Inilah 7 Ayah Terhebat Sepanjang Masa, Bagikan Agar Suamimu Bisa Meneladaninya

Inilah 7 Ayah Terhebat Sepanjang Masa, Bagikan Agar Suamimu Bisa Meneladaninya

author photo
Apakah anda seorang ayah? Jika anda ingin menjadi seorang ayah yang baik yang layak dihormati, ada baiknya anda berkenalan dengan tiga sosok ayah terbaik di dunia ini. Siapa sajakah mereka?

Inilah 7 Ayah Terhebat Sepanjang Masa, Bagikan Agar Suamimu Bisa Meneladaninya


1.  Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam 

Siapa yang tidak kenal beliau? Rasulullah dikenali oleh semua orang, baik musuh ataupun kawan. Bahkan pakar sejarah Abad ini, Michael H Hart menobatkannya sebagai orang nomor satu yang paling berpengaruh di dunia.

Nabi Muhammad memiliki 4 putra dan 4 putri, walaupun keempat putranya meninggal saat masih kecil, tetaplah beliau ayah yang terbaik sepanjang masa. Jiwa penyayangnya kepada anak-anak tidak diragukan lagi. Nabi Muhammad menyayangi semua anak kecil meskipun tak memiliki hubungan darah dengannya.

Beliau senantiasa menciumi anak kecil ketika berjumpa dengan beliau, mengajak balap lari, dan membuat lelucon jenaka merupakan keahliannya, dalam menghibur anak dan cucunya. Beliau juga merupakan sosok penyabar dan tidak suka memarahi anak kecil.

Walaupun sabar dan tidak suka marah kepada anak kecil, bukan berarti menghilangkan sifat tegas beliau dalam mendidik anak. Rasulullah tidak segan menegur anaknya apabila menyalahi adab yang dibenarkan Islam. Beliau pernah menegur Umar bin Abu Salamah “Hai nak! Bacalah basmalah, menyuaplah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang ada didekatmu!” dari Aisyah HR. Bukhari dan Muslim.

Beliau bahkan pernah bersabda, “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya Fatimah binti Muhammad mencuri, tentu Muhammad akan memotong tangannya.” HR. Bukhari. Melalui contoh di atas kita mengetahui sebagai seorang ayah kita patuh dekat dengan anak akan tetapi tidak menghilang ketegasan dan objektivitas tetang kebenaran.

2. Nabi Ibrahim Alaihissalaam

Nabi Ibrahim AS menjadi sosok ayah terhebat berikutnya karena keberhasilan beliau dalam membina keluarga. Hasil dari didikan beliau dalam keluarga antara lain: menjadikan Sarah, istrinya menjadi istri yang sholehah, Hajar yang tegar, serta Ismail putra yang sholeh yang mampu menguatkan dan mengokohkan keimanan bapaknya.

Nabi Ibrahim menjalankan perintah Allah Subhanahu wa ta'ala. Sebagai seorang ayah beliau telah mampu melampaui ujian yang berat dan mampu meyakinkan kepada keluarganya mengenai arti ketaatan terhadap perintah Allah.

3. Nabi Ya'qub Alaihissalaam (Ayahnya Nabi Yusuf)

Nabi yang juga dikenal sebagai Nabi Isroil dan menjadi nenek moyang Bani Israil ini menjadi ayah terhebat bukan karena memiliki anak Nabi Yusuf yang berwajah sangat tampan. Namun, hal yang tidak kalah keren darinya adalah kesabaran beliau dalam mengenalkan perkara baik dan buruk kepada semua anaknya.

Sifat iri yang kerap dimiliki oleh anak terhadap perhatian orang tua mereka kepada saudaranya juga dialami oleh anak Yaqub. Rasa iri ini yang menjerumuskan anak-anak Ya'qub untuk berbuat jahat kepada anak paling bungsu yang bernama Yusuf. Meskipun mengetahui anak-anaknya telah berbuat jahat kepada Yusuf, Yaqub tidak serta-merta membuang dan mengusir anaknya dari rumah.

