, ‘Dari mana Anda mendatangkan hadits-hadits ini, siapa yang membaca ini, maka ia akan mendapatkan ini’, ia kemudian menjawab, ‘Saya membuatnya untuk memotivasi manusia’.”

2. Guna Memenangkan Madzhab Yang Dianut

Permasalahan kesatuan umat yang sulit terbina lantaran adanya fanatisme terhadap madzhab ataupun kelompok. Bahkan pendahulu mereka berani memalsukan hadist guna memenangkan madzhab yang dianut. Beberapa kelompok tersebut seperti Syiah yang membuat hadist tentang Ali bin Abi Thalib.

‘Ali adalah sebaik-baik manusia, barangsiapa meragukannya maka ia telah kafir’.

Pendukung madzhab Abu Hanifah pun ada yang memalsukan hadist yang bunyinya, ‘Akan ada di tengah-tengah umatku seorang laki-laki yang dipanggil Abu Hanifah, dia adalah pelita umatku’.

3. Untuk Merusak Ajaran Islam

Kelompok ini dengan sengaja membuat hadist palsu guna merusak ajaran Islam. Mereka tidak mampu melawan Islam secara terang-terangan sehingga solusinya adalah dengan membuat sejumlah hadist palsu.

Salah satu contohnya adalah hadist yang dibuat oleh Muhammad Ibn Sa’id Asy Syami yang isinya yakni, ‘Saya adalah penutup para Nabi, tidak ada lagi Nabi setelahku, kecuali yang Allah kehendaki’.

Sepintas terlihat benar, padahal sudah jelas bahwa tidak ada lagi nabi selain Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan itu sudah final. Untunglah para ulama berhasil menguak hadist tersebut sehingga umat Islam tidak terkena fitnah dari kalangan ini.

4. Guna Menjilat Penguasa

Mereka yang ingin mendapatkan dukungan atau simpati dari penguasa juga menggunakan hadist palsu. Salah satunya yang dilakukan oleh Ghiyats Ibn Ibrahim An Nakha’i Al Kufi terhadap Khalifah Bani Abbas, Al Mahdi.

Guna meraih simpati Khalifah yang senang bermain-main dengan burung merpati, Ghiyats kemudian menambahkan hadist Rasulullah.

‘Tidak ada perlombaan kecuali bermain pedang, pacuan hewan, adu ketangkasan, dan bermain burung’.

Penambahannya terletak pada ‘bermain burung’. Khalifah Al Mahdi pun mengetahui penambahan keterangan tersebut dan segera memerintahkan untuk menyembelih merpatinya dan berkata, ‘Aku yang menanggung beban atas hal itu’.

5. Untuk Mendapatkan Rezeki Atau Penghidupan

Kelompok pemalsu hadist ini merupakan Qushshash (tukang cerita). Mereka membuat cerita yang menyenangkan masyarakat dan membuat mereka terpukau. Alhasil masyarakat pun akan memberi kelompok tersebut uang. Hal ini seperti dilakukan oleh Abu Sa’id Al Madaini.

6. Guna Meraih Popularitas

Kelompok ini merupakan para pembuat hadist yang asing dan ingin dikenal sebagai jalur dari sanad yang dikenal oleh para pencari hadist. Harapannya nama mereka pun kian dikenal luas, seperti yang dilakukan oleh Ibnu Abi Dihyah dan Hammad An Nashibi.

Baca Juga:


Demikian beberapa alasan mengapa bisa ada yang membuat hadist palsu. Semoga kita senantiasa berhati-hati serta mengkaji hadist yang sekiranya bertentangan. Wallahu A’lam

Next article Next Post
Previous article Previous Post