Ini Nih 7 Ciri-ciri Orangtua Yang Salah Dalam Mendidik Anak, Apakah Kita Termasuk?

Ini Nih 7 Ciri-ciri Orangtua Yang Salah Dalam Mendidik Anak, Apakah Kita Termasuk?

author photo
Apakah kita termasuk orangtua yang salah dalam mendidik anak? Mari kita simak beberapa ciri-ciri berikut ini, semoga tulisan singkat ini bisa menjadi bahan intropeksi karena sejatinya anak adalah amanat dari Allah yang harus dijaga dan dididik dengan baik:

Ini Nih 7 Ciri-ciri Orangtua Yang Salah Dalam Mendidik Anak, Apakah Kita Termasuk?


1. Sering mengeluarkan kata-kata sumpah serapah, makian, dan kutukan pada anak

"Anak goblog! Pelit! Tolol! Tak tahu diuntung!"

Pernahkah kita mengucap caci maki seperti doatas pada anak kita?

Astaghfirullah, ingatlah, kata yang diucap orangtua bisa menjadi doa untuk buah hatinya, apalagi makian dengan membentak bisa merusak sel otak anak, Oleh karena itu jangan pernah melakukan hal ini lagi ya, karena sama sekali bukan contoh yang baik untuk anak. Karena suatu saat mereka akan meniru dan gantian menghujani kita dengan caci maki dan sumpah serapah.

2. Membanding-bandingkan anak, baik dengan saudara kandungnya sendiri maupun dengan anak lain

"Tuh adikmu aja bisa! Kamu kok gini aja gak bisa? Payah... "

Mungkin maksudnya ingin memberikan semangat, tapi ketahuilah, membanding-bandingkan anak dengan individu lain, palagi dengan saudaranya sendiri tentu bukan menjadi cara yang benar. Justru rasa percaya diri anak atau kepercayaan anak pada diri kita akan menurun jika sering dibanding-bandingkan. Tak jarang anak-anak yang diremehkan akan menjadi pemurung dan pemalu hingga usia dewasa.

3. Menasehati anak atau memarahinya di depan orang lain

Menasehati anak di depan orang lain bisa membuatnya malu karena mereka merasa dianggap bodoh, apalagi kalau sampai orangtua memarahi anak di depan umum.

Anak akan merasa kehilangan kehormatan dan harga diri. Bahkan kemungkinan orang lain yang membully dirinya bisa lebih besar.

"Ibunya saja memarahinya di depan umum, berarti kita pun boleh memarahi dia..." Itulah sinyal yang ditangkap oleh sekitar.

4. 'Menyetir' anak agar menjadi seperti yang diinginkan orangtua

Anak diikutsertakan les bahasa Inggris, les biola, les menyanyi, les berhitung, les tari, astaghfirullah... kalau anak memang senang dan mengerti mengapa ia perlu mengikuti les, rasanya tidak ada salahnya, apalagi jika ia menikmati semua les tersebut.

Namun jika anak justru merasa stress dan bahkan depresi, tolong ayah dan bunda hentikan kebiasaan 'menyetir' anak untuk mengikuti obsesi orangtua.

5. Selalu meminta anak memperoleh nilai terbaik dan tidak mentolerir kegagalan

Orang tua yang bijak akan memberi ruang untuk anak melakukan kesalahan dan membiarkan mereka belajar dari kegagalan yang pernah dialaminya, karena menyadari pentingnya kegagalan untuk mendidik anak bisa menjadikan mereka lebih kuat dan bersabar.

Namun orangtua yang salah dalam mendidiknya akan menerapkan cara 'perfeksionis' di mana anak tidak boleh gagal sama sekali.

6. Jarang berinteraksi atau mengobrol bebas dengan anak

Hanya sekadar memakaikan anak baju, memandikan, menyuapi, mengajak bermain dan meninabobokan tidaklah dapat dikatakan telah berinteraksi dengan anak.
Apakah kita sudah tahu kegiatan kesukaan anak? Pelajaran apa yang mereka anggap sulit? Siapa teman terdekat mereka? Siapa guru di sekolah yang mereka sukai? Apa yang terjadi hari ini di sekolah mereka?

Kita akan mengetahui banyak hal tentang anak-anak ketika mengobrol bebas dan lepas dengan mereka.

7. Ogah meng-upgrade diri dengan ilmu parenting terkini

Orangtua yang tak mau tahu dengan ilmu parenting terkini berarti tak mengerti tingginya kedudukan ilmu dalam Islam. Banyak yang perlu dipelajari karena hubungan orangtua dengan anak bisa menjadi hubungan yang sangat rumit.


Next article Next Post
Previous article Previous Post