Namun Yaqub justru mendoakan ampunan kepada Allah untuk anak-anaknya. Beliau juga menasehati dan mendoakan semoga anak-anaknya mendapat hidayah dan berubah menjadi lebih baik. Sikap kesabaran ini yang seharusnya dimikili oleh seorang ayah yang memiliki anak nakal atau bermasalah.

Karena kekurangan anak bukan berarti menjadi alasan seorang ayah untuk membencinya. Namun menjadi tanggung jawab orang tua lah untuk meluruskan jalannya.

Beliau juga masih memberikan harapan anak-anaknya untuk berubah dan berbuat baik saat meminta Bunyamin untuk ikut ke Mesir. Rasa percaya ayah kepada anak inilah yang beliau terapkan. Orang tua harus bersikap tegas namun tidak menghakimi dan melabel negatif terhadap anak. Setelah ibu, Seorang ayah semestinya menjadi seorang yang paling dekat dan paling percaya kepada anak-anaknya.

4. Nabi Dawud  Alaihissalaam

Mengenali potensi anak dan mengasahnya, itulah keahlian yang dimiliki oleh raja adil dan terkenal sangat kaya raya ini. Nabi Dawud telah mengetahui potensi kecerdasan Nabi Sulaiman (anak Nabi Dawud) jauh ketika anaknya masih belia.

Ketika mengetahui potensi anaknya, Dawud giat mengasah kecerdasan Sulaiman untuk memimpin kerajaan dan memberikan hukum yang adil terhadap suatu perkara. Sulaiman senantiasa diajak berdiskusi dan melihat cara menyelesaikan masalah-masalah penting dalam kerajaan.

Alhasil Sulaiman tumbuh kemampuan analisisnya dan menjadi pemuda cerdas. Hal ini yang harus dimiliki seorang ayah. Mengenali bakat positif anaknya dan mendukungnya baik secara mental dan material.

Karena mengenali bakat anak sejak dini penting dilakukan guna menentukan arah pendidikan yang sesuai dengan anak.

Nabi Dawud juga patut menjadi contoh bagi para ayah yang anti kritik dan sulit mendengarkan pemikiran anaknya. Beberapa hukum yang sulit seperti saat kasus kambing yang memakan tanaman di kebun tetangganya dapat diselesaikan Nabi Dawud dengan bantuan anaknya, Sulaiman. Meski Nabi Dawud harus menerima kritikan anaknya. Beliau akhirnya bisa berlapang dada menerima masukan anaknya sejauh hal tersebut membawa ke arah yang lebih baik.

Sering kali orang tua menganggap dirinya selalu benar dan anak harus mendengarkan semua nasehatnya. Mengkritik nasehat orang tua sering kali dianggap sebagai membantah atau menentang orang tua. Hal-hal semacam itu sebaiknya diperbaiki. Sudah saatnya ayah intropelsi diri, membuka pikiran dan mencoba menyaring masukan anaknya.

Sebagai Ayah semestinya mau mendengar masukan anak dan mengarahkannya ke arah yang positif dan memperbaiki dengan hikmah dan ramah jika ada kesalahan. Membantah dengan kasar saat anak salah justru membuat anak menjadi semakin jauh dan tidak percaya terhadap orang tua.      

5. Nabi Zakaria Alaihissalaam

Urutan ayah terhebat yang kelima adalah nabi Zakaria. Ayah yang satu ini memang patut diacungi jempol dalam hal berdoa kepada Allah agar diberikan anak. Bahkan beliau berdoa hingga usianya 90 tahun. istrinya, Isya tak juga kunjung memiliki anak.

