Inilah Bedanya Ujian, Musibah Dan Azab

Inilah Bedanya Ujian, Musibah Dan Azab

author photo
Inilah Bedanya Ujian, Musibah Dan Azab │ Ketika datang keburukan, kesulitan dan kesempitan dalam hidup, kadang banyak yang berkata agar kita bersabar menghadapinya karena hal itu adalah ujian dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Akan tetapi, benarkah segala kesulitan itu adalah ujian? Bagaimana jika hal itu adalah azab yang membinasakan? Sedangkan kita tidak pernah meminta ampunan dan rahmat-Nya karena kita tidak tahu bahwa kita sedang diazab.

Inilah Bedanya Ujian, Musibah Dan Azab

Agar hal ini tidak terjadi, berikut adalah penjelasan mengenai perbedaan ujian, musibah dan azab.

1. Ujian

Ujian dari segi bahasa merupakan suatu bentuk penyelidikan atau percobaan yang berupa kesenangan ataupun kesulitan. Baik berupa kebaikan ataupun keburukan.

Sesungguhnya ujian diberikan oleh Allah kepada setiap manusia dengan tujuan yang jelas yaitu menguji siapa saja hambaNya yang mau bersyukur atas nikmat yang diperoleh dan siapa saja hamba yang mau bersabar ketika ditimpa kesulitan. Dengan demikian akan diketahui siapa yang paling baik amalannya.

Allah Ta’ala telah menjelaskan dalam Al Qur’an bahwa Dia akan menguji kita semua dengan berbagai kondisi.

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS Al Anbiya 35)

“Dan kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk.” (QS Al A’rof 168)

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya.” (QS Al Kahfi 7)

Dalam menafsirkan surat Al Anbiya ayat 35, Ibnu Katsir mengatakan bahwa terkadang Allah akan menimpakan ujian berupa musibah ataupun kenikmatan sehingga Dia akan mengetahui orang yang syukur dari yang kufur dan yang bersabar dari orang yang putus asa.

Tentunya ujian yang Allah berikan disesuaikan dengan kadar kesanggupan setiap manusia sehingga dengan ujian tersebut, bertambahlah keimanannya dan bertambah pula pahala baginya.

Memang sebagian besar manusia mungkin akan kuat menghadapi kenikmatan dan lalai ketika mendapat kesulitan. Namun ada juga sebaliknya dimana mereka akan kuat menghadapi kesulitan dan susah untuk menghadapi kenikmatan.

Nantinya ujian yang mengharuskan kita bersabar dan bersyukur akan bermuara pada pembersihan dosa dan dihilangkannya siksa di neraka, sebagaimana sabda Rasulullah:

“Tidaklah seorang mukmin atau mukminah yang ditimpa suatu bala’ (cobaan) sehingga ia berjalan di bumi tanpa membawa kesalahan. Senantiasa cobaan itu datang menimpa seorang mukmin dan mukminah pada dirinya dan hartanya sampai dia berjumpa dengan Allah tanpa ada satu pun dosa pada dirinya.”

2. Musibah

Musibah lebih identik dengan sesuatu yang tidak kita sukai. Musibah juga menjadi semacam teguran atas kesalahan kita agar nantinya kesalahan tersebut tidak berbuah dosa di akhirat. Karenanya ditegur di dunia akan lebih baik dibandingkan harus menanggung dosa yang tak pernah hilang di akhirat sana.

Bahkan dalam berbagai ayat dijelaskan bahwa jika Allah mencintai suatu hamba, maka Ia akan memberikan hukuman di dunia atas dosa hamba tersebut. Namun jika Ia membenci hambaNya, maka Ia akan menunda-nunda hukuman tersebut di dunia dan nantinya akan ditunaikan saat berada di akhirat.

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS Asy Syura 30)

“(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengatakan: “Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” Mereka itulah yang mendapat pengampunan dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS Al Baqarah 155-157)

Jadi musibah yang menimpa diri kita haruslah disyukuri sebagai sarana intropeksi. Kita harus sadar bahwa dalam menjalani kehidupan ini tak pernah lepas dari khilaf dan salah sehingga dengan adanya musibah, kita akan menjadi teringat kelemahan kita. Jangan sampai kita justru menjauh dari Allah ketika mendapatkan suatu musibah seperti yang dijelaskan dalam surat Al Hajj ayat 11.

Jadi bagi seorang mukmin, musibah yang menimpa merupakan ujian dan bagi seorang kafirin, ujian menjadi azab yang sangat pedih.

3. Azab

Azab merupakan siksaan yang akan Allah berikan kepada orang kafir, baik di dunia maupun di akhirat.

“Dan sesungguhnya kami merasakan kepada mereka sebagian azab yang dekat (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS As Sajadah 21)

“Orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbutan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” (QS Ar Ra’du 31)

“Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akherat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.” (QS Hud 16)

Baca Juga:


Demikian penjelasan mengenai perbedaan antara ujian, musibah dan azab. Semoga kita semua termasuk hamba Allah yang beriman dan bertakwa kepadaNya sehingga akan bersyukur ketika mendapat nikmat dan bersabar ketika mendapat kesulitan. Aamiin

Wallahu A’lam
Next article Next Post
Previous article Previous Post