Fenomena Pendidikan Bagi Seorang Gus

Fenomena Pendidikan Bagi Seorang Gus

KabarMakkah.Com - Kyai, Tuan Guru, Abah, Ajengan, Buya, Alim Ulama' dan gelar sejenisnya adalah bagian dari kelompok elite dalam strata keagamaan di Indonesia. Mereka sangat dihormati dan dimuliakan oleh santri maupun kaumnya. Karena mereka adalah tempat untuk berkeluh kesah, tempat untuk berkonsultasi baik masalah spiritual maupun sosial oleh masyarakat yang ada di sekitarnya.

Penghormatan ini tidaklah terbatas hanya untuk sang Kyai saja, namun juga menular pada keluarga Kyai tersebut, baik istri maupun anaknya. masyarakat pada umumnya akan menghormati istri dan anak kyai hampir sepadan dengan kyai tersebut.

Ada hal yang menarik dalam adat keluarga per Kyai an Indonesia, terutama di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur, karena anak seorang kyai biasanya dipanggil dengan julukan "Gus" sejak lahir. sedangkan anak kyai yang berjenis kelamin perempuan umumnya akan dipanggil dengan "neng" atau "ning".

Jika kyai di masyarakat atau pesantren adalah seorang Raja, maka seorang Gus bisa dikatakan sebagai "Sang Pangeran" atau "Sang Putri" jika perempuan. Oleh karena itu, mereka juga dihormati dan dimuliakan oleh para santri dan masyarakat sekitar sama halnya seperti menghormati orang tuanya.

Fenomena Pendidikan Bagi Seorang Gus
Ilustrasi Keluarga Kyai


Cara bersalaman dengan Gus atau Ning juga dilakukan dengan mencium tangannya seperti halnya ketika mencium tangan orang tuanya. walaupun anak-anak kyai tersebut belum dewasa.


Permasalahan Pendidikan Bagi Seorang Gus

Dalam lingkup pesantren, Seorang Gus atau anak kyai ibarat Pangeran yang tak pernah salah dan tak mungkin salah, Tak jarang para santri pun ikut memanjakannya dan mengidolakannya secara berlebihan. Sedangkan pada waktu yang sama, Sang ayah sibuk mengurus umat dan para santri serta sibuk dalam berbagai aktifitas pengajian sehingga pendidikan untuk "Sang Pangeran" pun terabaikan. (Baca Juga: Pentingnya Reformasi Pendidikan Untuk Anak Habaib)

Dengan latar belakang seperti itu tentunya tidaklah aneh jika banyak anak kyai yang gagal dalam hal pendidikan, baik formal, spiritual maupun sosial. hal ini terjadi karena anak kyai tersebut hidup dalam kondisi psikologi yang kurang sehat.

Beberapa efek negatif yang ditimbulkan karena kurangnya pendidikan tersebut adalah:

Pandangan bahwa hidup ini didasarkan atas kasta (Perbedaan golongan manusia karena keturunan)

Pemikiran bahwa untuk menjadi sukses tidak harus bekerja keras

Berdasarkan kedua pemikiran inilah yang akan menjadikan seorang anak kyai menjadi gagal dalam kehidupannya. tak jarang mereka bersikap arogan, sombong, merasa mulia dan tidak bisa dikritik ataupun dinasehati oleh orang lain.



cium tangan
Saya Bukan Gus Atau Kyai Namun Tangan Saya Juga Dicium


Solusi Pendidikan Untuk Anak Kyai

Ada beberapa solusi yang akan membantu mengatasi fenomena anak kyai diatas dengan cara sebagai berikut:

- Sang Kyai harus memerintahkan pada semua masyarakat, santri dan anggota keluarga di rumahnya untuk memperlakukan anaknya secara wajar dan umum seperti anak-anak lainnya yang normal. seperti contohnya tidak mencium tangannya ketika berjabat tangan dan tidak memanjakannya secara berlebihan.

- Kyai tersebut haruslah menyadari bahwa pendidikan untuk keluarga haruslah lebih diutamakan daripada pendidikan untuk yang lainnya (QS. Attahrim 66:6)

- Kyai tersebut harus mendidik dan mengingatkan pada anak-anaknya bahwa kesuksesan dalam hidup baik dunia dan akhirat adalah hasil kerja keras, bukan dengan berpangku tangan dan hanya mengandalkan orangtuanya. Kesuksesan dalam hidup ini biasanya diperoleh karena luhurnya budi pekerti, tingginya level pendidikan dan luasnya wawasan keagamaan. tak jarang di zaman akhir ini banyak anak kyai yang gagal sehingga mereka hanya menjadi sampah masyarakat.

- Sang Kyai juga harus mengingatkan pada anak-anaknya bahwa mereka adalah calon penerus perjuangan orangtuanya, maka dari itu mereka haruslah lebih pintar dan rajin dibandingkan dengan orangtuanya karena tantangan dakwah di zaman sekarang tentunya berbeda dengan zaman yang dilewati oleh orangtuanya.

Demikian artikel mengenai pendidikan bagi seorang gus dan solusi untuk mengatasinya, semoga bermanfaat bagi anda.
Next article Next Post
Previous article Previous Post