Amalan dan Wasiat Penting dari Habib Umar Al Hafidz

Amalan dan Wasiat Penting dari Habib Umar Al Hafidz

author photo
KabarMakkah.Com – Ulama yang cukup dikenal di Indonesia dan berdakwah hingga lintas negara tak lain adalah Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz. Ulama yang memiliki sikap rendah hati tersebut menetap di Tarim Yaman. Bulan November lalu sempat menyambangi para pecinta Rasulullah SAW yang ada di tanah air dan di negara Jiran Malaysia, Tak lupa beliau memberikan beberapa wasiat pada kaum muslimin.

Amalan dan Wasiat Penting dari Habib Umar Al Hafidz
Habib Umar al-Hafidz dan Habib Ali Zaenal Abidin al-Hamid


Habib Umar memiliki perhatian yang sangat besar terhadap ruhani dari para muslimin untuk hidup dalam jamaah dan hari itu beliau menyampaikan tiga wasiat yang sangat penting bagi kaum muslimin. Salah satunya adalah “Jagalah shalat lima waktu. Usahakanlah agar bisa shalat berjamaah”.

Sebuah wasiat yang sangat penting untuk kesatuan kaum muslimin yang saat ini mulai hidup redup dan tidak menganggap jamaah sebagai sebuah kekuatan untuk bisa bangkit dari keterpurukan.

Selain dari wasiat tersebut, terdapat juga wasiat Habib Umar bin Al-Hafidz lain yang tak kalah penting. Beliau menuturkan untuk selalu menjaga hubungan dengan Rasulullah SAW baik melalui shalawat dan juga melakukan segala yang telah Rasulullah contohkan semasa hidupnya agar kelak di akhirat bisa dibangkitkan bersama-sama dalam keadaan wajah yang bersinar di antara mereka yang bermuka gelap.

Wasiat Pertama Berupa Bacaan

Habib Umar menyampaikan kepada umat muslimin untuk selalu membaca kalimat Hasbiyallahu wa ni’mal wakiil di setiap pagi dan petang sebanyak 7 kali. Beliau menuturkan bahwa barang siapa yang mengamalkan bacaan tersebut, maka keberkahan dari Allah akan tercurah untuknya.

Perkataan beliau ini didasarkan pada hadist Rasulullah yang berbunyi “Barang siapa yang membaca Hasbiyallahu laa ilaha illa huwa ‘alaihi tawakkaltu wahuwa rabbul arsyil ‘adzim sebanyak 7 kali di pagi hari dan petang hari, niscaya Allah mencukupkan apa-apa yang menyusahkannya”.

Kalimat tersebut merupakan salah satu kalimat yang ada pada Al Quran surat At taubah ayat 128 sehingga bukan merupakan kalimat dzikir yang tanpa dalil. Oleh karenanya hafalkan dan ajarkan kepada seluruh anggota keluarga mengenai amalan yang dilakukan oleh Rasulullah dalam bentuk ucapan ini.

Wasiat Kedua Berupa Amalan

Habib Umar bin Al Hafidz menambahkan lagi bahwa wasiat yang kedua adalah menjaga shalat fardhu yang lima waktu secara berjamaah. Sandarannya adalah dari sebuah riwayat yang menyatakan bahwa barang siapa yang shalat lima waktu secara berjamaah, maka Allah akan memenuhi lautan dan daratan dengan pahala baginya.

Tidak inginkah kita memiliki pahala sebanyak itu? Kini niatkan dan lakukanlah shalat wajib secara berjamaah dengan rutin dan mengaharap balasannya dari Allah semata.

Wasiat Yang Ketiga Adalah Adab

Habib Umar menyatakan bahwa wasiat yang ketiga adalah menjaga adab untuk selalu siap sedia agar dapat bertemu dengan Rasulullah. Salah satunya adalah dengan memalingkan pandangan pada sesuatu yang disukai oleh musuh manusia yaitu syetan. Pandangan yang disukai setan tak lain adalah aurat wanita maupun pria yang tak bisa lagi dibendung karena adanya internet dan handphone yang mampu mengakses perzinahan tanpa halangan apapun. Naudzu billahi min dzalika

“Tolaklah segala tipuan setan yang menjerumuskan manusia agar menjadi teman mereka di dalam neraka. Tolaklah segala tipuan tersebut karena hanya akan mendzalimi, mencelakakan dan membuat manusia menjadi gelap.” Pesan beliau

Pandangan memang merupakan salah satu anak panah iblis yang patut diperhatikan. Dalam Hadist Qudsi pun Allah SWT berkata “Barang siapa yang menahannya (pandangan terhadap segala yang haram dan membangkitkan syahwat) karena takut kepadaKu, niscaya Aku menggantinya dengan iman yang dirasakan kelezatannya di dalam dirinya”.

Oleh sebab itu, para kaum muslimin, ambillah tiga wasiat yang disampaikan oleh Habib Umar bin Al-Hafidz tersebut dengan sungguh-sungguh. Yakinlah bahwa kehidupan ini hanya sementara namun akan menjadi sebuah pertanggungan yang akan disidangkan di akhirat sana.

Wallahu ‘alam
Next article Next Post
Previous article Previous Post