Salah satu pelajaran penting yang dapat kita petik hikmahnya dari kisah nabi Musa; kenapa beliau dijadikan Allah di bawah asuhan dan pendidikan Fir’aun adalah agar menjadi pelajaran nyata bagi para muballig dan pejuang kebenaran di jalan Allah untuk tidak ragu-ragu dalam menyampaikan “Al Haq” walaupun terhadap orang yang sudah sangat berjasa di dalam hidupnya.
Jangan sampai jasa, kebaikan dan asuhan selama ini membuat kita menutup mulut untuk mengatakan kebenaran. Jangan bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya ketika ada kebathilan yang harus diluruskan. Apalagi menutup mata rapat-rapat atas kesalahan, sehingga apapun yang ia lakukan adalah kebenaran yang wajib diterima.
Penghormatan dan penghargaan terhadap jasa adalah suatu kewajiban, Namun kebenaran lebih berhak untuk dilaksanakan.
Menyampaikan kebenaran terhadap orang yang sudah berjasa bukan artinya mengingkari terhadap jasa dan kebaikannya, apalagi diartikan sebagai perilaku yang tidak beradab dan berlaku tidak berakhlak kepada pemilik jasa. Tinggal caranya saja yang perlu diperhatikan.
Jangan sampai jasa, kebaikan dan asuhan selama ini membuat kita menutup mulut untuk mengatakan kebenaran. Jangan bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya ketika ada kebathilan yang harus diluruskan. Apalagi menutup mata rapat-rapat atas kesalahan, sehingga apapun yang ia lakukan adalah kebenaran yang wajib diterima.
Penghormatan dan penghargaan terhadap jasa adalah suatu kewajiban, Namun kebenaran lebih berhak untuk dilaksanakan.
Menyampaikan kebenaran terhadap orang yang sudah berjasa bukan artinya mengingkari terhadap jasa dan kebaikannya, apalagi diartikan sebagai perilaku yang tidak beradab dan berlaku tidak berakhlak kepada pemilik jasa. Tinggal caranya saja yang perlu diperhatikan.