Keinginan Sederhana Gadis Lumpuh Yang Ditinggal Kedua Orangtuanya Ini Akhirnya Terwujud

Keinginan Sederhana Gadis Lumpuh Yang Ditinggal Kedua Orangtuanya Ini Akhirnya Terwujud

author photo
Setiap orang memiliki keinginan yang bermacam-macam, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik. Seperti kisah seorang gadis lumpuh berusia 25 tahun yang tinggal di Dusun Rege, Desa Pandan Indah, Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah NTB.

Melalui akun Instagram Divisi Humas Polri, kisah tentang gadis bernama Unsim ini langsung membuat haru sekaligus menjadikan sebagian orang terketuk hatinya untuk membantu.

Keinginan Sederhana Gadis Lumpuh Dan Ditinggal Kedua Orangtuanya Ini Akhirnya Terwujud

Unsim sejak lahir memang mengidap penyakit yang membuatnya lumpuh total dan hanya mampu berbaring di dalam gubuk yang sangat sederhana. Bahkan bisa dikatakan bahwa gubuk tersebut tidak layak huni.

Kondisinya yang memprihatinkan tersebut membuat salah seorang polwan bernama AKP Pratiwi Novianti SH terketuk hatinya. Terlebih ketika mengetahui bahwa keinginan dari Unsim saat ini adalah bisa memiliki kasur yang empuk. Ini karena Usim sejak kecil tak pernah tidur di kasur dan harus merasakan kerasnya dipan kayu tanpa bantal.

Siapa pun pasti ingin mewujudkan keinginan gadis yang sehari-harinya hanya bisa berbaring tersebut.

“Sesak rasanya hati ini ketika ditanya apa yang paling diinginkan di dunia ini. Dengan suara yang agak lirih dia hanya menjawab sebuah kasur. Alas empuk yang selama 25 tahun tidak dapat ia rasakan. Hati siapa yang tidak akan terketuk jika mendengarnya langsung,” ucap Pratiwi.

Keinginan Sederhana Gadis Lumpuh Dan Ditinggal Kedua Orangtuanya Ini Akhirnya Terwujud

Bersama dengan neneknya yang bernama Satrim (65 tahun), Unsim hidup dalam keterbatasan. Sementara kedua orangtuanya merantau demi mencari penghidupan.

Maka pada hari Kamis, (15/9/2016) AKP Pratiwi membawa sebuah kasur untuk Unsim yang menjadi impiannya sejak kecil. Tak hanya itu saja, polwan tersebut juga membawa beberapa perabot rumah tangga sekaligus membedah beberapa bagian gubuk tempat Unsim berlindung dari hujan dan sinar matahari.

Melihat perjuangan dari Polwan tersebut, Unsim dan neneknya tidak mampu menahan rasa haru lantaran belum ada pihak pemerintah yang mengulurkan tangan membantu mereka.

Memang untuk menuju rumah Unsim, jalan yang ditempuh cukup jauh dan termasuk daerah yang terpencil.

“Memang kami belum mampu untuk membedah rumah Unsim seperti layaknya acara di televisi, namun kami harap agar bantuan yang kami berikan ini dapat memanggil para penderma lainnya agar mau membagikan sebagian rezekinya untuk Unsim agar dapat hidup dengan layak,” tuturnya.

Baca Juga:



Next article Next Post
Previous article Previous Post