Untuk Suami Yang Tak Sayang Istrinya Lagi, Renungkan Hal Ini!

Untuk Suami Yang Tak Sayang Istrinya Lagi, Renungkan Hal Ini!

author photo
KabarMakkah.Com – Sebuah kisah tentang suami yang tidak sayang lagi kepada istrinya, dituturkan oleh Dr Karim Asy Syadzili dalam bukunya yang berjudul Kado Pernikahan; Bulir-Bulir Cinta Untuk Suami Istri Demi Terwujudnya Pernikahan Yang Barokah.


Untuk Suami Yang Tak Sayang Istrinya Lagi, Renungkan Hal Ini!

Dalam buku tersebut diceritakan seorang suami yang mengeluh ke psikiater tentang persoalan rumah tangganya yang membuat cintanya kepada istri menjadi hilang. Suami tersebut benar-benar kehilangan rasa cintanya kepada sang istri.

***

“Dok, saya benar-benar sudah tidak cinta lagi kepada istri. Seakan-akan rasa itu seperti sebuah kanker yang menggerogoti tubuh hingga tak bersisa”

Dengan tenang, Dokter itu terus memperhatikanku. Merasa nyaman bercerita, aku pun mengeluarkan semua unek-unek yang terasa berat bagiku untuk menahannya.

Dokter itu pun berkata, “Ketahuilah bahwa sebenarnya obat untuk masalah itu sangatlah sederhana.”

“Sederhana? Seperti apakah obat itu, Dok?”

“Cintailah Istrimu saat ini juga.” Pungkasnya

“Apa? Apakah aku tidak salah dengar?”

“Tujuanku kesini adalah untuk mengadukan bahwa cinta terhadap istri sudah kandas dan terasa hambar. Ini justru dokter menyuruhku untuk mencintainya kembali. Apa tidak salah?”

Berkali-kali aku bertanya, berkali-kali juga dokter psikiater itu memberi saran yang sama.

Setelah sedikit hilang rasa marah dalam diriku, akhirnya kuputuskan bertanya mengapa harus menggunakan cara itu.

Dengan wajah yang masih tenang, dokter itu berkata, “Bukankah dulu kamu mencintai istrimu?”

Kujawab, “Iya, dulu aku sangat mencintainya.”

“Apa saja yang dilakukan saat itu untuk membuat rasa cintamu kepada istri menjadi langgeng?”

“Dulu aku biasa memberinya hadiah, mengajaknya jalan-jalan dan menemaninya makan malam di sebuah restoran yang romantis.” Semua kuceritakan bahwa saat itu dunia seakan milik berdua dan rasa cinta saat itu sangat menggelora.

“Coba kau lakukan lagi seperti itu selama satu bulan tanpa henti.” Saran sang dokter.

Meski rasa ragu menghantuiku, namun kuputuskan menyetujui saran sang dokter karena menurutku itu masuk akal juga dan tak ada salahnya untuk dicoba.

Cukup lama berselang tepatnya sekitar satu bulan, aku pun datang kembali ke dokter psikiater. Rupanya dia masih mengenaliku dan menyambut dengan hangatnya. Ia seakan melihat perbedaan kondisi diriku yang sekarang dibandingkan dengan dulu.

Sang dokter bertanya tanpa basa basi, “Jadi bagaimana hasilnya saran saya itu?”

“Sungguh saya berterima kasih atas saran yang dokter sampaikan. Hubungan saya dengan istri kini mulai membaik dan rasa cinta itu kini telah tumbuh kembali. Saya dan istri sama-sama merasakan sebuah rasa cinta yang dulu begitu menggelora. Kita sama-sama saling mencintai lagi.”

Dokter berkata, “Cinta itu merupakan pembiasaan dan tidak seperti kisah-kisah yang ada di film romantis dimana hanya cukup dengan kata dan janji manis saja."

***

Pernahkah mengalami situasi seperti kisah laki-laki tersebut? Kondisi dimana rasa cinta terhadap istri mulai memudar? Janganlah langsung ke psikiater karena sesungguhnya rasa itu bisa diperbaiki dan dibangun kembali dengan lebih baik.

Cinta merupakan kata kerja yang akan hadir jika kita berusaha untuk mengupayakannya.

Rasulullah bersabda, “Salinglah memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencinta.” (HR Bukhari)

Nasehat Rasul ini mengisyaratkan bahwa cinta bisa dibangun dengan saling memberi. Bukan hanya berupa barang, namun juga bisa dengan perbuatan berupa sapaan salam ataupun dengan perhatian.

Setiap kata indah yang diucapkan, setiap perhatian yang kita berikan dan setiap hadiah yang kita persembahkan, semuanya akan bermuara kepada tumbuhnya rasa cinta.

Jangan lupakan juga kekuatan doa karena dengan memohon kepadaNyalah, cinta suami istri bisa tetap langgeng hingga ajal memisahkan keduanya.

Wallahu A’lam

Next article Next Post
Previous article Previous Post