Tanpa keraguan Zakaria terus berdoa dan bermunajat kepada Allah agar dikaruniai anak, Kisah ini disebutkan dalam Surah Maryam ayat 2-6.  Berkat kesungguhan dan keyakinannya dalam berdoa, akhirnya Allah mengabulkan permintaannya. Anak idaman orangtua ini kemudian diberi nama Yahya.

Kisah Nabi Zakaria yang disebut dalam surah Maryam memberikan kita hikmah dan  gambaran bahwa tugas menjadi ayah terjadi jauh sebelum terbentuknya janin.

Nabi Zakaria telah mendoakan anaknya menjadi anak yang diridhai-Nya jauh sebelum istrinya hamil. Persiapan menyambut seorang anak tidak hanya setumpuk popok dan baju bayi saja, akan tetapi calon orang tua hendaknya juga mendoakan calon anaknya agar menjadi anak yang sholeh/sholeha.

6. Nabi Syuaib Alaihissalaam

Tugas terakhir sekaligus tugas terberat seorang ayah yang memiliki anak perempuan adalah mencarikan pasangan dan menikahkannya. Memilih calon menantu lelaki yang akan menikahi anak perempuannya bukan perkara yang mudah. Memiliki dua orang putri yang pemalu, Nabi Syuaib telah mengetahui jika anak perempuannya menyukai Nabi Musa sejak pertama kali bertemu. Melalui isyarat perkataan bahwa Musa kuat dan bisa dipercaya serta memintanya menjadi pelayan, Syuaib juga sudah mengetahui bahwa anaknya telah jatuh hati kepada Musa.

Namun kriteria Syuaib memilih menantu bukan hanya perkara 'cinta'. Untuk membuatnya yakin bahwa Musa adalah lelaki yang baik untuk anaknya Syuaib meminta mahar nikah berupa bekerja dengannya selama 8-10 tahun. Dengan waktu tersebut diharapkan Syuaib dapat mengenal pribadi Musa lebih baik. Selain itu waktu tersebut juga berguna untuk memberikan nasehat dan perbaikan untuk Musa sebelum menjadi menantunya.

Hal ini patut diperhatikan oleh semua ayah yang akan memilih calon menantunya. Memilih calon menantu untuk putri kita tidak hanya berdasarkan kesukaan anak saja. Akan tetapi lebih dari itu, seorang ayah juga harus mengenali pribadinya terlebih dahulu. Selain itu Syuaib juga terbukti pandai mendidik anak perempuannya menjadi wanita yang pemalu.

Pemalu dalam artian positif. Kedua anaknya malu dan tidak mau berkumpul dengan lain jenis yang bukan mahramnya untuk berebut mengambil minum ternak di sumur. Mereka lebih memilih menunggu. Selain itu, anak perempuannya juga malu seraya menutup wajahnya ketika berbicara kepada Musa, pria asing yang baru dijumpainya.

7. Luqman Al-Hakim

Berkat kebijakannya dalam mendidik anak, Sosok yang satu ini membuat namanya diabadikan dalam Al Quran. Beliau merupakan orang kedua yang bukan nabi akan tetapi ditulis di dalam Alquran setelah Maryam. Meskipun bukan seorang nabi namun Allah memberikan ilmu dan hikmah (kebijaksanaan) kepadanya sebagaimana yang tertulis di Surah Luqman ayat 12-19.

Berkat keistimewaan tersebut Luqman bisa menasehati anaknya dengan sangat bijak dan arif. Secara tersirat Allah memerintahkan kepada para ayah untuk menasehati anaknya seperti Luqman menasehati anaknya.

Beberapa isi wasiat Luqman kepada anaknya diantaranya supaya mentauhidkan Allah dan melarang syirik. Beliau juga berpesan untuk senantiasa berbuat baik kepada orang tua dan menuruti perintahnya selama perintah itu tidak bertentangan dengan perintah Allah serta tidak berbuat sombong dan menjaga suara di muka bumi. Selain itu beliau juga mengingatkan anaknya bahwa segala sesuatu yang dilakukan baik-buruknya akan dimintai pertanggungjawaban di hari akhir.

Pada suatu hari Luqman Hakim telah masuk ke dalam pasar dengan menaiki himar (keledai). Melihat hal tersebut, seorang pun berkata, "Lihat itu orang tua itu tidak kasihan membiarkan anaknya berjalan kaki". Setelah mendengarkan cibiran, Luqman pun turun dari himarnya, lalu menaruh anaknya di atas himar. Melihat yang demikian, maka orang berkata, "Lihat orang tuanya berjalan kaki sedangkan anaknya asyik menaiki himar, sungguh kurang ajar anak itu".

Usai mendengar kata-kata itu, Luqman pun terus naik ke atas belakang himar itu bersama-sama dengan anaknya. Kemudian banyak orang mencibirnya dengan berkata lagi, "Lihat itu dua orang menaiki seekor himar, Kasihan, sungguh tersiksanya himar itu."

Mendengar percakapan tersebut, maka Luqman dan anaknya turun dari himar itu. Kemudian terdengar lagi suara orang berkata, "Dua orang berjalan kaki, sedangkan himar itu tidak dinaiki.".

Dalam perjalanan mereka berdua pulang ke rumah, Luqman Hakim menasehati anaknya tentang sikap manusia. "Sesungguhnya seorang manusia tak akan terlepas dari percakapan manusia lainnya. Maka orang yang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah semata. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang menjadi pertimbangannya dalam tiap-tiap satu."

Kemudian Luqman Hakim melanjutkan nasehatnya,

"Wahai anakku,tuntutlah rezeki yang halal supaya kamu tidak menjadi fakir. Sesungguhnya tiadalah orang fakir itu melainkan tertimpa kepadanya tiga perkara, yaitu tipis keyakinannya (iman) tentang agamanya,lemah akalnya (mudah tertipu dan diperdayai orang),dan hilang kemuliaan hatinya (keperibadiannya). Lebih celaka lagi daripada tiga perkara itu ialah orang-orang yang suka merendah-rendahkan dan meringan-ringankannya."

Nasihat Luqman Al-Hakim

Di antara nasihat Luqman yang terdapat dalam Al-Quran Surah Luqman ialah:

1). Jangan mempersekutukan Allah  (Luqman [31]:13).
2). Berbuat baik kepada dua orang ibu-bapanya (Luqman [31]:14).
3). Sadar akan pengawasan Allah (Luqman [31]:16).
4). Dirikan salat (Luqman[31]:17).
5). Perbuat kebajikan (Luqman [31]:17).
6). Jauhi kemungkaran (Luqman [31]:17).
7). Sabar menghadapi cobaan dan ujian (Luqman [31]:17).
8). Jangan sombong (Luqman [31]:19).

Diantara nasehat Luqman Al Hakim kepada Anaknya

Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hidup.

"Anakku,jika makanan telah memenuhi perutmu,maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan ibadah,dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir."

"Anakku,kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya."

"Anakku,ikutlah engkau pada orang-orang yang sedang menggotong jenazah,jangan kau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu."

"Anakku,aku sudah pernah memikul batu-batu besar,aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya."

"Anakku,aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan."

"Anakku,aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Tetapi aku belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang."

"Anakku,sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah:
1). Jika kau beribadah pada Allah,jagalah pikiranmu baik-baik.
2). Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
3). Jika kau berada di tengah-tengah majelis,jagalah lidahmu.
4). Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu.
5). Ingatlah Allah selalu.
6). Ingatlah maut yang akan menjemputmu.
7). Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain.
8). Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.

Subhanallah... Demikianlah 7 sosok ayah terhebat dalam Islam yang bisa menjadi teladan umat. Jadi, bagi siapapun yang ingin menjadi seorang ayah yang baik, contohlah mereka!
Next article Next Post
Previous article Previous Post